Gangguan pendengaran adalah ketidakmampuan mendengar salah satu atau kedua telinga. Kondisi ini dapat menyerang berbagai usia, tak terkecuali bayi. Maka dari itu, skrining pendengaran saja tak cukup mengidentifikasi bayi baru lahir menderita gangguan pendengaran atau tidak.

Karena, dalam beberapa kasus, bayi baru lahir mungkin lolos pemeriksaan saat lahir. Menurut catatan audiology.org, seiring pertumbuhan mereka kehilangan pendengaran karena penyakit, obat-obatan atau alasan genetik secara tiba-tiba atau bertahap.

Gangguan Pendengaran Bayi

Maka dari itu, penting bagi orang tua memperhatikan risiko gangguan pendengaran tiba-tiba pada bayi, yaitu sebagai berikut.

  1. Orang tua atau pengasuh lain memiliki masalah pendengaran
  2. Ada riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran pada masa kanak-kanak
  3. Anak pernah menjalani perawatan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) lebih dari lima hari
  4. Anak memiliki riwayat penyakit kuning yang membutuhkan transfusi darah
  5. Anak telah menjalani kemoterapi atau telah diobati dengan antibiotik intravena yang diketahui beracun bagi organ pendengaran dan/atau keseimbangan
  6. Anak menderita asfiksia perinatal
  7. Anak menerima terapi oksigenasi membran ekstrakorporeal (ECMO)
  8. Anak terkena infeksi yang terjadi sebelum dan sesudah lahir (termasuk CMV, meningitis bakteri dan virus, herpes, rubella, sifilis, toksoplasmosis)
  9. Anak memiliki sindrom, kelainan genetik, atau kondisi kraniofasial yang diketahui terkait dengan gangguan pendengaran

Jika satu atau lebih dari keadaan tersebut terjadi pada sang bayi, orang tua perlu melakukan pemantauan pendengaran secara rutin. Bicarakan dengan dokter anak dan minta rujukan ke audiolog untuk pengujian pendengaran secara lengkap.

Tanda-tanda Gangguan Dengar

  1. Tak hanya itu, orang tua tetap harus memperhatikan kemungkinan tanda-tanda gangguan pendengaran saat anak tumbuh, yaitu sebagai berikut.
  2. Tidak terkejut dengan suara keras pada usia satu bulan atau beralih ke suara pada usia tiga sampai empat bulan
  3. Tidak memperhatikan orang tua sampai dia melihat
  4. Berkonsentrasi pada getaran suara lebih dari jenis suara lainnya
  5. Lambat untuk mulai berbicara, sulit mengerti atau tidak mengucapkan sepatah kata pun seperti “dada” atau “mama” pada usia 12 hingga 15 bulan
  6. Tidak selalu merespon saat dipanggil, terutama dari ruangan lain
  7. Tampaknya mendengar beberapa suara tetapi tidak yang lain. (Beberapa gangguan pendengaran hanya mempengaruhi suara bernada tinggi; beberapa anak memiliki gangguan pendengaran hanya pada satu telinga)
  8. Mengalami kesulitan memegang kepalanya dengan stabil atau lambat untuk duduk atau berjalan tanpa penyangga. (Pada beberapa anak dengan gangguan pendengaran sensorineural, bagian telinga bagian dalam yang memberikan informasi tentang keseimbangan dan gerakan kepala juga rusak)
  9. Ingin volume TV lebih keras daripada anggota keluarga lainnya
Baca Juga :   Cegah Kerusakan Telinga karena Kebisingan dengan Pelindung Pendengaran

Orang tua harus menentukan langkah berikutnya, agar bayi mendapatkan mendapat perawatan yang baik. Menurut catatan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), orang tua perlu melakukan tes pendengaran tahap selanjutnya dengan audiolog pediatrik.

Baca Juga : Begini Ciri-Ciri Bayi yang Memiliki Pendengaran Normal

Pemeriksaan dengan Audiolog pedriatrik

Audiolog pedriatrik akan memberikan lebih dari satu tes untuk bayi yang tak lolos skrining pendengaran awal. Adapun tes oleh audiolog pediatrik, antara lain sebagai berikut.

  1. Tes yang akan memberi tahu audiolog bagaimana telinga luar dan tengah bayi bekerja
  2. Tes yang mengukur bagaimana bayi bereaksi terhadap suara
  3. Sebuah tes mengukur bagaimana telinga merespon suara
  4. Sebuah tes yang mengetahui bagaimana saraf telinga merespon suara
  5. Audiolog juga akan menanyakan pertanyaan tentang riwayat kelahiran bayi, infeksi telinga, gangguan pendengaran dalam keluarga Anda, dan seberapa baik menurut pendengaran bayi

Kesimpulan mengenai pendengaran bayi akan dinilai berdasarkan hasil tes dan laporan orang tua. Kemudian, audiolog akan membagikan hasil tes dengan dokter bayi dan mungkin dokter telinga, hidung dan tenggorokan (otolaryngologist) sampai dokter mata.

Selain itu, audiolog akan bekerja sama dengan para profesional yang dapat membantu orang tua memahami lebih banyak tentang bayinya. Dengan begitu, orang tua dapat memilih perawatan yang lebih efektif serta menentukan akses ke layanan dukungan khusus yang paling sesuai untuk sang anak.

Jika Anda membutuhkan alat bantu dengar bayi, silahkan berkonsultasi dengan tim professional Kasoem Hearing Center untuk mendapatkan pelayanan terbaik sekarang juga.

Rate this post