Putra ketiga Dewi Yull, Panji Surya Putra Sahetapy mendapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai Disabilitas (Tuli) Pria Pertama yang Menyelesaikan Studi Magister di Mancanegara. Merujuk pada istilah, seperti apa pendengaran tuli? Apakah sama dengan gangguan pendengaran? Apa perbedan tuli dan gangguan pendengaran?

Tuli dan Gangguan Pendengaran

Beberapa orang menggambarkan istilah tuli untuk orang-orang yang dinilai tidak dapat mendengar, sebaik orang dengan pendengaran normal. Namun, merujuk World Health Organization (WHO), istilah tersebut memiliki arti berbeda.

Perbedaan tuli dan gangguan dengar

WHO mengklasifikasikan masalah pendengaran menjadi tiga kategori, yaitu gangguan pendengaran, kesulitan mendengar, dan tuli.

Gangguan Pendengaran

Hearing loss atau gangguan pendengaran adalah seseorang yang tidak dapat mendengar sebaik seseorang dengan pendengaran normal. Artinya, mereka dapat mendengar ketika suara berkisar 20 decibel (dB) atau lebih baik di kedua telinga.

Biasanya mereka akan kesulitan dalam mendengar percakapan atau suara keras. Tergantung apa yang mereka alami, gangguan dengar mungkin ringan, sedang, berat, atau berat. Ini dapat memengaruhi satu telinga atau kedua telinga.

Tiga kategori dasar gangguan dengar adalah sebagai berikut.

Gangguan pendengaran sensorineural

Ini terjadi ketika telinga bagian dalam atau saraf pendengaran rusak. Akibat dari kondisi ini, suara di telinga bagian tengah tidak dapat diterjemahkan sebagai suara ke otak dan diterjemahkan. Penyebabnya seperti penuaan, paparan suara keras, cedera, penyakit, obat-obatan tertentu, atau kondisi bawaan.

Gangguan dengar konduktif

Jenis ini terjadi karena ada masalah atau kerusakan pada telinga bagian luar atau tengah. Sehingga, suara dari luar tidak dapat diteruskan sampai ke telinga bagian dalam. Penyebab kondisi ini, seperti kotoran telinga atau benda asing yang terletak di liang telinga, cairan di ruang telinga tengah infeksi atau kelainan tulang atau luka pada gendang telinga.

Baca Juga :   Bagaimana Cara Kerja Alat Bantu Pendengaran?

Campuran

Ini merupakan kombinasi sensorineural dan konduktif. Mereka mungkin mengalami gangguan pendengaran sensorineural terlebih dahulu. Lalu, berkembang menjadi gangguan dengar konduktif.

Hard of hearing

Kesulitan mendengar atau hard of hearing mengacu pada orang dengan gangguan pendengaran mulai dari ringan hingga berat. Orang yang sulit mendengar biasanya berkomunikasi melalui bahasa lisan. Untuk memperkeras suara, bahkan mendapat pengalaman mendengar suara, mereka dapat memperoleh manfaat dari alat bantu dengar, implan koklea, dan alat bantu lainnya serta teks.

Tingkat gangguan pendengaran dan kisaran gangguan pendengaran (dB HL)

  • Normal dapat mendengar suara mulai –10 hingga 15 dB
  • Sedikit dapat mendengar suara mulai 16 sampai 25 dB
  • Lembut dapat mendengar suara mulai 26 sampai 40 dB
  • Sedang dapat mendengar suara 41 sampai 55 dB
  • Cukup parah dapat mendengar suara dari 56 sampai 70 dB
  • Berat dapat mendengar 71 sampai 90 dB
  • Mendalam baru dapat mendengar suara dari 91+ dB

Baca juga: Solusi Gangguan Pendengaran, seperti Apa Proses Operasi Cochlear Implant?

Tuli

Orang ‘tuli’ atau deaf kebanyakan mengalami gangguan pendengaran yang berat. Ini berarti sangat sedikit atau tidak ada sama sekali pendengaran. Mereka sering menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi. Seperti dilansir dari Medineplus.gov, orang tuli dapat memasang implan koklea.

Sebab, memungkinkan menerima dan memproses suara dan ucapan. Karena, alat yang memungkinkan suara dan ucapan diproses dan dikirim ke otak. Hanya saja, implan koklea tidak dapat mengembalikan pendengaran normal.

Sedangkan menurut Cleveland Clinic, seseorang yang tuli dapat mendengar sangat sedikit atau tidak sama sekali. Alat bantu dengar dan perangkat tidak membantu. Seseorang yang tuli dapat menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi.

Baca Juga :   Apa yang Dirasakan Orang Tunarungu Tentang Implan Koklea

Punya Masalah Pendengaran?

Jika memiliki gangguan dengar, bisa menghubungi atau mengunjungi seluruh cabang Kasoem Hearing Center. Sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing Center menyediakan pelayanan hingga solusi.

Berfokus pada one stop solution for all hearing problem, Kasoem Hearing Center melayani pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan oleh audilog profesional untuk bayi dan anak-anak hingga orang tua lanjut usia (lansia).

Tak hanya itu, tersedia teknologi untuk gangguan dengar lain, meliputi alat bantu dengar (ABD), alat bantu dengar hantaran tulang atau Bone-Anchored Hearing Aid (BAHA) sampai cochlear implant (implan koklea).

Segera buat janji temu dengan menghubungi Kasoem Care melalui 08118179910, untuk mengatasi masalah Anda.

Rate this post