Gangguan pendengaran pada bayi dan anak-anak dapat terdeteksi ketika dilakukan screening dan tes pendengaran. Salah satu pemeriksaan pendengaran untuk mereka adalah visual reinforcement audiometry atau VRA. Seperti apa tes tersebut?

Visual Reinforcement Audiometry

Menurut Nicklaus Children’s Hospital visual reinforcement audiometry, disingkat VRA adalah tes pendengaran yang dirancang untuk bayi usia enam bulan sampai anak berusia 2,5 tahun. Tes ini melibatkan penggunaan mainan atau animasi untuk melatih anak melihat ke arah suara.

Kendati cocok untuk usia ketika bayi mengembangkan kekuatan leher dan kontrol, tak menutup kemungkinan visual reinforcement audiometry dapat dijalankan lebih dari usia tersebut. Misalnya, anak-anak yang lebih besar dengan kebutuhan kompleks dan keterlambatan perkembangan.

Prosedur visual reinforcement audiometry

Anak memakai earphone, atau mendengarkan speaker yang terletak di kiri-kanan ruangan. Rangsangan visual juga ditempatkan pada kedua sisi anak. Kemudian, penguji memainkan serangkaian suara yang bervariasi jenis dan intensitasnya untuk menguji pendengaran dan respons anak.

Prinsip Visual Reinforcement Audiometry

Dalam catatan Interacoutics, aspek penting dari VRA adalah elemen penguatan ketika anak melihat target visual setiap kali mereka melihat ke arahnya. Adapun dua prinsip utama pengujian tes pendengaran ini, yakni sebagai berikut.

Pengkondisian

Respons visual reinforcement audiometry ini dikenal sebagai respons terkondisi. Artinya anak mengasosiasikan pemberian stimulus suara dengan imbalan. Dalam hal ini, target visual, yang mereka terima saat melakukan putaran kepala menuju target tersebut.

Kepala menoleh ke arah sasaran visual

Prinsip kedua dari tes penguatan visual ini adalah harus melihat kepala menoleh ke arah target visual. Dalam beberapa kasus, akan mendengar target visual sebagai hadiah visual. Namun pada kenyataannya, ini adalah penguat visual karena berfungsi untuk memperkuat respons head‑turn yang terkondisi selama pengujian.

Pengkondisian anak

Pengondisian anak yang berhasil sangat penting agar pengujian. Sehingga, tes pendengaran ini menjadi efektif dan merupakan titik awal pengujian. Fase pengkondisian melibatkan penyajian stimulus suara pada tingkat pendengaran yang sesuai dan penguat visual pada saat yang sama, untuk mengkondisikan anak bahwa ada hubungan antara keduanya.

Selama pengkondisian, penguji kedua harus membantu mendorong anak untuk melihat ke arah penguat visual dan ini harus melibatkan tingkat penguatan sosial yang sesuai seperti:

  • tersenyum
  • menunjuk
  • bertepuk tangan
  • menampilkan kegembiraan

Seringkali berguna bagi penguji kedua untuk bergerak ke arah penguat visual untuk mengarahkan perhatian anak ke arah tersebut.

Untuk memastikan bahwa pengkondisian telah berhasil, stimulus suara harus tersaji dengan sendirinya.

  1. Jika anak melakukan gerakan memutar kepala secara mandiri ke arah penguat visual, penguat tersebut harus diperlihatkan
  2. Ketika anak tidak berbalik setelah satu atau dua detik, penguat harus tampil sebagai bagian dari pengkondisian berkelanjutan dengan keterlibatan yang tepat dari penguji kedua

Pengkondisian yang berhasil ditentukan oleh setidaknya dua putaran kepala yang independen terhadap penguat visual sebagai respons terhadap stimulus suara saja. Setelah berhasil, penguji dapat memulai tahapan pemeriksaan.

Rekondisi anak

Mungkin perlu untuk melakukan rekondisi pada anak selama pengujian jika tampaknya mereka kehilangan hubungan antara stimulus suara dan penguat visual. Tapi, perlu kehati-hatian dan keterampilan dalam menilai apakah penyebab hilangnya karena pengondisian. Atau mungkin karena suara berada di bawah ambang batas suara anak, sehingga mereka tidak mendengar suaranya.

Meski demikian, dalam beberapa kasus, mungkin anak tak perlu menjalani fase pengkondisian. Apalagi, menghadirkan stimulus suara pertama selama satu atau dua detik tanpa penguat visual terkadang dapat menimbulkan reaksi spontan. Dalam hal ini, masih penting untuk menetapkan dua respons head-turn yang independen sebelum melanjutkan ke tahap pengujian.

Keterbatasan

Jika ada perbedaan antar telinga, hasil pengujian melalui speaker mewakili sensitivitas pendengaran telinga pendengaran yang lebih baik. Sedangkan, untuk memperoleh informasi khusus telinga, pengujian harus di bawah headphone. Anak kecil mungkin tidak dapat menoleransi ini. Selain itu, hasil pengujian terbatas oleh tingkat perkembangan dan atau rentang perhatian.

Perlu informasi lebih lanjut mengenai visual reinforcement audiometry?

Silakan ke Kasoem Hearing Center. Satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015 ini menyediakan tes pendengaran dan keseimbangan dengan berbagai metode oleh audilog profesional. Tes ini tersedia untuk bayi dan anak-anak hingga orang tua lanjut usia (lansia).

Setelah tes, Anda dapat konsultasi mengenai teknologi untuk gangguan dengar meliputi alat bantu dengar (ABD), alat bantu pendengaran koduksi tulang (Baha) sampai cochlear implant (implan koklea). Untuk memaksimalkan pendengaran Kasoem Hearing Center juga menyediakan layanan Auditory Verbal-therapy.

Dengan tagline “one stop solution for all hearing problem“, Kasoem Hearing Center menjadi solusi untuk kebutuhan pendengaran. Hubungi Kasoem Care melalui 08118179910 untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan dan lokasi terdekat Anda.

Rate this post