Gangguan pendengaran perlu pemeriksaan secara detail. Hal tersebut dilakukan dengan tes pendengaran. Ada empat jenis tes pendengaran yang umum untuk menentukan diagnosis. Apa saja itu?
Tes Pendengaran
Pemeriksaan merupakan tes untuk mengukur seberapa baik kemampuan mendengar. Tes ini dapat membantu mendiagnosis gangguan pendengaran, seberapa parahnya, dan bagian pendengaran mana yang tidak berfungsi dengan baik.
Dalam catatan Medline Plus, pemeriksaan pendengaran diperlukan jika memiliki tanda-tanda gangguan pendengaran, seperti berikut.
- Kesulitan mendengar melalui telepon
- Kesulitan memahami apa yang dikatakan orang lain, terutama di lingkungan yang bising
- Perlu menaikkan volume TV sekeras-kerasnya hingga orang lain mengeluh
- Berpikir bahwa orang lain selalu bergumam
- Kesulitan mendengar suara dan nada tinggi
- Mendengar suara berdenging atau suara tidak biasa lainnya di telinga (tinnitus)
- Jika tempat kerja bising, mungkin perlu memeriksakan pendengaran setiap tahun

Empat Jenis Tes Pendengaran Umum
Metode untuk menentukan ambang batas dengar ini ada beberapa macam. Adapun yang umum yang dijalankan ada empat jenis, yaitu tes audiometri, tes garpu tala, timpanometri, dan otoacoustic emissions test (OAE).
Tes pendengaran audiometri (audiometry)
Ini merupakan salah satu jenis tes pendengaran umum untuk memeriksa kemampuan mendengar nada atau kata-kata pada nada dan volume yang berbeda. Untuk tes ini, pasien akan mengenakan headphone dan duduk di ruangan kedap suara. Tes audiometri meliputi hal sebagai berikut.
- Tes nada murni (a pure-tone test) adalah tes skrining yang paling umum untuk gangguan pendengaran. Tes ini menguji suara paling pelan yang dapat didengar pada nada yang berbeda.
- Tes bicara (speech test atau speech discrimination test). Ini memeriksa seberapa baik mendengar orang berbicara, seperti kata-kata sederhana pada tingkat kenyaringan yang berbeda dan beberapa kata akan diucapkan di tengah kebisingan. Lalu, diminta mengulang kata-kata yang terdengara. Tes ini juga dapat menunjukkan seberapa besar alat bantu dengar dapat membantu meningkatkan pendengaran.
Tes pendengaran umum garpu tala
Disebut juga tes konduksi tulang (tuning fork tests atau bone conduction tests), pemeriksaan ini dapat membantu membedakan antara masalah saraf di telinga bagian dalam dan cairan atau kotoran telinga yang membuat sulit mendengar. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan apakah satu telinga mendengar lebih baik daripada telinga lainnya.
Pemeriksaan timpanometri (tympanometry test)
Tes ini untuk memeriksa bagaimana fungsi telinga bagian tengah serta gendang telinga. Caranya dengan:
- memasang sebuah alat kecil di telinga
- alat ini akan mengirimkan udara dan suara ke telinga yang membuat gendang telinga bergerak. Pasien akan merasakan tekanan udara di dalam telinga
- sebuah mesin merekam pergerakan gendang telinga pada grafik yang disebut timpanogram
- jika gendang telinga tidak bergerak secara normal, mungkin mengalami penumpukan cairan atau kotoran di telinga, adanya lubang pada gendang telinga, tumor di telinga, tulang telinga tengah yang tidak bergetar dengan baik atau masalah lain di telinga tengah
Otoacoustic emissions (OAE)
An otoacoustic emissions (OAE) test atau uji emisi otoakustik adalah tes untuk memeriksa apakah ada kerusakan pada sel-sel rambut di koklea atau seberapa baik sel-sel rambut bekerja. Pemeriksaan dilakukan dengan cara:
- sebuah alat kecil yang mengeluarkan suara dan mengukur suara dipasang di telinga
- suara dari alat tersebut membuat cairan di koklea bergetar, yang menggerakkan sel-sel rambut. Saat rambut bergerak, rambut tersebut menghasilkan getaran yang memiliki suara sendiri yang disebut OAE
Jika tes menunjukkan sedikit atau tidak ada gerakan dari sel-sel rambut, artinya orang tersebut mengalami gangguan pendengaran sensorineural.
Hasil Jenis Tes Pendengaran Umum
Tidak ada risiko menjalani tes pendengaran, dari empat jenis tes pendengaran umum dapat menunjukkan apakah pendengaran normal atau mengalami gangguan pendengaran. Jika mengalami gangguan pendengaran, hasilnya akan menunjukkan seberapa parah gangguan tersebut, telinga mana yang lebih terpengaruh, dan apakah mengalami gangguan pendengaran konduktif, sensorineural atau campuran.
Butuh informasi lebih lanjut!
Silakan konsultasi dengan dokter spesialis atau hearing center untuk mengetahui diagnosis yang tepat untuk masalah gangguan pendengaran. Salah satu rekomendasi hearing center adalah Kasoem Hearing Center. Di sana, tersedia informasi mengenai tes pendengaran, teknologi pendengaran sampai rehabilitasi pendengaran.
Sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing Center akan memberikan solusi sesuai kebutuhan masalah pendengaran. Ini termasuk teknologi pendengaran lain seperti alat bantu dengar dan alat bantu dengar hantaran tulang atau Bone-Anchored hearing aid (BAHA).
Namun, teknologi pendengaran saja tak cukup. Sehingga, Kasoem Hearing Center menyediakan program rehabilitasi berupa Auditory Verbal therapy (AVT). Ini bermanfat menunjang kebutuhan komunikasi anak sejak usia dini.
Fokus pada one stop solution for all hearing problem, Kasoem Hearing Center juga memberikan solusi pemeriksaan pendengaran mulai dari bayi, dewasa hingga orang tua lanjut usia (lansia). Jadi, jangan ragu segera kunjungi Kasoem Hearing Center di cabang-cabang terdekat kota Anda!