Organisasi Kesehatan Manusia (WHO) menuturkan bayi dan anak-anak belajar berbicara berdasarkan apa yang mereka dengar di sekitar. Agar keterampilan menyimak dan berbahasa lisan anak-anak berkembang, maka harus bisa mendengar suara orang yang bicara.

Bagaimana jika anak menderita gangguan dengar total?

Orang tua perlu memastikan seberapa parah gangguan dengar anak-anak. Caranya dengan menemui dokter anak, lalu audiolog yang berwenang guna melakukan evaluasi pendengaran yang lengkap.

Tes pendengaran tersebut, di antaranya sebagai berikut.

  1. Auditory Brainstem Response (ABR) atau Automated Auditory Brainstem Response (AABR) ini berfungsi untuk melihat bagaimana saraf pendengaran dan otak merespons suara.
  2. Otoacoustic Emission (OAE) berguna untuk mengetahui seberapa baik kerja telinga bagian dalam atau koklea. Caranya, dengan mengukur emisi otoacoustic atau OAE (suara yang sangat pelan ke luar dari telinga bagian dalam saat merespons suara).
  3. Play Audiometry berfungsi untuk mengukur kemampuan anak. Misalnya balita dan anak-anak pada rentang usia dua hingga lima tahun membedakan antara intensitas suara yang berbeda, mengenali nada atau membedakan ucapan dari latar belakang bising.
  4. Visual Reinforcement Audiometry (VRA) adalah tes yang dirancang untuk menilai pendengaran anak-anak berusia enam bulan hingga sekitar dua hingga tiga tahun. VRA memungkinkan audilog melatih anak-anak dalam merespons suara.
  5. Tympanometry (Timpanometri) merupakan tes pendengaran untuk menunjukkan seberapa baik gendang telinga bergerak dan dapat membantu menemukan masalah telinga tengah, seperti cairan di belakang gendang telinga atau gendang telinga yang berlubang.
  6. Middle Ear Muscle Reflex (MEMR) atau Refleks Otot Telinga Tengah memeriksa otot kecil di dalam telinga yang menegang ketika kita mendengar suara keras. Refleks ini membantu melindungi telinga dari suara keras, yang dapat merusak pendengaran.
  7. Auditory Steady State Response (ASSR) merupakan tes untuk lebih memahami tingkat gangguan pendengaran tiap frekuensi atau jenis suara. Tes ini yang lebih detail dibandingkan dengan ABR.
  8. Central Auditory Evoked Potential (CAEP) merupakan tes yang memungkinkan audiolog melihat apakah jalur pendengaran dari batang otak ke bagian pendengaran otak (korteks pendengaran) berfungsi sebagaimana mestinya.
Baca Juga :   Bagaimana Proses Mendengar Suara pada Manusia?

Derajat Gangguan Dengar

Hasil dari tes pendengaran anak-anak dapat menjadi rujukan orang tua bagaimana menanganinya kelak.

Tingkat keparahan gangguan dengar masing-masing pada anak-anak berbeda. Adapun derajat gangguan pendengaran secara umum, yaitu sebagai berikut.

Ringan

Anak-anak gangguan pendengaran ringan masih dapat mendengar suara orang yang berbicara pada level normal. Namun, suara yang mereka dengar cukup lembut. Sehingga, mereka akan mulai mengalami kesulitan mengikuti percakapan, terutama di lingkungan yang bising.

Sedang

Ketika anak mengalami gangguan pendengaran sedang, ia hampir tak dapat mendengar suara percakapan pada level normal. Akhirnya, mereka mengalami kesulitan mengikuti suatu obrolan.

Parah

Anak-anak dengan gangguan pendengaran berat, tidak akan mendengar atau ucapan ketika seseorang berbicara pada tingkat suara normal. Mereka kemungkinan hanya mengenali beberapa suara keras. Pada level ini, anak-anak akan bergantung pada alat bantu dengar untuk dapat berkomunikasi. Tetapi, ada juga yang mengandalkan kemampuannya membaca bibir.

Berat

Saat anak-anak menderita gangguan pendengaran berat tidak akan mendengar ucapan apapun. Pada tingkat ini, mereka sudah sulit mendengar. Jika tak ada alat bantu dengar, mereka akan bergantung pada membaca bibir dan bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Baca Juga : Begini Dampak Gangguan Pendengaran terhadap Masa Depan Anak

Apa dampak terhadap anak-anak, ketika orang tua tak memiliki kesadaran untuk memeriksa pendengaran?

Ketika bayi lahir tuli dan tidak menerima intervensi yang sesuai, kemampuan bicara dan bahasanya tidak akan bisa berkembang (termasuk keterampilan bahasa isyarat).

Artinya anak tersebut akan tertinggal dari anak-anak lain dengan pendengaran yang baik. Tanpa diagnosis dini dan rehabilitasi yang tepat, anak tersebut bakal kesulitan pergi ke sekolah, belajar, berteman, dan mendapatkan pekerjaan di kemudian hari.

Baca Juga :   Begini Alat Bantu Dengar Membantu Tingkatkan Pendengaran Seseorang

Perawatan Gangguan Pendengaran dan Layanan Intervensi

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) ada banyak pilihan berbeda untuk anak-anak dengan gangguan pendengaran dan keluarganya. Beberapa pilihan pengobatan dan intervensi meliputi:

  • Bekerja dengan profesional (atau tim) yang dapat membantu anak dan keluarga belajar berkomunikasi
  • Mendapatkan alat bantu dengar
  • Bergabung dengan kelompok pendukung
  • Mengambil keuntungan dari sumber daya lain yang tersedia untuk anak-anak dengan gangguan pendengaran dan keluarga mereka

Selain hal tersebut, intervensi dini dan pendidikan khusus perlu dilakukan pada usia 0 sampai tiga tahun. Apalagi, gangguan pendengaran dapat memengaruhi kemampuan anak untuk mengembangkan keterampilan bicara, bahasa, dan sosial.

Penelitian menunjukkan bahwa layanan intervensi dini dapat sangat meningkatkan perkembangan anak. Jadi, semakin dini anak gangguan pendengaran mulai mendapatkan layanan, semakin besar kemungkinan kemampuan bicara, bahasa, dan sosial anak mencapai potensi penuhnya.

Rate this post