Anak-anak sama seperti orang dewasa, dapat mengalami gangguan pendegaran. Ini bisa muncul ketika lahir ke dunia atau didapat saat masa pertumbuhan. Tak seperti orang dewasa, tanda-tanda anak diduga gangguan pendengaran ini kadang-kadang samar. Maka dari itu, orang tua perlu melakukan pemeriksaan pendengaran secara rutin.
Tanda-tanda Gangguan Pendengaran Anak
Hasil skrining pendengaran pada bayi baru lahir akan menunjukan bayi lolos dari masalah pendengaran atau tidak. Untuk memastikan anak diduga gangguan pendengaran perhatikan lebih dulu kemungkinan tanda-tandan pada tonggak pertumbuhan. Adapun rinciannya sebagai berikut.
- Tidak terkejut dengan suara keras pada usia satu bulan atau beralih ke suara pada usia tiga sampai empat bulan
- Tidak memperhatikan orang tua sampai dia melihat
- Berkonsentrasi pada getaran suara lebih dari jenis suara lainnya
- Terlambat bicara, sulit mengerti atau tidak mengucapkan sepatah kata pun seperti “dada” atau “mama” pada usia 12 hingga 15 bulan
- Tidak selalu merespon saat dipanggil, terutama saat ia berada di ruangan lain
- Tampaknya mendengar beberapa suara
- Mengalami kesulitan memegang kepalanya dengan stabil atau lambat untuk duduk atau berjalan tanpa penyangga. (Pada beberapa anak dengan gangguan pendengaran sensorineural, bagian telinga bagian dalam yang memberikan informasi tentang keseimbangan dan gerakan kepala juga rusak)
- Ingin volume TV lebih keras daripada anggota keluarga lainnya.
Pemeriksaan Anak Diduga Gangguan Pendengaran
Setiap anak tidak bisa terhindar dari risiko kelainan maupun penyakit. Salah satunya, gangguan dengar. Jika sudah ada tanda-tandanya, orang tua harus memastikan agar anak harus menjalani tes gangguan dengar. Tes pendengaran untuk anak tersedia di hearing center terpercaya atau layanan kesehatan.
Lalu, seperti apa pemeriksaan anak diduga gangguan pendengaran?
Bayi dan anak-anak hingga usia lima tahun
World Health Organization (WHO) mengungkapkan bayi dan anak-anak hingga usia lima tahun dapat menjalani dua tes pendengaran. Pertama, otoacoustic emission testing (OAE testing) dan automated and complete auditory brainstem response testing (AABR dan ABR).
Berusia lebih dari lima tahun
Sementara itu, pemeriksaan untuk anak-anak yang usianya lebih dari lima tahun anak bisa menjalani tes audiometri. Untuk menjalani tes audiometri, orang tua harus mendatangi fasilitas kesehatan.
Self test
Jika masih ragu-ragu untuk memeriksakan anak ke fasilitas kesehatan, orang tua bisa melakukan tes sederhana dengan noisemaker, yakni seperti berikut.
- Caranya, menggunakan mainan atau membuat noisemaker dengan meletakkan beberapa butir garam, pasir atau gula dalam wadah plastik dan memindahkannya. Noisemaker harus mengeluarkan suara kira-kira sekeras suara berbisik
- Jika tidak ada pembuat suara, coba gosok jari di belakang telinga bayi. Bayi harus merespon dengan memutar ke arah suara
Konsultasi dengan dokter anak, audiolog atau profesional layanan kesehatan lebih baik saat menduga anak mengalami gangguan pendengaran. Sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing Center berfokus pada one stop solution for all hearing problem. Di sana menyediakan pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan untuk anak-anak, dewasa hingga orang tua lanjut usia.