Ototoksisitas (ototoxicity) adalah kerusakan telinga bagian dalam, karena efek samping penggunaan obat-obatan tertentu. Ini terjadi ketika seseorang menggunakan obat dosis tinggi. Jika anak-anak atau orang dewasa mengalami ototoksisitas, apakah akan memengaruhi pendengarannya?

Ototoksisitas

Ototoksisitas berasal dari dua kata, yaitu oto berarti telinga dan otoksisitas artinya keracunan. Bisa dikatakan, ototoksisitas adalah telinga yang keracunan obat. Sementara, obat yang menyebabkan keracunan telinga dinamakan obat ototoksik.

Jika mengalami otototksisistas, akan terjadi kerusakan pada sel sensorik yang terletak di telinga bagian dalam. Dampaknya berupa gangguan pendengaran, telinga berdenging (tinnitus) atau gangguan keseimbangan.

Apa jenis obat penyebab ototoksisitas?

Dalam catatan American Speech-Language-Hearing Association (ASHA), ada lebih dari 200 obat ototoksik yang diketahui (resep dan obat bebas) di pasaran saat ini. Ini termasuk obat-obatan yang digunakan untuk mengobati infeksi serius, kanker, dan penyakit jantung.

Obat dan bahan kimia ini menyebabkan masalah pendengaran dan keseimbangan. Meski, sebagian besar obat-obatan ini sangat penting. Bahkan, manfaat mengonsumsi obat, misalnya, kanker lebih besar, daripada potensi risikonya.

Obat ototoksik menyebabkan kerusakan permanen

Antibiotik aminoglikosida

Antibiotik ini mengobati infeksi bakteri tertentu. Jenis yang menyebabkan ototoksisitas, seperti:

  • gentamisin. Ini adalah obat yang digunakan untuk mengobati beberapa jenis infeksi bakteri dan tidak akan bekerja untuk pilek, flu, atau infeksi virus lainnya (riwayat keluarga dapat meningkatkan kerentanan)
  • Jenis lainnya meliputi amikasin, kanamisin, neomisin, netilmisin, streptomisin, tobramisin, dan vankomisin

Obat kemoterapi kanker

Obat untuk berbagai jenis kanker, seperti:

  • cisplatin untuk mengobati berbagai jenis kanker seperti kanker kandung kemih, ovarium, dan testis. Obat ini menargetkan sel-sel yang membelah dengan cepat, seperti sel kanker, dan menyebabkan sel-sel ini mati.
  • carboplatin untuk mengobati kanker ovarium dan banyak kanker lainnya
Baca Juga :   Fungsi Antihelix pada Telinga Luar atau Pinna

Obat-obatan yang menyebabkan kerusakan sementara

Obat yang bisa menjadi racun untuk telinga berupa seperti berikut.

  1. Salisilat, jenis obat umum yang bebas (OTC). Salisilat yang paling terkenal adalah aspirin untuk menghilangkan rasa sakit dan untuk mengobati kondisi jantung
  2. Kina untuk mengobati malaria
  3. Loop diuretics (diuretik loop) mengeluarkan kelebihan garam dan cairan dari tubuh, untuk mengobati kondisi jantung dan ginjal tertentu

Dalam beberapa kasus, paparan suara keras saat mengonsumsi obat tertentu akan meningkatkan efek merusaknya.

Efek Obat Ototoksik

Konsumsi obat ototoksik ini mengakibatkan:

  • gangguan pendengaran pada satu atau kedua telinga
  • telinga berdenging (tinnitus)
  • gangguan keseimbangan saat berjalan atau menaiki tangga
  • kesulitan berjalan di malam hari atau dalam kegelapan
  • berjalan dengan kaki berjauhan untuk menjaga keseimbangan
  • menganggap objek diam di sekitar sebagai bergerak (oscillopsia)
  • merasa pusing, pusing atau lelah

Meski ada efek yang mengakibatkan gangguan tubuh, terkadang beberapa di antaranya dapat pulih saat terapi obat berhenti. Hanya saja, ada juga yang kerusakannya bersifat permanen.

Maka dari itu, penting untuk mendiskusikan dengan dokter potensi kerusakan pendengaran atau keseimbangan dari obat apa pun. Terkadang ada sedikit pilihan. Perawatan dengan obat tertentu dapat memberikan harapan terbaik untuk menyembuhkan penyakit yang mengancam jiwa atau menghentikan infeksi yang mengancam jiwa.

Tim perawatan kesehatan akan mempertimbangkan efek obat tersebut pada sistem pendengaran dan keseimbangan.Tim akan berdiskusi bagaimana efek samping ini akan memengaruhi kualitas hidup.

Rate this post