Gangguan pendengaran merupakan salah satu penyebab orang memiliki hambatan ketika berbicara (tunawicara). Jenis gangguan bicara ini disebut gangguan artikulasi dan fonologis. Namun, gangguan pendengaran bukan satu-satunya penyebabnya. Karena, ada kondisi lain yang menyebabkan kelainan bicara. Apa saja jenis gangguan berbicara tunawicara?
Gangguan Berbicara Tunawicara
Gangguan berbicara merupakan suatu kondisi saat seseorang mengalami kesulitan dalam menciptakan atau membentuk bunyi ujaran yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini dapat membuat ucapan sulit untuk dipahami.
Sedangkan, menurut Reefani seperti dikutip dalam laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), tunawicara atau kelainan bicara adalah seseorang yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pikiran melalui bahasa verbal, sehingga sulit bahkan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
Jenis Gangguan Berbicara Tunawicara
Gangguan berbicara yang umum terbagi menjadi empat jenis. Dalam catatan Penn Medicine jenis gangguan berbicara tunawicara, antara lain sebagai berikut.
- Gangguan artikulasi (articulation disorders)
- Gangguan fonologis (phonological disorders)
- Ketidaklancaran (disfluency)
- Gangguan suara atau gangguan resonansi (voice disorders or resonance disorders)
Gangguan berbicara jenis artikulasi dan fonologis
Gangguan artikulasi dan fonologis dapat menyebabkan seseorang menjadi tunawicara. Penyebab kondisi ini, yaitu sebagai berikut.
- Masalah atau perubahan struktur atau bentuk otot dan tulang untuk mengeluarkan bunyi ujaran. Perubahan ini mungkin termasuk celah langit-langit dan masalah gigi
kerusakan pada bagian otak atau saraf (misalnya akibat Cerebral Palsy) yang mengontrol cara otot bekerja sama untuk menghasilkan ucapan - Gangguan pendengaran, penurunan pendengaran karena masalah pada telinga bagian luar, tengah, dalam atau saraf pendengaran (auditory nerve)
Ketidaklancaran (disfluency)
Ini gangguan berbicata ketika seseorang mengulangi bunyi, kata atau frasa. Salah satu bentuk dari kondisi ini adalah gagap. Penyebabnya berupa:
- kelainan genetik
- stres emosional
- trauma pada otak atau infeksi
Gangguan suara
Tunawicara karena gangguan suara terjadi ketika ada gangguan pada aliran udara dari paru-paru, melalui pita suara, kemudian melalui tenggorokan, hidung, mulut, dan bibir. Penyebabnya adalah sebagai berikut.
- Asam lambung naik ke atas (GERD)
- Kanker tenggorokan
- Langit-langit mulut sumbing atau masalah lain pada langit-langit mulut
- Kondisi yang merusak saraf yang mempersarafi otot-otot pita suara
- Jaring atau celah laring (cacat lahir di mana lapisan jaringan tipis berada di antara pita suara)
- Pertumbuhan non-kanker (polip, nodul, kista, granuloma, papiloma, atau bisul) pada pita suara
- Penggunaan pita suara secara berlebihan karena berteriak, terus-menerus berdeham, atau bernyanyi
Gejala
Gangguan artikulasi (articulation disorders)
Ketika mengalami kelainan wicara karena gangguan artikulasi, anak belum mampu menghasilkan bunyi ujaran dengan jelas. Misalnya, alih-alih mengucapkan “school” mereka mungkin mengucapkan “coo”.
Gangguan fonologis (phonological disorders)
Kondisi ini menyebabkan anak tidak menggunakan sebagian atau seluruh bunyi ujaran untuk membentuk kata sesuai usianya. Contohnya, mungkin mengatakan “boo” untuk “book” dan “pi” untuk “pig”, tetapi mungkin tidak mempunyai masalah untuk mengatakan “key” atau “go”
Ketidaklancaran (disfluency)
Ketidaklancaran bicara yang paling umum di masyarakat adalag gagap. Kondisi ini akan menunjukkan ciri-ciri seperti pengulangan bunyi, kata atau bagian kata atau frasa setelah usia empat tahun. Contohnya, Saya ingin…Saya ingin boneka saya. Saya…Saya melihat Anda)
Gangguan suara atau gangguan resonansi (voice disorders or resonance disorders)
Salah satu contohnya ucapan mungkin terdengar aneh karena terlalu banyak udara yang keluar melalui selang (hipernasalitas) atau terlalu sedikit udara yang keluar melalui hidung (hiponasalitas)
Ingin mencari tahu kaitan tunawicara dengan gangguan pendengaran?
Silakan konsultasi ke Kasoem Hearing Center. Satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015 ini fokus pada one stop solution for all hearing problem.
Di sana, tersedia pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan untuk anak-anak, dewasa hingga orang tua lanjut usia. Selain itu, Kasoem Hearing Center menyediakan alat bantu pendengaran (ABD), alat bantu dengar hantaran tulang atau konduksi tulang (bone-anchored hearing aid), dan implan koklea (cochlear implant) untuk solusi pendengaran.
Kasoem Hearing Center juga menyediakan terapi dengan metode Auditory Verbal therapy (AVT) untuk menunjang rehabilitasi pendengaran. Segera buat reservasi melalui layanan Kasoem Care atau kunjungi cabang terdekat di kotamu!