Setiap anak yang lahir dan tumbuh di dunia tak bisa terhindar dari risiko kelainan, seperti gangguan dengar. Maka dari itu, orang tua perlu memastikan apakah anak tersebut perlu melakukan tes pendengaran atau tidak.

Karena, saat mengalami gangguan pendengaran, anak-anak bakal mengalami kesulitan mendengar atau memahami beberapa atau semua suara. Menurut catatan dari Kids Health, hal tersebut bisa terjadi ketika ada masalah dengan:

  • satu atau lebih bagian telinga
  • saraf yang mengirimkan sinyal suara dari telinga ke otak
  • bagian otak yang memahami sinyal-sinyal ini

Ada berbagai risiko mengintai anak-anak ketika mereka terdiagnosis gangguan pendengaran. Pada tingkat tingkat ringan saja misalnya, anak-anak dapat bermasalah dengan kemampuan berbicara, bahasa, belajar, dan sosial.

Untuk menghindari risiko tersebut, penting untuk melakukan pemeriksaan pendengaran saat lahir. Kemudian, melakukan tes pendengaran berulang dengan jadwal yang teratur untuk mendeteksi lebih dini seberapa parah gangguan dengar yang diderita.

Lantas, kapan waktu paling tepat untuk menguji kemampuan dengar anak?

Waktu yang terbaik untuk mendeteksi masalah pendengaran adalah sejak dini. Apalagi, satu sampai dua bayi dari setiap 1.000 lahir dengan gangguan pendengaran permanen pada satu atau kedua telinga.

Kondisi itu pun meningkat menjadi sekitar satu dari setiap 100 bayi yang menghabiskan lebih dari 48 jam dalam perawatan intensif. Sehingga, penting bagi setiap bayi baru lahir menjalani skrining pendengaran sebelum meninggalkan rumah sakit.

Karena, gangguan pendengaran dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Misalnya, memengaruhi perkembangan bicara dan bahasa, keterampilan sosial serta pendidikan anak. Selain itu, jika anak sebelum berusia enam bulan melakukan perawatan atau pengobatan gangguan dengar, tingkat keberhasilannya semakin tinggi.

Skrining Pendengaran Bayi

NHS.uk mengungkapkan waktu yang baik untuk melakukan tes pendengaran terhadap bayi ada beberapa tahap, antara lain sebagai berikut.

Baca Juga :   Bukan Cuma Nyaman, Ini Cara Memilih Alat Bantu Dengar yang Paling Cocok

Beberapa minggu setelah lahir

Pada umumnya, bayi baru lahir akan menjalani skrining pendengaran sebelum meninggalkan rumah sakit. Ini adalah rutinitas untuk semua anak. Bahkan, mereka yang melahirkan di rumah akan diundang untuk datang ke rumah sakit untuk melakukannya.

Dari usia sembilan bulan hingga 2,5 tahun

Dalam tahap ini, orang tua mungkin ditanya apakah memiliki kekhawatiran tentang pendengaran anak sebagai bagian dari tinjauan kesehatan dan perkembangan bayi. Setelah itu, orang tua dapat mengatur jadwal tes pendengaran jika memang perlu.

Bagaimana jika bayi tak sempat menjalani skrining pendengaran?

Namun, apabila bayi tak sempat menjalani pemeriksaan sebelum pulang dari rumah sakit atau lahir di rumah atau pusat bersalin, mereka dapat menjalani tes pendengaran saat usianya tiga minggu. Serangkaian skrining yang mulai pada bayi baru lahir atau berusia tiga minggu ini menentukan langkah selanjutnya.

Jika lulus pemeriksaan pendengaran, artinya bayi tak menderita gangguan pendengaran. Tapi, kalau sebaliknya, bayi harus melakukan pemeriksaan ulang dalam waktu tiga bulan. Kemudian, hasil terakhir menjadi rujukan melakukan pengobatan atau perawatan untuk gangguan dengar.

Berikut usia ideal untuk melakukan tes skrining pendengaran.

  • usia 4, 5, 6, 8, dan 10 tahun
  • tahun-tahun praremaja
  • tahun-tahun remaja

Tak hanya tumbuh kembang anak, tes pendengaran sejak dini dapat mencegah kondisi yang tiba-tiba memburuk di masa depan. Jika orang tua sudah mengetahui sejak awal, orang tua dapat memilih perawatan yang lebih efektif. Selain itu, membantu orang tua menentukan akses ke layanan dukungan khusus yang paling sesuai untuk sang anak.

Rate this post