Seorang ibu perlu menjaga kesehatan selama masa kehamilan. Lantaran, berbagai virus maupun bakteri bisa saja menyerang serta melemahkan tubuh ibu dan bayi dalam kandungan. Salah satu virus yang harus diwaspadai adalah rubella (campak jerman). Sebab, rubella bikin bayi gangguan dengar. Gangguan pendengaran karena virus ini dapat bersifat bawaan atau didapat serta unilateral atau bilateral. 

Apa itu Rubella?

Rubella, dikenal sebagai campak Jerman adalah anggota keluarga virus Togaviridae. Rubella paling sering menular melalui sekret saluran pernapasan atas yang terkontaminasi saat batuk, bersin, dan berbicara. Tanda-tandanya, demam ringan, nyeri mata saat bergerak, konjungtivitis, sakit tenggorokan, malaise, sakit kepala, mual, penurunan nafsu makan, arthritis sementara, dan limfadenopati nyeri tekan. Pada orang dewasa yang imunokompeten, virus ini  dapat sembuh dengan sendirinya. Tetapi, jika virus muncul selama kehamilan,  merupakan teratogen kuat dan salah satunya berdampak pada infeksi TORCHS (McLean dkk., 2013).

Dampak Rubella selama kehamilan

Dampak rubella yang paling parah adalah kematian janin. Sementara, lainnya menyebabkan:

  • gangguan pendengaran
  • katarak kongenital
  • mikrosefali
  • keterbelakangan mental
  • trombositopenia
  • kelainan jantung
  • dan ruam yang khas (bintik muffin blueberry)

Gangguan pendengaran adalah gejala sisa paling umum dari infeksi rubella kongenital dengan persentase 58 persen. Jika pun menginfeksi dalam 16 minggu pertama kehamilan. Tapi, bisa juga muncul pada enam hingga 12 bulan pertama kehidupan, meskipun bisa juga terjadi saat lahir.

Bagaimana Rubella bikin bayi menderita gangguan dengar?

Pada jurnal kesehatan Viral Causes of Hearing Loss: A Review for Hearing Health Professionals oleh Brandon E. Cohen, Anne Durstenfeld, dan Pamela C. Roehm dalam National Library of Medicine, memaparkan mekanisme gangguan pendengaran akibat rubella belum sepenuhnya dijelaskan. Namun, virus ini menyebabkan:

  • kerusakan koklea langsung
  • kematian sel pada organ Corti dan stria vaskularis
  • perubahan komposisi endolimfe akibat kerusakan strial
Baca Juga :   Inilah Beberapa Cara Memperbaiki Pendengaran

Kerusakan yang terjadi di telinga bagian dalam ini adalah gangguan dengar sensorineural. Ini terjadi saat suara yang sampai ke telinga bagian tidak dapar diproses untuk disampaikan ke otak. 

Perawatan Bayi Gangguan Dengar karena Rubella

Audiogram sering kali menunjukkan SNHL ringan hingga berat yang datar dan seragam. Namun, telah dilaporkan adanya gangguan pendengaran frekuensi tinggi yang terisolasi. Tergantung pada tingkat keparahan gangguan pendengaran, pilihan pengobatan mencakup penggunaan alat bantu dengar dan implan koklea (cochlear implant).

Alat bantu dengar

Alat bantu dengar merupakan perangkat elektronik yang dikenakan di telinga. Itu bekerja dengan cara memperkeras suara dari luar.

Implan Koklea

Cochlear implant adalah perangkat elektronik kecil dan kompleks yang dapat membantu memberikan indera pendengaran kepada seseorang yang mengalami gangguan pendengaran berat (profoundly deaf/tuli) atau sangat sulit mendengar (severely hard-of-hearing). Implan terdiri dari bagian luar yang terletak di belakang telinga dan bagian kedua yang terpasang melalui pembedahan.

Cara kerja implan koklea adalah mencoba menggantikan fungsi telinga bagian dalam (koklea) dengan mengubah suara menjadi energi listrik. Energi ini untuk merangsang saraf koklea (saraf pendengaran), mengirimkan sinyal “suara” ke otak.

Pencegahan

Vaksinasi pada wanita sebelum atau selama usia reproduksi sangat efektif dalam pencegahan rubella kongenital pada keturunannya. Beberapa daerah yang tidak mendapat vaksinasi, menyumbang kasus gangguan pendengaran sensorineural bilateral yang parah hingga berat. Dalam penelitian  di Brazil, rubella kongenital dianggap sebagai penyebab gangguan pendengaran pada 32 persen pasien tunarungu.

Vaksinasi Rubella cegah bayi gangguan dengar

Setelah program vaksinasi “anak perempuan” di Australia Barat, angka sindrom rubella kongenital turun menjadi nol persen pada ibu yang menerima vaksinasi. Meski demikan, tetap saja ada ibu yang terserang Rubella seusai menerima satu dosis vaksin. Sementara, muncul  kasus gangguan pendengaran bilateral yang terjadi pada orang dewasa setelah vaksinasi campak-rubela. Tapi, setidaknya, melakukan pencegahan lebih baik daripada tidak sama sekali.

Rate this post