Telinga dapat mengalami berbagai kondisi yang akhirnya membuat pendengaran terganggu. Salah satu masalah yang membuat gangguan pendengaran adalah otosklerosis. Lantas, bagaiamana cara otosklerosis penyebab gangguan pendengaran?

Otosklerosis Penyebab Gangguan Pendengaran

Seperti dilansir dari American Hearing Research Foundation, otosklerosis menjadi penyebab paling umum gangguan pendengaran progresif pada orang dewasa muda. Gejala biasanya muncul di antara usia 10 dan 45 tahun. Paling sering terjadi pada usia dua puluhan.

Kondisi pertumbuhan tulang abnormal di telinga bagian tengah ini biasanya menyerang kedua telinga. Tapi, dimulai di satu telinga terlebih dahulu. Selain itu, bisa membuat gangguan pendengaran parah, namun otosklerosis diklaim jarang menyebabkan ketulian total.

Otosklerosis Memengaruhi Pendengaran

Telinga tengah berisi rangkaian tiga tulang kecil, tulang pendengaran terkecil dalam tubuh manusia. Mereka adalah malleus (palu), incus (landasan), dan stapes (sanggurdi) yang masing-masing memiliki nama Latin yang menggambarkan bentuknya.

Seperti apa otosklerosis penyebab gangguan pendengaran?

Ketiga tulang pendengaran memainkan peran penting dalam proses pendengaran. Agar pendengaran dapat terjadi, gelombang suara harus terkumpul di telinga luar, melewati saluran telinga, dan menyebabkan gendang telinga bergetar untuk kemudian dikirm ke telinga bagian dalam.

Agar cairan di dalam koklea beriak dan membangunkan sel-sel rambut yang berada di atas membran, getaran suara harus kuat. Sehingga, dapat menciptakan sinyal listrik yang dibawa oleh saraf pendengaran ke otak dan teridentiifkasi sebagai suara.

Di antara ketiga tulang, stapes adalah tulang terkecil dari tulang pendengaran. Berukuran 3×2,5 mili meter, ia salah satu tulang yang paling sering terkena otosklerosis.

Ketika ada pertumbuhan tulang berlebih yang tidak normal, tulang telinga tengah tidak dapat bergetar seperti seharusnya. Artinya, kemampuan memperkuat dan mengalirkan suara akan terbatas.

Bagaimana cara otosklerosis menyebabkan gangguan pendengaran?

Otosklerosis terjadi ketika jaringan tulang kapsul telinga mulai tumbuh secara tidak normal. Mula-mula tulang yang tumbuh lunak (otospongiosis). Namun seiring berjalannya waktu, area lunak menjadi bekas luka dan mengeras (otosklerosis).

Otosklerosis penyebab gangguan pendengaran konduktif

Ketika pertumbuhan abnormal dan jaringan parut jaringan tulang berlanjut bertambah luas ke dan di sekitar stapes atau tulang kecil lainnya di telinga tengah, kemampuan bergetar menjadi terbatas. Akhirnya, terjadi juga keterbatasan menghantarkan suara, yang menghambat proses pendengaran dan mengakibatkan gangguan pendengaran konduktif.

Otosklerosis menyebabkan gangguan pendengaran sensorineural

Dalam kasus yang jarang terjadi, jaringan tulang bekas luka dari otosklerosis memengaruhi telinga bagian dalam, memengaruhi fungsi saraf di sana dan mengakibatkan gangguan pendengaran sensorineural dan terkadang masalah keseimbangan.

Otosklerosis berdampak gangguan pendengaran campuran

Gangguan pendengaran campuran terjadi ketika otosklerosis memengaruhi tulang pendengaran (gangguan pendengaran konduktif) dan koklea atau sel rambut di telinga bagian dalam (gangguan pendengaran sensorineural).

Jaringan tulang dalam tubuh memperbaharui dirinya sendiri sebagai bagian dari proses seumur hidup yang dikenal sebagai remodeling tulang. Namun, pada otosklerosis, remodeling tulang ini menjadi serba salah. Ketika terus berkembang, hasilnya adalah gangguan pendengaran, yang biasanya memburuk seiring berjalannya waktu.

Siapa yang berisiko terserang otosklerosis?

Genetik

Di Amerika Serikat, dari tiga juta orang otosklerosis, kira-kira sebanyak orang di seluruh negara bagian Nevada mengalaminya. Diturunkan secara genetik, secara umum otosklerosis menyerang orang Kaukasia keturunan Eropa dan wanita kulit putih khususnya. Di Amerika Serikat, sekitar satu dari 10 orang dewasa Kaukasia menderita otosklerosis dan wanita kulit putih dua kali lebih tinggi berisiko mengalaminya.

Seseorang dengan orang tua otosklerosis, umumnya memiliki peluang 25 persen untuk merasakannya. Para ahli memperkirakan jika kedua orang tua memiliki kelainan tersebut, risikonya melonjak hingga 50 persen.  Otosklerosis juga cenderung memengaruhi orang India. Tetapi, jauh lebih jarang di antara populasi Afrika, Amerika Asli, dan Asia lainnya.

Baca Juga : Otosklerosis, Pertumbuhan Tulang Abnormal di Dalam Telinga

Muncul di usia muda

Gejala otosklerosis cenderung muncul di antara usia 10 dan 45 tahun. Seringkali, tetapi tidak selalu, kerusakan yang disebabkan oleh kelainan tersebut memuncak pada usia tiga puluhan.

Tak menyadari penyebab otosklerosis

Orang dengan otosklerosis seringkali tidak menyadari bahwa mereka memiliki kelainan tersebut sampai mereka mengalami gangguan pendengaran, yang secara bertahap memburuk. Tidak seperti gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan, otosklerosis seringkali menyebabkan kesulitan dengan suara atau bisikan bernada rendah yang lebih dalam.

Kadang-kadang, individu dengan otosklerosis berbicara dengan lembut karena mereka menganggap suaranya sendiri keras. Kebanyakan orang dengan otosklerosis mengatakan lebih mudah mengikuti percakapan di lingkungan yang bising. Karena orang lain berbicara lebih keras dan dengan nada suara yang lebih tinggi.

Periksa di Kasoem Hearing Center

Konsultasi masalah pendengaran karena otosklerosis di pusat pendengaran yang terpercaya, seperti di Kasoem Hearing Center. Sebagai satu-satunya yang mengantongi sertifikasi ISO 9001 2015, Kasoem Hearing Center melayani pemeriksaan lengkap untuk bayi, anak-anak hingga lansia di berbagai daerah di Indonesia.

Dengan tagline “One Stop Solution for All Hearing Problem” Kasoem Hearing Center tak hanya memberi pelayanan pemeriksaan pendengaran. Tetapi, menyediakan alat bantu dengar hingga cochlear implant sesuai dengan kebutuhan pendengaran.

Rate this post