Auditory Verbal therapy atau AVT adalah salah satu metode untuk mengembangkan keterampilan berbahasa lisan untuk berkomunikasi anak dengan gangguan pendengaran. Karena, seusai memakai teknologi alat bantu dengar (hearing aid), mereka tetap perlu latihan dan stimulus suara secara terus-menerus. Sehingga, anak dapat mengenali suara serta berlatih berbicara dan berbahasa, seperti anak dengan pendengaran normal.
Mengetahui Jenis dan Level Keparahan Gangguan Pendengaran
Sebelum memulai sesi terapi, ada berbagai hal yang perlu diketahui terlebih dahulu. Salah satunya, pemeriksaan pendengaran untuk mengetahui jenis dan level keparahan. Tergantung tingkat keparahan, beberapa kasus menyebabkan mereka tidak dapat mendengarkan suara sama sekali.
Adapun jenis gangguan dengar terbagi menjadi:
- gangguan pendengaran sensorineural atau sensorineural hearing loss (SNHL) merupakan kondisi yang membuat seseorang kehilangan atau kemampuan dengar ketika telinga bagian dalam, koklea, dan saraf pendengaran yang menghubungkan telinga bagian dalam ke otak mengalami masalah atau rusak
- gangguan pendengaran konduktif terjadi ketika suara dari telinga luar tak dapat melewati saluran telinga, gendang telinga atau telinga tengah dan tulang-tulang kecilnya (maleus, inkus, dan stapes)
- gangguan pendengaran campuran adalah masalah pendengaran akibat gangguan dengar konduktif dan sensorineural. Artinya, ada kerusakan yang terjadi bersamaan pada telinga luar atau tengah dan telinga bagian dalam atau jalur saraf ke otak.
Menurut catatan American Speech-Language-Hearing Association (ASHA), derajat gangguan dengar dibagi menjadi sebagai berikut.
- Normal kemampuan mendengar suara -10 sampai 15 desibel (dB)
- Sedikit kemampuan mendengar suara 16 sampai 25
- Ringan kemampuan mendengar suara 26 sampai 40
- Sedang kemampuan mendengar suara 41 sampai 55
- Cukup Parah kemampuan mendengar suara 56 sampai 70
- Parah memiliki kemampuan mendengar suara 71 sampai 90 dB
- Amat sangat parah memiliki kemampuan mendengar suara 91+dB
Memilih Teknologi Alat Bantu Dengar
Anak-anak dengan gangguan pendengaran membutuhkan alat bantu dengar (hearing aid), bone-anchored hearing aid (BAHA) atau implan koklea (cochlear implant) untuk mengoptimalkan sisa pendengarannya. Teknologi tersebut, akan membantu memperkeras suara dari luar, dari mana suara berasal, bahkan membantu mengidentifikasi suara yang berbeda-beda.
Orang tua perlu memilih sesuai kebutuhan pendengaran sang anak. Hal tersebut seusai melakukan pemeriksaan pendengaran. Jika kebutuhan mendengar anak perlu memperkeras suara dari luar, orang tua dapat memilih ABD.
Namun, ketika ada kelainan dengan telinga bagian luar dan tengah, tapi telinga bagian dalam masih berfungsi, pilihan lain yang tersedia adalah alat bantu dengar hantaran tulang atau BAHA. Sedangkan, implan koklea dapat menjadi opsi untuk anak gangguan pendengaran kategori sangat berat.
Sesi Auditory Verbal therapy (AVT)
Seusai memakai teknologi alat bantu dengar, tahap berikutnya adalah memulai sesi Auditory Verbal therapy. AVT adalah program pembinaan intervensi dini yang berpusat pada keluarga untuk mendukung perkembangan bicara dan bahasa anak dengan gangguan dengar. Karena, untuk mengoptimalkan pendengaran anak-anak perlu penunjang lain untuk merangsang bagian pendengaran di otak, korteks pendengaran.
Dengan AVT, orang tua mungkin bisa membantu anak mereka memanfaatkan teknologi pendengarannya sebaik mungkin. Sehingga, sang anak mampu memaksimalkan akses anak terhadap suara serta keterampilan mendengarkan dan bahasa lisan dapat dikembangkan semaksimal mungkin.
Seperti dilansir dari Auditory Verbal UK, dalam sesi AVT, orang tua akan diberi bekal berupa strategi dan teknik yang harus dilakukan terhadap anak dengan gangguan dengar. Misalnya, menerapkan metode pembelajaran mendengar dan mendengarkan sebagai bagian integral dari komunikasi, bermain, pendidikan, dan akhirnya bekerja.
Orang tua harus menerapkan semua pembelajaran dari sesi tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari. Artinya di rumah, orang tua menjalankan metode yang sama dalam kegiatan sehari-hari, seperti saat menata meja atau membacakan cerita.
Therapist Audiory Verbal (AVT)
AVT disampaikan oleh terapis Verbal Auditori yang merupakan Guru Tuli, Terapis Wicara dan Bahasa yang berkualifikasi atau Audiolog yang telah menjalani tiga tahun pelatihan pascasarjana untuk menjadi spesialis bahasa mendengarkan dan berbicara (LSLS Cert AVT).
Baca Juga : Ini yang Perlu Dipahami Tentang Bone-Anchored Hearing Aid
Auditory Verbal therapy di Kasoem Hearing Center
Sama halnya dengan metode AVT lain, Kasoem mengajak orang tua untuk melatih kemampuan dengar anaknya. Adapun sesi AVT akan mencakup hal-hal, seperti berikut.
- Membimbing orang tua dan melatihnya menjadi fasilitator utama dalam mengembangkan kemampuan mendengar dan berbicara anak
- Mengoptimalkan teknologi mendengar
- Membuat program dan target yang sesuai dengan kebutuhan anak
- Memonitor perkembangan anak
Kasoem Hearing Center pun membagi program AVT menjadi dua, yaitu:
- langsung (direct), tersedia ruangan yang ramah anak dengan desain mempertimbangan ruangan agar anak belajar mendengar dan bicara secara optimal. Misalnya, meja yang didesain khusus untuk mempermudah proses belajar anak.
- telepractice (teletherapy service), layanan ini menggunakan video conference yang bisa dilakukan di mana saja. Sehingga, orang tua, pengasuh, dan anak tetap bisa terhubung dan bertatap muka langsung dengan terapis.
Butuh informasi lebih terkait AVT? Silakan kunjungi Kasoem Hearing Center. Kasoem Hearing Center adalah satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015. Sebagai tempat yang melayani pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan untuk anak-anak, dewasa hingga orang tua lanjut usia, Kasoem Hearing Center sudah mendapat sertifikasi ISO 9001:2015. Berfokus pada one stop solution for all hearing problem, Kasoem Hearing Center akan memberikan solusi sesuai kebutuhan masalah pendengaran.