Anak-anak akan menghadapi berbagai kondisi selama masa pertumbuhan. Termasuk, masalah pada telinga yang merupakan organ pendengaran. Salah satu yang dapat mereka alami adalah sakit telinga. Wajarkah, jika sakit telinga pada anak terjadi?
Sakit Telinga pada Anak
Sakit telinga merupakan kondisi yang umum terjadi, terutama pada anak kecil. Ini dapat memengaruhi satu atau kedua telinga dan menyakitkan bagi yang mengalaminya. Tetapi, tak perlu khawatir, karena biasanya sakit telinga pada anak bukan pertanda sesuatu yang serius.
Penyebab dan Gejala Sakit Telinga pada Anak
Seperti dilansir dari NHS, kebanyakan sakit telinga pada anak disebabkan oleh infeksi telinga. Kondisi itu terjadi karena serangan bakteri atau virus ke telinga yang menginfeksi dan menjebak cairan di belakang gendang telinga. Akibatnya nyeri dan pembengkakan atau penonjolan gendang telinga. Anak-anak pun merasakan gejala seperti sakit disertai demam. Selain itu, penyebabnya adalah sebagai berikut.
Sakit disertai sakit gigi
Kondisi ini kemungkinan terjadi ketika anak-anak tumbuh gigi atau abses gigi.
Nyeri telinga dengan perubahan pendengaran
Jika anak merasakan sakit telinga bersama dengan perubahan pendengaran, kemungkinan mereka mengalami beberapa masalah lain. Adapun masalah yang mungkin anak-anak alami adalah sebagai berikut.
Lem telinga atau glue ear
Istilah medis glue ear adalah otitis media dengan efusi. Otitis media dengan efusi menyebabkan cairan (efusi) dan lendir menumpuk di telinga tengah (di belakang gendang telinga). Setelah infeksi telinga, cairan di telinga tengah mungkin menetap selama berminggu-minggu. Cairan disebut telinga yang berisi cairan seperti lem.
Penumpukan kotoran telinga
Serumen, sebutan lain kotoran telinga diproduksi oleh kelenjar kecil di liang telinga. Tugasnya menjebak dan mencegah debu, bakteri, kuman lainnya serta benda kecil masuk dan merusak telinga. Selain itu, serumen ini bertugas melindungi kulit halus liang telinga agar tidak teriritasi saat ada air masuk ke liang telinga.
Pada beberapa orang, kelenjar menghasilkan lebih banyak serumen ketimbang yang bisa dikeluarkan dengan mudah dari telinga. Kotoran ekstra ini dapat mengeras di saluran telinga dan menyumbat telinga, menyebabkan impaksi.
Gendang telinga pecah
Gendang telinga berlubang (terutama setelah suara keras atau kecelakaan). Itu terjadi karena robekan atau lubang di membran timpani. Jika gendang telinga berlubang, penderitanya akan merasakan sakit. Bahkan, merasakan gangguan pendengaran.
Sakit telinga disertai rasa sakit saat menelan
Kondisi ini berhubungan dengan kondisi saat anak mengalami hal sebagai berikut.
- Radang tenggorokan. Penyebabnya adalah virus (seperti pilek atau flu) atau karena merokok atau, jarang terjadi karena bakteri
- Tonsilitis adalah infeksi amandel di bagian belakang tenggorokan. Jika terjadi, amandel di bagian belakang tenggorokan akan menjadi merah dan bengkak
- Quinsy (komplikasi tonsilitis). Abses (kumpulan nanah) terbentuk di antara salah satu amandel dan dinding tenggorokan
Sakit pada telinga anak juga bisa akibat dari ada benda yang tersangkut di telinga, perubahan tekanan udara, seperti saat lepas landas atau mendarat di pesawat serta masalah dengan sendi rahang (sendi temporomandibular atau TMJ).
Ciri-ciri Umum
Anak kecil mungkin akan kesulitan menunjukkan ekspresi atau mengatakan bahwa ada masalah. Maka dari itu, orang tua perlu memperhatikan ciri-cirinya, yaitu:
- menggosok atau menarik telinga mereka
- tak bereaksi terhadap beberapa suara
- suhu tubuh mencapai 38 celcius atau lebih
- mudah tersinggung atau gelisah
- tidak memiliki nafsu makan
- terus kehilangan keseimbangan
Pergi ke Dokter Jika Sakit Berlanjut
Meski ada beberapa kemungkinan penyebab dan gejalanya, bisa jadi karena ada masalah yang lebih serius. Maka dari itu, segera kunjungi dokter, ketika:
- anak di bawah usia dua tahun mengalami sakit telinga
- sakit telinga berlanjut atau memburuk
- mengeluarkan cairan (cairan bocor) dari telinga
- sakit atau demam
- pendengaran memburuk
- menderita diabetes atau penurunan sistem kekebalan tubuh
Anak-anak tidak sama seperti orang dewasa yang dapat mengungkapkan apa yang dirasakan. Selain memperhatikan gejala, orang tua memang perlu mengajak anak untuk pemeriksaan di dokter.