Tulang pendengaran atau ossicles bertugas mentransfer dan memperkuat getaran udara ke telinga bagian dalam, untuk diproses sebagai suara. Itu terletak jauh di bagian tengah telinga. Meski tak terlihat, ternyata tak lepas dari berbagai masalah. Sehingga, menyebabkan tulang pendengaran rusak.

Tulang Pendengaran

Ossicles terdiri dari tiga tulang kecil, yaitu malleus, incus, dan stapes. Ini disusun dari membran timpani ke jendela oval.

Malleus (martil)

Ini adalah tulang telinga terbesar dan paling lateral. Gagang malleus terletak pada permukaan internal gendang telinga. Hal itu menyebabkan depresi sentral yang disebut umbo membran timpani.

Incus (landasan)

Incus berada di tengah tiga ossicles yang melekat pada tulang terdalam (stapes). Ini terdiri dari badan dengan dua cabang. Tubuh inkus berartikulasi dengan kepala malleus oleh sendi incudomalleolar. Sedangkan, proyeksi lain (proses lenticular) berartikulasi dengan kepala stapes oleh sendi incudostapedial.

Stapes (sanggurdi)

Stapes bukan hanya tulang pendengaran terkecil, melainkan tulang terkecil dalam tubuh. Kakinya menempel pada jendela oval, yang terhubung ke koklea telinga bagian dalam yang berisi cairan.

Kok bisa tulang pendengaran rusak?

Dalam catatan Osmosis from Elsevier, tulang pendengaran rusak karena berbagai penyebab. Kerusakan tersebu, bisa secara langsung maupun tidak langsung.

Penyebab kerusakan tulang pendengaran secara langsung

  1. Cedera kepala parah
  2. Cedera ledakan,
  3. Perubahan tekanan barometrik yang tiba-tiba atau barotrauma

Kondisi tersebut menyebabkan fraktur tulang pendengaran atau dislokasi rantai tulang pendengaran. Kondisi ini sering ditangani dengan operasi rekonstruksi rantai tulang pendengaran.

Penyebab tak langsung

Perforasi timpani dan infeksi telinga tengah

Perforasi timpani dapat mengurangi impuls getaran yang ditransmisikan dari membran timpani ke tulang pendengaran. Sedangkan, infeksi telinga tengah, seperti otitis media dapat menyebabkan penumpukan cairan yang mengakibatkan terbatasnya pergerakan tulang pendengaran. Sehingga mengurangi amplitudo gelombang suara yang ditransmisikan ke telinga bagian dalam.

Kedua kondisi tersebut menyebabkan masalah tulang pendengaran. Imbasnya, terjadi gangguan pendengaran konduktif. Pengobatan untuk mengurangi sakit dan mengatasi gangguan pendengaran dengan memberikan obat topikal serta terapi antibiotik.

Otosklerosis

Otosklerosis berasal dari dua kata, yakni oto yang artinya telinga, dan sklerosis, berarti pengerasan jaringan tubuh yang tidak normal. Remodeling tulang terjadi tidak teratur menjadi penyebab otosklerosis.

Remodeling tulang merupakan proses saat jaringan tulang memperbaharui dirinya sendiri dengan mengganti jaringan lama dengan yang baru. Jadi, otosklerosis adalah pertumbuhan tulang yang tidak teratur saat berlangsung remodeling tulang.

Kebanyakan otosklerosis terjadi karena salah satu, dari tiga tulang telinga tengah, yakni stapes, tersangkut di tempatnya atau bergabung (menyatu) dengan bagian telinga lainnya. Para ilmuwan belum mengetahui apa penyebab jelas dari hal tersebut.

Namun, menurut pemikirannya, hal tersebut terkait dengan infeksi campak, fraktur stres pada jaringan tulang yang mengelilingi telinga bagian dalam atau gangguan kekebalan tubuh. Selain itu, ada kecenderungan genetik dalam keluarga.

Ini mungkin juga berkaitan dengan interaksi antara tiga sel sistem kekebalan berbeda atau sitokin. Para peneliti percaya remodeling tulang sehat memerlukan keseimbangan yang tepat dari ketiga zat tersebut. Jadi, saat tidak ada ketidakseimbangan kadarnya dapat menyebabkan jenis remodeling abnormal.

Akibat kondisi ini seseorang yang mengalaminya bisa kehilangan pendengaran yang progresif.

Hyperacusis

Hyperacusis adalah gangguan persepsi kenyaringan. Ini terjadi pada seseorang merasa tak nyaman mendengar suara, yang normal oleh orang lain. Ini mengacu pada kepekaan yang meningkat terhadap suara, di mana suara-suara normal tampak sangat keras.

Biasanya, otot stapedius yang dipersarafi oleh saraf fasialis membantu meredam getaran berlebihan akibat suara keras. Dengan kerusakan pada saraf wajah, otot stapedius tidak dapat berkontraksi dan meredam getaran tulang pendengaran dengan benar , sehingga menghasilkan persepsi suara keras yang tidak biasa di sisi yang terkena.

Rate this post