Pernahkah Anda merasa terganggu karena suara seseorang mengunyah terdengar lebih keras di telinga? Atau, merasa terganggu saat mendengar suara koin bergemerincing? Hati-hati, gejala-gejala tersebut umumnya dirasakan penderita hyperacusis. Apa itu?

Hyperacusis

Ketika seseorang mengalami gangguan dalam persepsi kenyaringan disebut dengan hyperacusis. Ini merupakan gangguan pendengaran yang langka. Sebab, suara yang dianggap normal oleh orang lain, malah membuat seseorang tidak nyaman dan seringkali tidak tertahankan.

Seperti dilansir dari Cleveland Clinic, ini juga digambarkan sebagai penurunan toleransi suara. Jika umumnya, orang dengan pendengaran normal mengalami berbagai suara dengan berbagai tingkat kenyaringan. Orang dengan hyperacusis mengalami suara secara umum dengan volume yang terlalu tinggi.

Beberapa contoh suara umum dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin terasa tidak dapat ditoleransi oleh seseorang dengan hyperakusis meliputi:

  1. orang mengobrol
  2. sebuah mesin mobil sedang berjalan
  3. air mengalir di wastafel dapur
  4. peralatan listrik rumah tangga berjalan atau suara penyedot debu
  5. seseorang membalik halaman buku atau koran
  6. banyak suara lembut lainnya

Gejala Hyperacusis

Orang dengan hyperacusis mungkin mengalami ketidaknyamanan saat mendengar suara normal. Bahkan, suara bisa terasa ssangat keras, menyakitkan sampai menakutkan. Kenyaringan tersebut, mungkin sedikit mengganggu. Sehingga, menyebabkan orang yang mengalaminya berjuang dengan keseimbangan atau mengalami kejang.

Dalam kasus yang jarang terjadi, hyperacusis sering menyertai tinnitus atau gangguan pendengaran yang melibatkan bunyi dering, siulan, bunyi klik, atau raungan di telinga Namun, tidak semua kasus hyperacusis melibatkan tinitus atau gangguan pendengaran.

Gejala lain mungkin termasuk:

  • dering di telinga
  • sakit telinga
  • perasaan penuh atau tertekan di telinga (mirip dengan berada di pesawat terbang, sebelum telinga “meletus”)

Dampak

Gejala-gejala ini dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental dan kehidupan sosial. Pengalaman terus-menerus merasa kewalahan dengan suara yang intens dan tidak menyenangkan dapat menyebabkan:

  • kecemasan
  • depresi
  • masalah hubungan
  • isolasi dan penghindaran sosial
Baca Juga :   Alat Bantu Dengar CIC, Terpasang Sepenuhnya di Saluran Telinga

Gejala ini dapat mengintensifkan jika merasa stres atau lelah. Untuk mengantisipasi, harus berinteraksi di ruang yang tidak berisik dan menyenangkan. Beberapa orang dengan hyperacusis menghindari situasi sosial untuk mengurangi risiko mengalami kenyaringan yang intens.

Sulit untuk mengetahui dengan pasti seberapa umum itu. Para peneliti memperkirakan bahwa 3,2 persen hingga 17,1 persen anak-anak dan remaja mengalami hyperacusis. Sedangkan, kisaran untuk orang dewasa adalah dari 8 persen hingga 15,2 persen.

Salah satu kesulitannya, karena orang dengan hyperacusis menggambarkan gejala secara berbeda berdasarkan pengalaman unik mereka. Selain itu, tidak ada satu pun cara yang diterima secara luas untuk menyaring atau mengukur hyperakusis. Peneliti masih mempelajari tentang hyperacusis, termasuk berapa banyak orang yang memilikinya.

Periksa Pendengaran

Gejala hyperacusis hampir menyerupai tinnitus. Sehingga, untuk memastikan gangguan pendengaran perlu tes pendengaran. Salah satu tempat yang menyediakan pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan untuk bayi, anak-anak, dewasa hingga orang tua lanjut usia oleh audilog profesional adalah Kasoem Hearin Center.

Sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing Center siap membantu mengatasi gangguan dengar siswa. Berfokus pada one stop solution for all hearing problem, Kasoem Hearing Center pun menyediakan teknologi untuk gangguan pendengaran, meliputi alat bantu dengar (ABD), Bone Anchored Hearing Aid (BAHA) sampai cochlear implant (implan koklea).

Tunggu apalagi? Segera buat janji temu dengan menghubungi Kasoem Care melalui 08118179910, untuk mengatasi masalah pendengaran Anda.

Rate this post