Neuroma akustik adalah tumor non-kanker paling sering berkembang pada orang berusia 40-an atau 50-an. Namun, dalam beberapa kasus dapat juga menyerang anak-anak dan remaja. Dapat tumbuh besar sebelum terdiagnosis, seperti apa neuroma akustik pada anak?

Neuroma Akustik pada Anak

Neuroma akustik tumbuh lambat di sepanjang cabang saraf kranial kedelapan (saraf vestibulocochlear). Saraf ini mengarah dari otak ke telinga bagian dalam dan bercabang menjadi divisi yang memainkan peran penting dalam pendengaran dan keseimbangan.

Neuroma akustik muncul dari sel Schwann yang membungkus dan mendukung serabut saraf. Maka dari itu, punya nama lain, yaitu vestibular schwannoma.

Banyak neuroma akustik tidak tumbuh dan kebanyakan yang tumbuh cenderung lambat. Mereka biasanya tidak menyerang dan menghancurkan jaringan seperti tumor kanker. Namun, mereka dapat menyebabkan gejala saat tumbuh dan mendorong struktur penting di sekitarnya.

Bagaimana dengan anak-anak?

Dalam catatan Johns Hopkins Medicine, kasus vestibular schwannoma lebih jarang terjadi pada anak-anak. Jika ada pada, sering dikaitkan dengan kelainan genetik yang disebut neurofibromatosis tipe 2 (NF2).

Di antara pasien dengan NF2, neuroma akustik biasanya muncul di kedua sisi, dan gejalanya memengaruhi kedua telinga. Pasien-pasien ini mewakili sekitar lima persen dari semua pasien dengan neuroma akustik.

Gejala Neuroma Akustik pada Anak

Anak-anak yang mengalami neuroma akustik dapat merasakan berbagai gejala. Biasanya berupa sakit kepala, peningkatan tekanan di dalam tengkorak, dan pusing. Tak hanya itu, gejala vestibular schwannoma pada anak-anak berupa gangguan seperti berikut.

Gangguan pendengaran pada anak

Gangguan dengar merupakan kondisi yang menyebabkan telinga tak dapat mendengar sebaik orang dengan pendengaran normal. Hal tersebut, karena adanya kerusakan pada telinga bagian luar, tengah atau dalam, saraf vestibulocochlear atau sistem pendengaran. Berdasarkan penyebabnya, macam-macam gangguan pendengaran secara umum terbagi menjadi tiga, yaitu konduktif, sensorineural, dan campuran.

Baca Juga :   Jangan Diabaikan, Begini Dampak Gangguan Pendengaran Unilateral

Ataksia

Cara berjalan yang tidak stabil atau ataksia menyebabkan anak-anak kehilangan kendali otot di lengan dan kaki. Sehingga, membuat kurangnya keseimbangan, koordinasi, dan kesulitan berjalan. Ataksia dapat memengaruhi jari, tangan, lengan, kaki, tubuh, ucapan, dan bahkan gerakan mata.

Tinnitus

Tinnitus adalah persepsi kebisingan di telinga atau kepala yang tidak memiliki sumber eksternal. Kebisingan yang didengar oleh penderita bermacam-macam. Misalnya, mereka mendengar dering bernada tinggi, suara mendengung, mengklik, mendesis, atau menderu.

Baca juga: Do and Don’t untuk Telinga yang Mengalami Tinnitus

Diagnosis Neuroma Akustik pada Anak

Gejala tumor non-kanker ini mirip dengan kondisi ketika ada masalah pada telinga tengah dan dalam. Jadi, ada kemungkinan sulit untuk terdiagnosis. Untuk mengatasinya, diagnosis biasanya meliputi hal sebagai berikut.

Tes pendengaran (audiometri)

Ini adalah tes fungsi pendengaran yang mengukur seberapa baik Anda mendengar suara dan ucapan. Ini biasanya tes pertama yang dilakukan untuk mendiagnosis neuroma akustik. Seorang dokter meminta untuk mendengarkan suara dan ucapan saat memakai earphone yang terpasang pada mesin yang merekam respons dan mengukur fungsi pendengaran. Jika memiliki neuroma akustik, audiogram mungkin menunjukkan hal berikut.

Peningkatan rata-rata nada murni (PTA)

Metrik ini mengevaluasi seberapa keras frekuensi suara harus sebelum mendengarnya.

Peningkatan ambang penerimaan ucapan (SRT)

Speech reception threshold mengevaluasi seberapa keras suara yang diperlukan sebelum mendengarnya. Mirip dengan rata-rata nada murni, semakin tinggi skornya, semakin buruk pendengarannya.

Speech discrimination (SD)

Ini untuk mengevaluasi berapa banyak kata yang dapat terdeteksi, satu telinga pada satu waktu. Semakin rendah skornya, semakin buruk pendengarannya.

Pemindaian pencitraan kepala

Jika tes lain menunjukkan kemungkinan neuroma akustik, magnetic resonance imaging (MRI) dapat memastikan diagnosisnya. MRI dengan pewarna kontras dapat membantu menentukan tumor. Jika ada neuroma akustik, itu akan menyerap lebih banyak pewarna daripada jaringan otak normal dan tampak jelas pada pemindaian. MRI biasanya menunjukkan tumor yang “meningkat” (cerah) di saluran pendengaran internal.

Baca Juga :   Auditory Brainstem Response (ABR), Metode Awal Skrining Pendengaran Bayi

Periksa Pendengaran di Kasoem Hearing Center

Tes pendengaran berguna untuk memastikan sekaligus mencari tahu level pendengaran anak. Salah satu tempat untuk melakukan pemeriksaan di Kasoem Hearing Center.

Sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing Center dapat menjawab kebutuhan untuk pendengaran.

Berfokus pada one stop solution for all hearing problem, Kasoem Hearing Center pun melayani pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan untuk bayi, anak-anak, dewasa hingga orang tua lanjut usia oleh audilog profesional.

Selain itu, tersedia teknologi untuk membantu, seperti alat bantu dengar (ABD), Bone Anchored Hearing Aid (BAHA) sampai cochlear implant (implan koklea).

Hubungi Kasoem Care melalui 08118179910, untuk informasi lebih lanjut mengenai alat bantu dengar dan masalah pendengaran Anda.

Rate this post