Bengkak di belakang telinga bisa dialami siapa saja. Ini dapat menjadi tanda-tanda masalah pada telinga itu sendiri. Salah satunya gejala dari mastoiditis. Apa itu mastoiditis dan kenapa bisa berakibat bengkak di belakang telinga?
Bengkak di Belakang Telinga
Bengkak di belakang telinga menjadi satu dari beberapa gejala mastoiditis. Mastoiditis adalah infeksi yang menyerang tulang mastoid. Dalam catatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, tulang mastoid adalah tulang yang terdiri dari rongga-rongga udara dan bertekstur lunak. Fungsi rongga udara ini antara lain untuk melindungi struktur di dalam telinga dan mengatur tekanan udara di dalam telinga.
Bagaimana terjadinya bengkak di belakang telinga karena mastoiditis?
Mastoiditis biasanya terjadi ketika infeksi telinga tengah (otitis media) tidak diobati atau persisten. Bakteri yang menginfeksi telinga tengah dapat menyebar ke telinga bagian dalam, kemudian ke tulang mastoid. Jika sel mastoid terinfeksi atau meradang ini dapat menyebabkan tulang keropos menjadi rusak.
Namun, dalam catatan Cleveland Clinic, terkadang kondisi yang disebut kolesteatoma bisa menyebabkan mastoiditis. Kolesteatoma adalah pertumbuhan kulit abnormal di telinga tengah dan tulang temporal di belakang gendang telinga. Kolesteatoma dapat berisi cairan atau udara.
Jenis-jenis mastoiditis
Berdasarkan infeksi yang berlangsung, mastoiditis terbagi menjadi dua, yaitu:
- kronis, artinya berlangsung selama sebulan atau lebih atau muncul kembali setelah pengobatan antibiotik
- akut, berarti biasanya hilang dalam waktu satu bulan setelah pengobatan dan tidak kambuh lagi
Gejala Bengkak di Belakang Telinga karena Mastoiditis
Mastoiditis menyebabkan nyeri berdenyut di belakang telinga atau nyeri ketika ditekan yang tidak kunjung hilang. Selain itu, ciri yang terlihat adalah bengkak di belakang telinga. Gejala lain meliputi hal seperti berikut.
- Kemerahan di belakang telinga (ini akan lebih sulit dilihat pada kulit coklat atau hitam)
- Bengkak di belakang telinga, yang bisa menyebabkannya menonjol
- Keluarnya cairan dari telinga
- Suhu tinggi
- Kelelahan dan mudah tersinggung
- Sakit kepala
- angguan pendengaran pada telinga yang terkena
Sementara itu, ketika diderita anak-anak yang masih sangat kecil, usia di bawah dua tahun, mungkin mengalami gejala:
- menarik telinga
- kelesuan
- demam
- lebih cerewet
- mudah marah
Penanganan
Mastoiditis dapat menyebabkan masalah serius seperti gangguan pendengaran permanen atau meningitis, jika tidak ditangani dengan cepat. Maka dari itu, menurut NHS.uk, harus didiagnosis serta diobati dengan cepat.
Jika mengalami gejala-gejala tersebut, dokter umum akan menggunakan lensa pembesar kecil yang disebut otoskop untuk memeriksa infeksi di dalam telinga. Ketika dokter mengira menderita mastoiditis, mereka akan merujuk ke dokter spesialis THT (telinga, hidung, dan tenggorokan) di rumah sakit.
Pengobatan
Saat hasil diagnosis mengatakan mastoiditis, dokter spesialis THT akan merawat di rumah sakit. Pengobatan utamanya adalah antibiotik. Ini diberikan langsung ke pembuluh darah melalui infus (intravena). Biasanya perlu dirawat selama satu atau dua hari untuk memastikan antibiotik bekerja.
Jika gejala mulai membaik, mungkin akan diberikan tablet antibiotik untuk diminum di rumah. Namun, ketika antibiotik tidak berhasil atau infeksinya semakin parah, pengobatan berupa:
- mengeluarkan nanah dari telinga menggunakan jarum atau dengan membuat sayatan kecil di dalam atau di belakang telinga
- operasi untuk mengangkat sebagian tulang mastoid (mastoidektomi)
Bisa juga dilakukan operasi berupa timpanostomi. Ini dilakukan dengan cara menempatkan silinder berongga kecil yang disebut tabung telinga ke dalam gendang telinga. Operasi ini mengobati infeksi telinga tengah kronis dan mastoiditis akut.
Siapa pun bisa terkena mastoiditis pada usia berapa pun. Tapi, anak-anak berusia dua tahun ke bawah berisiko lebih tinggi terkena mastoiditis. Jadi, lakukan pencegahan dengan cara vaksinasi pneumokokus pada anak-anak.
Orang tua juga bisa mencegahnya dengan menghindari infeksi telinga tengah yang bisa memicu terjadinya mastoiditis. Misalnya, membatasi penggunaan dot, tidak merokok, serta mengendalikan alergi yang memicu terjadinya flu.