Sekitar enam hingga 45 persen bayi lahir ke dunia dengan kelainan bentuk telinga bawaan. Beberapa di antaranya memengaruhi pendengaran. Salah satu kasus yang langka dan menyebabkan gangguan pendengaran adalah anotia. Apa itu anotia?

Apa itu anotia?

Anotia adalah ketika bayi lahir tidak memiliki telinga bagian luar. Kelainan ini, bentuk paling parah atau tipe empat microtia, satu telinga luar berukuran kecil dan tidak terbentuk dengan baik.

Kondisi hilangnya bagian luar telinga ini biasanya hanya pada satu sisi. Artinya memengaruhi satu telinga saja. Selain itu, diikuti dengan beberapa bagian telinga bagian dalam yang mungkin tidak terbentuk secara normal.

Apakah anotia memengaruhi pendengaran?

Dalam catatan Nemours Kids Health, anotia memengaruhi pendengaran. Sebab, pada beberapa kasus suara tidak dapat masuk ke bagian dalam telinga. Selain itu, beberapa bagian telinga bagian dalam mungkin tidak terbentuk secara normal. Sehingga, anak-anak dengan anotia mengalami gangguan pendengaran. Sementara itu, pada kasus lain, telinga bagian dalam tidak terpengaruh oleh anotia. Tapi, memengaruhi penampilan telinga bayi.

Gangguan Pendengaran Konduktif karena Anotia

Gangguan pendengaran yang seringkali dikaitkan dengan anotia, menurut Children’s Hospital of Philadelpia, yaitu gangguan pendengaran konduktif. Ini terjadi ketika gelombang suara tidak berjalan dengan baik melalui telinga dan suara tidak disalurkan secara efisien dari saluran telinga luar ke gendang telinga. Ini karena, anotia berlangsung dengan saluran telinga yang sempit atau hilang.

Untuk dapat mendengar suara, seluruh bagian telinga perlu kerja sama dari bagian luar hingga dalam. Karena, proses mendengaran berjalan seperti berikut.

  1. Daun telinga atau pinna bertugas menangkap dan mengumpulkan suara
  2. Kemudian suara mengalir melalui saluran telinga luar dan disampaikan ke gendang telinga (membran timpani)
  3. Saat gelombang suara mencapai membran timpani, gelombang tersebut menyebabkan membran timpani bergetar. Getaran tersebut kemudian ditransfer ke tulang kecil di telinga tengah, yakni malleus, incus, dan stapes (ossicles)
  4. Tulang telinga tengah kemudian memperkuat suara. Mereka mengirimkan gelombang suara ke telinga bagian dalam dan ke organ pendengaran yang berisi cairan (koklea)
  5. Gelombang suara tersebut diubah menjadi impuls listrik
  6. Saraf pendengaran mengirimkan impuls ini ke otak. Otak kemudian menerjemahkan impuls listrik tersebut menjadi suara
Baca Juga :   Goldenhar Syndrome, Sindrom Memengaruhi Bentuk Telinga

Apa itu Penyebab Anotia?

Dokter tidak mengetahui penyebab pasti anotia dalam banyak kasus. Beberapa jenis mutasi (perubahan) gen berhubungan dengan anotia. Tapi, lebih sering terjadi pada bayi yang ibunya mengalami kondis:

  • menderita diabetes
  • mengonsumsi obat-obatan tertentu (termasuk isotretinoin, merek Accutane) atau minum alkohol selama kehamilan
  • menjalani diet rendah asam folat dan karbohidrat selama kehamilan

Beberapa bayi dengan anotia juga mungkin memiliki kondisi genetik seperti sindrom Treacher Collins atau masalah pada pembentukan wajah, jantung, ginjal, atau anggota tubuh mereka.

Perawatan dan Penanganan

Dokter akan melihat anotia segera setelah bayi lahir. Kadang-kadang mereka menemukan kondisi tersebut sebelum kelahiran pada USG prenatal . Setelah bayi lahir, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah ada masalah lain, serta melakukan tes pendengaran dan tes genetik .

Mereka juga mungkin memesan studi pencitraan, seperti CT scan, dan tes lain sesuai kebutuhan

Penanganan anotia

Bayi dengan anotia membutuhkan tim perawatan untuk membantunya mendapatkan pengobatan terbaik. Tim tersebut meliputi:

  • ahli bedah plastik anak untuk membangun kembali telinga
  • otolaryngologist (dokter telinga, hidung, dan tenggorokan) untuk mengobati gangguan pendengaran
  • terapis wicara untuk membantu perkembangan bicara
  • ahli genetika untuk membantu keluarga memahami bagaimana anotia dapat diturunkan dalam keluarga

Dokter bedah plastik dapat melakukan dua jenis prosedur anotia. Mereka bisa:

  1. Gunakan tulang rawan dari tulang rusuk anak sebagai kerangka untuk membentuk telinga. Mereka memasang jaringan dari bawah kulit kepala anak dan/atau cangkok kulit di atas tulang rawan untuk membangun kembali telinga. Jenis operasi ini biasanya dilakukan saat anak berusia 6–10 tahun. Perbaikannya dilakukan secara bertahap sehingga diperlukan beberapa kali operasi.
    atau
  2. Gunakan implan plastik sebagai kerangka untuk membentuk telinga. Mereka memasang jaringan dari bawah kulit kepala anak dan/atau cangkok kulit di atas implan untuk membangun kembali telinga. Operasi jenis ini bisa dilakukan saat anak berusia sekitar 3 tahun. Perbaikan terkadang dapat dilakukan dalam satu operasi, tetapi mungkin diperlukan dua kali operasi.
    Jika bagian dalam telinga anak tidak berkembang secara normal, dokter spesialis THT mungkin akan melakukan operasi lebih lanjut.
Rate this post