Satu dari lima bayi yang lahir dengan infeksi cytomegalovirus (CMV) mengalami gejala atau masalah kesehatan jangka panjang. Salah satunya, cytomegalovirus sebabkan gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran bayi ini pun dapat berkembang dari ringan menjadi parah selama dua tahun pertama kehidupan.

Kebanyakan infeksi cytomegalovirus tidak memiliki gejala dan tidak ada yang menyadari telah terinfeksi. Jika, hamil dan terinfeksi, sang ibu dapat menularkan virus ke bayi selama kehamilan. Akhirnya, bayi berpotensi lahir dengan cytomegalovirus.

Dalam catatan Centers for Disease Control and Prevention, tanda-tanda bayi terinfeksi CMV adalah:

  • ruam
  • penyakit kuning (menguningnya kulit atau bagian putih mata)
  • mikrosefali (kepala kecil)
  • berat lahir rendah
  • hepatosplenomegaly (pembesaran hati dan limpa)
  • kejang
  • retinitis (retina mata rusak)

Cytomegalovirus Sebabkan Gangguan Pendengaran

National Deaf Children’s Society mengungkapkan cytomegalovirus sebabkan gangguan pendengaran. Virus keluarga herpes ini memengaruhi organ keseimbangan di telinga bagian dalam anak. Selain itu, saraf pendengaran atau kemampuan untuk menafsirkan suara (gangguan pemrosesan pendengaran (APD) ikut terpengaruh.

Akibatnya terjadi gangguan pendengaran, seperti berikut.

Cytomegalovirus sebabkan gangguan pendengaran sensorineural

Gangguan pendengaran sensorineural merupakan kelainan yang terjadi pada telinga bagian dalam, koklea, dan saraf pendengaran yang menghubungkan telinga bagian dalam ke otak. Kondisi tersebut terjadi karena sel-sel rambut kecil di koklea dan atau saraf pendengaran rusak.

Jadi, saat energi suara mencapai koklea, sel-sel rambut yang rusak itu tidak dapat mengubah gelombang suara menjadi sinyal saraf yang melewati saraf pendengaran ke otak. Jenis ketulian ini bersifat permanen dan dapat memengaruhi satu atau kedua telinga.

Mereka yang menderita gangguan pendengaran sensorineural akan merasa kesulitan mendengar suara lembut. Bahkan, dalam beberapa kasus, orang-orang tersebut tak dapat mendengar dengan jelas saat ada suara yang lebih keras.

Baca Juga :   Tes Pendengaran untuk Balita yang Menderita Gangguan Pendengaran

Baca juga : Kelainan Bentuk Telinga, Ini Jenis dan Penyebabnya

Gangguan pendengaran konduktif

Gangguan pendengaran akibat kebisingan sangat umum terjadi. Jika Anda terus-menerus terpapar kebisingan yang melebihi 85 desibel, pendengaran Anda mungkin terganggu secara permanen .

Anak-anak dengan CMV biasanya memproduksi kotoran telinga. Dalam beberapa kasus, kotoran telinga tersebut malah menumpuk dan sepenuhnya memblokir saluran telinga. Kotoran telinga yang menumpuk tersebut dapat menghalangi suara dari luar untuk masuk ke telinga bagian dalam.

Sehingga, terjadi gangguan pendengaran konduktif sementara. Kelainan ini terjadi ketika ada masalah pada saluran telinga, gendang telinga atau telinga tengah dan tulang-tulang kecilnya (maleus, inkus, dan stapes). Akibatnya, suara yang dikirim dari telinga bagian luar tak dapat masuk ke bagian dalam.

Selain itu, cytomegalovirus sebabkan ketulian unilateral (tuli pada satu telinga). Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak dengan CMV asimptomatik (tidak menunjukkan gejala lain). Sedangkan yang lainya, mengalami ketulian di telinga lainnya di kemudian hari.

Separuh dari anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran CMV akan mengalami ketulian yang progresif atau lambat (menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu).

Misalnya, bayi baru lahir dengan CMV bawaan mengalami gangguan pendengaran di satu telinga. Kemudian, berkembang selama tiga tahun pertama kehidupan dan gangguan pendengaran pada telinga lain.

Karena, dapat memengaruhi perkembangan bicara dan bahasa, penting untuk melakukan tes pendengaran secara teratur. Jadi, setiap perubahan dalam pendengaran dapat diketahui lebih awal dan bantuan dapat diberikan dengan cepat. Apalagi, dalam beberapa kasus bayi lahir dengan cytomegalovirus tak teridentifikasi saat dilakukan tes pendengaran.

Salah satu tempat untuk melakukan pemeriksaan pendengaran adalah Kasoem Hearing Center. Berfokus pada one stop solution for all hearing problem, Kasoem Hearing Center melayani pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan untuk anak-anak, dewasa hingga orang tua lanjut usia.

Baca Juga :   Begini Cara Headphone Merusak Pendengaran Manusia

Tak hanya itu, sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing Center menyediakan alat bantu pendengaran (ABD) dan cochlear implant untuk solusi berbagai masalah pendengaran.

Rate this post