Satu dari lima remaja mengalami berbagai jenis gangguan pendengaran. Banyak ahli percaya, sebagaian eskalasi ini disebabkan oleh peningkatan penggunaan headphone.

Seperti dilansir dari American Osteopathic Association, mendengarkan melalui headphone dengan volume tinggi untuk waktu yang lama, dapat mengakibatkan gangguan pendengaran seumur hidup untuk anak-anak dan remaja.

“Bahkan gangguan pendengaran ringan karena kebisingan yang berlebihan dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan dalam bicara dan bahasa,” ujar Dokter Anak Osteopathic dari Vallejo, California James E. Foy.

Lantas, bagaimana headphone berkontribusi meningkatkan gangguan pendengaran?

Sebagian besar pemutar MP3 menghasilkan suara hingga 120 desibel (dB). Suara tersebut setara dengan tingkat suara pada konser musik rock.

Mereka yang mendengarkan suara saat menggunakan headphone pada tingkat desibel terlalu tinggi tak dapat mendengar apa pun yang terjadi di sekitarnya.

Dengan suara sebesar 120 dB saat mendengarkan musik melalui headphone, maka gangguan pendengaran pada manusia dapat terjadi hanya dalam waktu sekitar satu jam 15 menit.

Bagaimana proses rusaknya pendengaran karena paparan suara keras?

Headphone menjadi berbahaya karena sangat dekat dengan telinga bagian dalam (koklea) dan menghasilkan suara sangat keras. Menurut catatan Centers for Disease Control and Prevention, suara keras dapat merusak sel dan membran di koklea.

Paparan satu kali terhadap suara keras yang ekstrem atau mendengarkan suara keras dalam waktu lama membuat sel-sel rambut di telinga bekerja terlalu keras. Lama-kelamaan sel-sel rambut tersebut mati.

Jika sudah demikian, terjadilah gangguan pendengaran sementara. Namun, yang berbahaya adalah gangguan dengar tetap berlanjut, bahkan setelah paparan kebisingan berhenti. Karena, kerusakan pada telinga bagian dalam atau sistem saraf pendengaran menjadi permanen.

Adakah tanda-tanda gangguan pendengaran imbas mendengarkan musik memakai headphone?

Dokter Anak Osteopathic dari Vallejo, California James E. Foy menilai jenis gangguan pendengaran akibat penggunaan headphone biasanya bertahap, kumulatif, dan tanpa tanda peringatan yang jelas. Sehingga, tes pendengaran dan pemeriksaan medis menjadi satu-satunya cara untuk benar-benar mendiagnosis kerusakan pendengaran.

Baca Juga :   Mengapa Telinga Gatal Dan Bagaimana Cara Mengatasinya

Tetapi, ada beberapa gejala yang bisa menjadi acuan ketika anak-anak atau orang dewasa mengalami kondisi, seperti:

  • mendengar suara dering, menderu, mendesis atau berdengung di telinga
  • kesulitan memahami pembicaraan di tempat yang bising
  • merasa suara teredam dan ada sumbatan pada telinga
  • mendengarkan TV atau radio dengan volume lebih tinggi dari sebelumnya.

Mencegah gangguan dengar akibat pemakaian headphone

Foy merekomendasikan aturan praktis, yaitu 60/60 sehubungan dengan persentase volume maksimum dan durasi waktu ketika mendengarkan musik melalui headphone. Hal tersebut untuk menghindari terjadinya gangguan pendengaran seusai mendengarkan musik kencang melalui headphone.

Pertama, dilarang mendengarkan suara atau musik melebihi 60 persen dari volume maksimum.

“Sebagai aturan praktis, Anda hanya boleh menggunakan perangkat MP3 pada tingkat hingga 60 persen dari volume maksimum selama total 60 menit sehari,” katanya.

Kedua, perhatikan durasi waktu menggunakan headphone beserta berapa kencang volume saat mendengarkannya. Contoh, semakin keras volume suara, semakin pendek durasi mendengarkannya. Sedangkan pada volume maksimum, harus mendengarkan hanya sekitar lima menit sehari.

Tak hanya itu, untuk mencegah gangguan pendengaran, gunakan menggunakan headphone model lama. Misalnya, menggunakan headphone yang lebih besar yang diletakkan di atas lubang telinga ketimbang earphone yang ditempatkan langsung di telinga.

Moderasi adalah kuncinya, baik menggunakan headphone atau earphone. Tapi yang pasti, menghindari penggunaan alat pendengar secara berlebihan akan sangat membantu dalam mencegah gangguan pendengaran.

Rate this post