Headset, headphone, earphone atau earbud menjadi perangkat yang dinilai dapat merusak pendengaran manusia. Sebab, saat memakainya, perangkat audio tersebut memaparkan kebisingan terhadap telinga untuk mendengarkan musik dengan volume keras dan berulang-ulang.

Sebagai contoh, volume maksimal pada perangkat iPhone bisa mencapai 102 desibel (dB). Padahal, nilai tersebut melebihi ambang batas aman untuk telinga mendengar yaitu 85 dB. Bahkan, beberapa pemutar audio mengeluarkan suara maksimal 120 db.

Lantas, bagaimana cara mencegah kerusakan meski menggunakan headphone saat mendengarkan musik?

Berdasarkan catatan Oklahoma Hearing Center, berikut cara untuk menghindari kerusakan pendengaran akibat headphone.

1. Kecilkan Volume

Mengecilkan volume saat mendengarkan musik bisa melindungi dari kerusakan telinga. Karena, salah satu penyebab utama gangguan pendengaran adalah paparan kebisingan yang sangat keras. Maka dari itu, membatasi paparan adalah cara melindungi telinga dari kebisingan.

2. Gunakan Headphone Peredam Kebisingan

Selain menurunkan volume, cara melindungi telinga bisa dengan menggunakan headphone peredam bising. Karena, headphone tersebut bisa memblokir suara eksternal yang memungkinkan menikmati musik atau video dengan volume lebih rendah tanpa gangguan.

3. Gunakan Model Over-the-Ear

Cara selanjutnya adalah menggunakan headphone over-the-ear. Audiolog dan otologis merekomendasikan model tersebut ketimbang in-ear atau earbud. Pasalnya, headphone over-the-ear meningkatkan jarak antara gendang telinga dan speaker. Sehingga, menurunkan kemungkinan gangguan pendengaran.

4. Batasi Waktu Mendengarkan

Jika mengecilkan volume, menggunakan headphone peredam kebisingan, dan headphone over-the-ear sudah dilakukan, solusi lain adalah membatasi waktu mendengarkan.

Apa jadinya jika tak mau menerapkan aturan?

Suara masuk ke telinga melalui sebuah gelombang. Gelombang suara membuat gendang telinga bergetar yang ditransmisikan ke telinga bagian dalam melalui beberapa tulang kecil sampai mencapai koklea.

Baca Juga :   Gangguan Pendengaran pada Anak-anak Dapat Dicegah dengan Cara Ini

Ketika getaran suara itu mencapai koklea, otomatis cairan di dalamnya bergetar dan menyebabkan rambut-rambut di dalamnya bergerak. Rata-rata orang dilahirkan dengan sekitar 16.000 sel rambut di dalam koklea mereka. Sel-sel ini memungkinkan otak untuk mendeteksi suara. 

Jika suara yang dihasilkan dalam batas aman, getaran akan membuat rambut bergerak normal. Namun, saat suara lebih keras masuk, seperti suara yang dihasilkan dari mendengarkan musik lewat headphone, akan terjadi getaran yang lebih kuat. Hal tersebut menyebabkan rambut bergerak lebih banyak.

Saat telinga terus menerus mendengarkan suara yang terlalu keras, rata-rata 120 dB dalam periode lama, sel-sel rambut tersebut bakal kehilangan kepekaan terhadap getaran. Sebab, suara keras membuat sel menekuk atau terlipat.

Seperti apa tanda-tanda gangguan pendengaran imbas mendengarkan musik memakai headphone?

Dokter Anak Osteopathic dari Vallejo, California James E. Foy menilai jenis gangguan pendengaran akibat penggunaan headphone biasanya bertahap, kumulatif, dan tanpa tanda peringatan yang jelas. Sehingga, tes pendengaran dan pemeriksaan medis menjadi satu-satunya cara untuk benar-benar mendiagnosis kerusakan pendengaran.

Tetapi, ada beberapa gejala yang bisa menjadi acuan ketika anak-anak atau orang dewasa mengalami kondisi, seperti:

  • mendengar suara dering, menderu, mendesis atau berdengung di telinga
  • kesulitan memahami pembicaraan di tempat yang bising
  • merasa suara teredam dan ada sumbatan pada telinga
  • mendengarkan TV atau radio dengan volume lebih tinggi dari sebelumnya.
Rate this post