Gangguan pendengaran terjadi karena kerusakan pada telinga bagian luar, tengah, dalam atau saraf pendengaran. Masalah tersebut dapat terjadi karena berbagai faktor. Salah satunya kebisingan, yang dikenal dengan istilah gangguan pendengaran akibat kebisingan (noise-induced hearing loss).

Gangguan Pendengaran akibat Kebisingan

Gangguan dengar akibat kebisingan adalah penurunan pendengaran ketika seseorang terlalu sering terpapar suara keras atau terpapar suara terlalu keras dalam waktu yang singkat. Hal tersebut, dapat merusak merusak struktur sensitif di telinga bagian dalam.

Seperti apa suara yang normal atau aman didengar?

Dalam catatan National Institute on Deafness and Other Communication Disorders, suara normal merupakan suara yang ada lingkungan sehari-hari, seperti:

  • televisi dan radio
  • peralatan rumah tangga
  • lalu lintas

Artinya, ketika diukur dalam satuan atau desibel, suara itu ada atau di bawah 70 A-weighted decibels (dBA). Jadi, meski pemaparan berlangsung lama, tidak mungkin menyebabkan gangguan pendengaran.

Suara yang merusak pendengaran

Sementara itu, suara yang termasuk bising atau menyebabkan gangguan pendengaran ada di atas 85 dBA. Suara tersebut, meliputi:

  • kebisingan yang dihasilkan di bengkel kayu
  • mesin pemotong rumput
  • pembersih daun
  • alat pertukangan kayu

Risiko paparan kebisingan juga berasal dari suara, seperti:

  • menembak dan berburu target
  • mengendarai mobil salju
  • mendengarkan pemutar MP3 dengan volume tinggi melalui earbud atau headphone
  • bermain band
  • menghadiri konser yang keras

Berikut rincian desibel rata-rata dari beberapa suara yang sudah dikenal

  1. Percakapan normal: 60-70 dBA
  2. Bioskop: 74-104 dBA
  3. Sepeda motor dan sepeda motor trail: 80-110 dBA
  4. Musik melalui headphone dengan volume maksimal, acara olahraga, dan konser: 94-110 dBA
  5. Sirene: 110-129 dBA
  6. Kembang api dalam pertunjukkan: 140-160 dBA

Pengaruh Paparan Kebisingan terhadap Pendengaran

Gangguan dengar akibat kebisingan disebabkan paparan satu kali terhadap suara “impulsif” yang intens, seperti ledakan atau paparan terus menerus terhadap suara keras dalam jangka waktu yang lama. Jadi, semakin keras suaranya, semakin pendek waktu untuk seseorang mengalami gangguan dengar akibat kebisingan.

Baca Juga :   Apakah Gangguan Pendengaran pada Anak Bisa Sembuh?

Kondisi bisa langsung atau butuh waktu lama untuk terlihat. Ini bisa bersifat sementara atau permanen serta memengaruhi satu telinga atau kedua telinga. Bahkan jika tidak merusak pendengaran, seseorang dapat mengalami masalah pendengaran di kemudian hari.

Misalnya, tidak dapat memahami orang lain ketika mereka berbicara, terutama di telepon atau di ruangan yang bising. Namun, terlepas dari bagaimana pengaruhnya, seseorang dapat mencegah gangguan pendengaran akibat kebisingan.

Periksa Pendengaran di Kasoem Hearing Center

Jika butuh pemeriksaan pendengaran akibat kebisingan, segera datang ke fasilitas kesehatan yang terpercaya seperti Kasoem Hearing Center. Berfokus pada one stop solution for all hearing problem, Kasoem Hearing Center menyediakan pemeriksaan hingga solusi alat bantu pendengaran.

Pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan tersedia bagi anak-anak, orang dewasa hingga orang tua lanjut usia. Tes pendengaran dilayani oleh audilog profesional.

Sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing Center juga menyediakan teknologi untuk gangguan pendengaran, meliputi alat bantu dengar (ABD), Bone-Anchored Hearing Aid (BAHA) sampai cochlear implant (implan koklea).

Segera buat janji temu dengan menghubungi Kasoem Care melalui 08118179910, untuk mengatasi masalah pendengaran Anda

Rate this post