Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga dapat mengalami gangguan pendengaran. Kondisi ini dapat muncul saat lahir atau didapat saat masa pertumbuhan. Jika belum tahu penyebabnya, mungkin orang tua akan bertanya, apakah gangguan pendengaran pada anak bisa sembuh.

Gangguan Pendengaran pada Anak

Gangguan pendengaran menurut American Speech–Language–Hearing Association (ASHA) mengacu pada ketidakmampuan sebagian atau total untuk mendengar atau ambang pendengaran di luar jangkauan pendengaran biasa. Ambang batas terendah suara yang dapat didengar sekitar 20 desibel (dB). Itu setara dengan suara ketukan atau bisikan.

Gangguan pendengaran pada anak terbagi menjadi tiga, yaitu konduktif, senorineural, dan campuran. Penyebabnya, bawaan (ada saat lahir) atau diperoleh (berkembang setelah lahir) atau bahkan tidak diketahui.

Gangguan dengar konduktif

Ini adalah penurunan atau kehilangan pendengaran karena masalah atau kerusakan pada telinga bagian luar atau tengah. Dampak dari masalah tersebut, suara yang ditangkap telinga bagian luar tidak dapat diteruskan atau tertahan di telinga tengah. Sehingga, suara tak bisa sampai ke telinga bagian dalam untuk diproses sebagai sinyal suara.

Penyebab gangguan pendengaran konduktif pada anak-anak ini terbagi menjadi dua. Pertama karena ada masalah pada struktur telinga luar. Kedua, karena masalah pada telinga bagian tengah.

Struktur telinga luar

  1. Kotoran telinga (earwax) yang menumpuk dan sepenuhnya memblokir saluran telinga
  2. Telinga perenang (swimmer’s ear) atau otitis eksterna
  3. Masuknya benda asing ke dalam telinga, seperti manik-manik dan kacang-kacangan ke telinga ketika orang
  4. Tumor tulang jinak pada saluran telinga
  5. Microtia
  6. Cacat saluran telinga luar (atresia aural)

Struktur telinga tengah

  1. Otitis media
  2. Kerusakan gendang telinga
  3. Lubang di gendang telinga (membran timpani)
  4. Kolesteatoma
  5. Ostoklerosis

Gangguan pendengaran sensorineural pada anak

Gangguan pendengaran sensorineural atau sensorineural hearing loss (SNHL) merupakan penurunan kemampuan dengar akibat kerusakan pada telinga bagian dalam, koklea atau saraf pendengaran. Dalam catatan Stanford Medicine Children’s Health, penyebab gangguan dengar anak terbagi menjadi dua, yaitu ada sejak lahir dan berkembang ketika masa pertumbuhan.

Baca Juga :   Sindrom Jervell dan Lange-Nielsen Pengaruhi Pendengaran

Kondisi yang ada sejak lahir (bawaan) seperti:

  • ibu mengidap infeksi seperti toksoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, herpes, atau sifilis
  • ibu menderita diabetes
  • komplikasi terkait dengan faktor Rh dalam darah
  • faktor genetik dan sindrom saat anak saat lahir
  • kondisi yang turun dalam keluarga (turun-temurun)

Terjadi setelah lahir (didapat) seperti:

  • paparan kebisingan yang keras
  • cedera
  • infeksi
  • kerusakan akibat obat-obatan tertentu yang dapat membahayakan telinga
  • berat badan lahir rendah atau prematuritas

Gangguan pendengaran campuran

Gangguan pendengaran campuran merupakan kombinasi gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural. Perawatan tergantung pada penyebab gangguan pendengaran.

Gangguan Pendengaran pada Anak Bisa Sembuh, Benarkah?

Gangguan pendengaran pada anak bisa sembuh ketika jenis gangguan dengar konduktif. Dalam catatan Saint Luke’s, gangguan pendengaran konduktif seringkali bersifat sementara. Perawatan untuk kondisi berupa prosedur medis atau bedah. Setelah penyumbatan atau masalah tertangani dengan benar, pendengaran sering kali kembali normal.

Penyedia layanan kesehatan akan memberi tahu lebih banyak tentang apa yang menyebabkan gangguan pendengaran pada anak dan bagaimana mengobati dan menanganinya. Opsi lain, anak gangguan pendengaran konduktif yang tak dapat sembuh atau campuran bisa memakai alat bantu dengar konduksi tulang (bone conduction hearing device atau bone-anchored hearing aid) atau Baha. Baha bisa bermanfaat bagi yang tidak mendapat manfaat dari penggunaan alat bantu dengar konvensional untuk memaksimalkan pendengaran.

Apakah gangguan pendengaran senorinural pada anak bisa sembuh?

Sementara itu, jika gangguan pendengaran pada anak termasuk sensorineural biasanya bersifat permanen. Pemeriksaan akan melibatkan tim spesialis yang mencakup audiolog, dokter telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), terapis wicara-bahasa serta spesialis pendidikan.

Perawatan medis, terapi, dan pembedahan dapat membantu anak-anak dengan beberapa jenis gangguan pendengaran. Ini termasuk:

  • Alat bantu dengar untuk membuat suara menjadi lebih keras
  • Implan koklea dapat membantu anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran parah ketika alat bantu dengar tidak dapat melakukannya. Pemasangan ini perlu melalui pembedahan
  • Habilitasi pendengaran membantu anak-anak yang lahir dengan gangguan pendengaran belajar bagaimana mendengarkan dan berkomunikasi. Ini mungkin termasuk terapi pendengaran-verbal (AVT)
Baca Juga :   Benarkah Gangguan Pendengaran Memengaruhi Kesehatan Kognitif Lansia?

Temukan Solusi Gangguan Pendengaran pada Anak di Kasoem Hearing Center

Untuk menjawab pertanyaan, apakah gangguan pendengaran pada anak bisa sembuh atau tidak, anak perlu menjalani pemeriksaan pendengaran. Salah satu yang bisa jadi rujukan untuk tes pendengaran adalah Kasoem Hearing Center.

Satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015 ini menyediakan pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan oleh audilog profesional. Tes ini tersedia untuk bayi dan anak-anak hingga orang tua lanjut usia (lansia).

Setelah tes, Anda dapat konsultasi mengenai teknologi untuk gangguan dengar meliputi alat bantu pendengaran (ABD), alat bantu dengar koduksi tulang (Baha) sampai cochlear implant (implan koklea). Untuk memaksimalkan pendengaran Kasoem Hearing Center juga menyediakan layanan Auditory Verbal-therapy.

Dengan tagline “one stop solution for all hearing problem“, Kasoem Hearing Center menjadi solusi untuk kebutuhan pendengaran. Hubungi Kasoem Care melalui 08118179910 untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan dan lokasi terdekat Anda.

Rate this post