Meningitis adalah peradangan (pembengkakan) selaput pelindung yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang (meninges). Kondisi ini disebabkan oleh banyak patogen yang berbeda. Salah satu jenis yang berdampak pada gangguan pendengaran adalah meningitis bakteri. Seperti apa itu?

Meningitis Bakteri

World Health Organization (WHO) mengungkapkan meningitis bakterial adalah jenis meningitis yang paling umum dan berbahaya. Karena, serangan bakteri dapat berakibat fatal dalam waktu 24 jam. Berdasarkan data WHO, sekitar satu dari enam orang yang terkena meningitis jenis ini meninggal. Sedangkan, satu dari lima mengalami komplikasi parah.

Penyebab

Penyebab utama meningitis bakteri akut terdiri dari empat jenis. Bakteri ini bertanggung jawab atas lebih dari separuh kematian akibat meningitis secara global dan menyebabkan penyakit parah lainnya, seperti sepsis dan pneumonia.

  1. Neisseria meningitidis (meningokokus)
  2. Streptococcus pneumoniae (pneumokokus)
  3. Haemophilus influenzae
  4. Streptococcus agalactiae (streptococcus grup B)

Sementara itu, bakteri yang juga menyebabkannya adalah Salmonella, Listeria, Streptococcus, dan Staphylococcus serta Escherichia coli. Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan tuberkulosis atau TBC, juga menjadi penyebab meningitis bakteri yang kurang umum (meningitis TB).

Gejala

Jenis yang disebabkan oleh virus atau bakteri menyebabkan gejala yang serupa. Gejala mungkin lebih kuat pada beberapa jenis meningitis daripada yang lain dan memerlukan perawatan yang berbeda.

Patogen meningitis dapat menyebabkan gejala lain akibat infeksi aliran darah (septikemia), yang dapat dengan cepat menyebabkan sepsis, termasuk:

  • tangan dan kaki dingin
  • nyeri sendi dan otot
  • bernapas lebih cepat dari biasanya
  • diare
  • ruam ungu tua atau merah

Sementara, pada bayi gejalanya, seperti:

  • menjadi kurang aktif dan sulit untuk bangun
  • menjadi mudah tersinggung atau tidak dapat dihibur
  • pemberian makan yang buruk
  • tubuh kaku atau floppy
  • bengkak di titik lemah di kepala mereka (fontanelle)
Baca Juga :   Goldenhar Syndrome, Sindrom Memengaruhi Bentuk Telinga

Dampak Meningitis Bakteri

Infeksi ini tetap menjadi ancaman yang signifikan di seluruh dunia. Meski demikian, kebanyakan orang sembuh, ketika mendapat penanganan yang tepat. Namun, yang sembuh dapat mengalami cacat permanen, seperti:

  • kerusakan otak
  • ketidakmampuan belajar
  • gangguan pendengaran

Gangguan Pendengaran karena Meningitis Bakteri

Meningitis adalah salah satu penyebab utama ketulian yang didapat. Sekitar delapan persen dari penyintas akan mengalami beberapa derajat gangguan pendengaran permanen. Maka dari itu perlu tes pendengaran dalam waktu empat minggu setelah cukup sehat untuk menguji setelah terinfeksi meningitis bakteri dan septikemia meningokokus.

Bagaimana meningitis bakteri memengaruhi pendengaran?

Dalam catatan Meningitis Now, ketika kasus meningitis yang parah, bakteri, racun bakteri, atau bahan kimia yang diproduksi tubuh kita untuk melawan infeksi dapat masuk ke telinga bagian dalam. Hal tersebut menyebabkan kerusakan pada sel-sel rambut koklea atau serabut saraf.

Kerusakan pendengaran akibat septikemia tidak biasa, tetapi bisa terjadi jika suplai darah ke koklea atau sel saraf terganggu. Gangguan pendengaran akibat meningitis dan septikemia digambarkan sebagai gangguan pendengaran sensorineural. Sifat dari gangguan pendengaran jenis ini adalah permanen.

Jika seorang anak mengalami gangguan pendengaran setelah meningitis, ada risiko pertumbuhan tulang yang berlebihan koklea osifikasi) dalam beberapa minggu dan bulan setelah pemulihan. Ini bisa membuat apa saja gangguan pendengaran yang ada lebih buruk dan pengobatan gangguan pendengaran lebih sulit atau kurang sukses.

Maka dari itu, jika mengalami gejalanya, segera lakukan perawatan. Setelah perawatan selesai, anak-anak perlu melakukan pemeriksaan pendengaran untuk mengetahui seberapa parah gangguan pendengaran yang dialami.

Tes Pendengaran di Kasoem Hearing Center

Harga Alat Bantu Dengar untuk Lansia

Jika memiliki gangguan dengar, bisa menghubungi atau mengunjungi seluruh cabang Kasoem Hearing Center. Sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing Center menyediakan pelayanan hingga solusi.

Baca Juga :   Apa itu Alat Bantu Dengar Receiver in the Ear (RITE)?

Berfokus pada one stop solution for all hearing problem, Kasoem Hearing Center melayani pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan oleh audilog profesional untuk bayi dan anak-anak hingga orang tua lanjut usia (lansia).

Tak hanya itu, tersedia teknologi untuk gangguan dengar lain, meliputi alat bantu dengar (ABD), alat bantu dengar hantaran tulang atau Bone-Anchored Hearing Aid (BAHA) sampai cochlear implant (implan koklea). Segera hubungi Kasoem Care melalui 08118179910, untuk konsultasi masalah pendengaran Anda.

Rate this post