Gangguan pendengaran merupakan penurunan atau kehilangan pendengaran karena kerusakan di salah satu atau seluruh bagian telinga. Kondisi ini disebabkan berbagai hal, seperti kondisi medis. Salah satu yang dapat berdampak pada telinga adalah lupus. Seperti apa hubungan lupus dan gangguan pendengaran?

Lupus

Lupus adalah penyakit kronis (jangka panjang) yang dapat menyebabkan peradangan dan nyeri di bagian tubuh mana pun. Ini adalah penyakit autoimun, yang berarti sistem kekebalan (sistem tubuh yang biasanya melawan infeksi) malah menyerang jaringan sehat.

Dalam catatan Lupus Foundation of America, lupus paling sering menyerang tubuh, yaitu:

  • kulit
  • sendi
  • organ dalam, seperti ginjal dan jantung

Namun, lupus juga dapat menyerang banyak bagian tubuh. Maka dari itu, lupus dapat menimbulkan banyak gejala berbeda. Adapun lupus terbagi menjadi empat jenis, meliputi:

  • lupus eritematosus sistemik, bentuk lupus yang paling umum
  • lupus kulit, terbatas pada kulit
  • lupus yang diinduksi obat, penyakit mirip lupus yang disebabkan oleh obat resep tertentu
  • lupus neonatal, suatu kondisi langka yang menyerang bayi dari wanita penderita lupus

Lupus dan Gangguan Pendengaran

Meski seringkali menyerang kulit, sendi, dan organ dalam, penelitian baru menemukan bahwa penderita lupus memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran terjadi ketika tidak mampu mendengar sebaik seseorang dengan pendengaran normal pada ambang pendengaran 20 dB atau lebih baik pada kedua telinga.

Secara umum gangguan pendengaran terbagi menjadi tiga jenis, yaitu konduktif, sensorineural, dan campuran.

  1. Konduktif adalah penurunan atau kehilangan pendengaran karena masalah atau kerusakan pada telinga bagian luar atau tengah
  2. Sensorineural atau sensorineural hearing loss (SNHL) merupakan penurunan kemampuan dengar akibat kerusakan pada telinga bagian dalam, koklea atau saraf pendengaran.
  3. Gangguan pendengaran campuran merupakan kombinasi gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural
Baca Juga :   Apakah Gangguan Pendengaran pada Anak Bisa Sembuh?

Hasil penelitian lupus dan gangguan pendengaran

Penelitian melibatkan total 1.326 peserta secara keseluruhan, yakni 635 orang dengan lupus dan 691 kelompok kontrol (orang tanpa lupus pada usia yang sama). Sedangkan, usia rata-rata peserta penelitian adalah sekitar 37 tahun.

Hasil tinjauan data dari 17 penelitian mengungkapkan lebih dari seperempat (27 persen) penderita lupus teriagnosis mengalami gangguan pendengaran dibandingkan dengan hanya dua persen pada kelompok kontrol.

Gangguan pendengaran frekuensi rendah

Tingkat gangguan pendengaran juga lebih buruk pada penderita lupus, terutama pada tingkat frekuensi pendengaran rendah. Kondisi ini menyebabkan tidak dapat mendengar suara pada frekuensi rendah dalam rentang 2.000 Hz atau lebih rendah dari suara tersebut. Contoh suara berfrekuensi rendah antara lain guntur atau suara berat seorang pria.

Gangguan dengar sensorineural

Dalam catatan Kaleidoscope Fighting Lupus, lumpus berdampak pada gangguan pendengaran sensorineural. Vaskulitis adalah penyebab utama gangguan telinga dan pendengaran pada lupus.

Pembuluh darah di telinga dapat terisi dengan kompleks autoimun (kelompok antigen-antibodi) dan menyebabkan peradangan pada pembuluh darah kecil di telinga. Peradangan ini membatasi aliran darah. Struktur yang diperlukan untuk pendengaran dan keseimbangan pun dapat rusak.

Namun, tak hanya memengaruhi sistem pendengaran, lupus dapat berdampak pada keseimbangan. Selain gangguan pendengaran sensorineural, dapat juga menyebabkan:

  • telinga berdenging (tinnitus)
  • vertigo

Bahkan, saat aktivitas penyakit tinggi atau kambuh penderita bisa mengalami ketiganya. Meskip tidak sering masuk dalam daftar gejala-gejala lupus yang utama dan jarang terjadi, kondisi tersebut bisa menjadi serius. Jadi, penting untuk memahami dan mewaspadainya.

Rate this post