Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan akan ada 2,5 miliar orang hidup dengan gangguan pendengaran pada tingkat tertentu pada 2050. Sedikitnya, 700 juta dari orang-orang ini akan memerlukan akses ke perawatan telinga dan pendengaran serta layanan rehabilitasi lainnya. Untuk memudahkan deteksi gangguan pendengaran, WHO mengeluarkan aplikasi hearWHO.

Deteksi Dini Gangguan Pendengaran dengan hearWHO

Deteksi gangguan pendengaran dini sangat penting untuk rehabilitasi yang efektif. Bayi baru lahir mau pun orang dewasa, mereka perlu melakukan skrining pendengaran. Apalagi, bagi orang yang berisiko lebih tinggi mengalami gangguan pendengaran. Misalnya, yang sering mendengarkan musik keras, bekerja di tempat bising, menggunakan obat-obatan yang berbahaya bagi pendengaran, atau berusia di atas 60 tahun. 

Seiring perkembangan zaman dan teknologi, melakukan identifikasi gangguan pendengaran dapat dilakukan dengan mudah. Termasuk, menggunakan aplikasi yang tersedia di handphone yang memakai sistem Android mau pun iOS, seperti hearWHO.

Aplikasi perangkat lunak berbasis mobile dan website untuk pemeriksaan pendengaran ini untuk memudahkan deteksi dini gangguan pendengaran. Dengan teknologi digit-in-noise yang tervalidasi, masyarakat umum dapat mengakses ke untuk memeriksa status pendengaran mereka dan memantaunya dari waktu ke waktu. Melalui hearWHO, mereka dapat melihat dengan jelas hasil skining pendengaran dan rekam jejak yang dipersonalisasi dari status pendengaran dari waktu ke waktu.

Maka dari itu, aplikasi hearWHO sangat direkomendasikan bagi mereka yang sering mendengarkan musik keras melalui perangkat audio pribadi. Petugas kesehatan pun dapat menggunakan untuk menyaring orang-orang di komunitas gangguan pendengaran. Bahkan, merujuk mereka untuk tes diagnostik, jika mereka gagal dalam skrining.

Aplikasi ini saat ini hanya tersedia dalam bahasa Inggris. Versi bahasa akan tersedia pada akhir 2019. WHO telah dipandu oleh kelompok penasehat yang terdiri dari: Dr Jackie Clark, Dr Deborah Ferrari, Dr Cas Smits dan Dr De Wet Swanepoel dalam pengembangan aplikasi ini.

Baca Juga :   Gangguan Pendengaran Ototoksik, Apa itu?

Pencegahan Gangguan Pendengaran

Meski ada aplikasi hearWHO, WHO tetap mengingatkan bahwa gangguan pendengaran dapat dicegah. Pada anak-anak, hampir 60 persen melalui langkah-langkah, seperti:

  1. imunisasi untuk pencegahan rubela dan meningitis
  2. peningkatan perawatan ibu dan bayi baru lahir serta skrining untuk dan manajemen dini otitis media hingga penyakit radang telinga tengah

Sementara itu, pencegahan gangguan pendengaran pada orang dewasa dengan cara pengendalian kebisingan, pendengaran yang aman. Dalam catatan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 718 Tahun 1987 tentang Kebisingan, kebisingan merupakan bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu dan tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.

Baca juga: Lindungi Kerusakan Telinga dari Paparan Kebisingan Headphone dengan 60-60

Suara sehari-hari yang didengarkan oleh manusia biasanya tidak merusak pendengaran. Hanya saja, ada beberapa suara yang melebihi level aman mendengar. Misalnya, suara keras yang terdengar dalam acara olahraga dan konser musik. Suara keras yang berulang-ulang itu, bisa menyebabkan gangguan pendengaran.

Selain itu, ada beberapa obat yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Bicarakan dengan dokter bila mengonsumsi obat-obatan. Beberapa obat yang dapat memengaruhi pendengaran, seperti:

  • antibiotik aminoglikosida, seperti streptomisin, neomisin, atau kanamisin
  • aspirin dalam jumlah besar
  • loop diuretik, seperti lasix atau asam ethacrynic
  • beberapa obat kemoterapi

Bersamaan dengan itu, mereka dapat menjaga kebersihan telinga yang baik untuk menjaga pendengaran dan mengurangi potensi gangguan pendengaran.

Ingin Periksa scara Offline, Datang ke Kasoem Hearing Center

Belum puas dengan skrining pendengaran dari aplikasi, datang dan kunjungi Kasoem Hearing Center. Sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, di sana tersedia pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan untuk anak-anak, dewasa hingga orang tua lanjut usia.

Baca Juga :   Gangguan Pendengaran Gen Mitokondria, Diwariskan dari Orang Tua

Kasoem Hearing Center yang sudah mendapat sertifikasi ISO 9001:2015 ini juga menyediakan alat bantu pendengaran (hearing aid), bone-anchored hearing aid (BAHA), cochlear implant untuk solusi berbagai masalah pendengaran. Berfokus pada one stop solution for all hearing problem, Kasoem Hearing Center akan memberikan solusi sesuai kebutuhan masalah pendengaran.

Rate this post