Microtia merupakan istilah untuk mengambarkan ukuran daun telinga (pinna) lebih kecil dari ukuran normal. Kondisi ini merupakan kelainan bawaan bayi yang lahir ke dunia. Lantas, apa penyebab microtia?

Penyebab Microtia

Dokter Spesialis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan)-KL Rosa Falerina mengatakan penyebab microtia beragam. Sampai saat ini banyak literatur menjelaskan kenapa bayi bisa lahir dengan microtia.

Salah satunya adalah obat-obatan bersifat teratogenik yang konsumsi saat masa kehamilan. Teratogen merupakan zat yang dapat menyebabkan bayi terlahir cacat karena terjadi kelainan perkembangan janin dalam kandungan.

Selain itu, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengonsumsi Accutane (isotretinoin) dan metamfetamin selama kehamilan juga menyebabkan kondisi ini.

Penyebab lain

Sementara itu, dalam catatan Stanford Children’s Health kemungkinan penyebab microtia adalah:

  • Konsumsi alkohol. Selain obat-obatan, dalam catatan Stanford Children’s Health, konsumsi alkohol yang berlebihan selama kehamilan pun berdampak pada kelainan telinga luar. Sebab, ibu yang mengonsumsi alkohol dapat mengalami Fetal Alcohol Syndrome (FAS). Ini terjadi pada seseorang yang terpapar alkohol sebelum lahir.
  • Penyumbatan suplai darah karena tekanan dari posisi janin terhadap bagian dalam ibu atau dari tali pusat selama trimester pertama, menyebabkan kurang berkembangnya telinga luar
  • Penurunan kadar oksigen selama trimester pertama menyebabkan telinga berhenti berkembang
  • Mikrotia juga dapat terjadi akibat mengonsumsi Accutane (isotretinoin) dan metamfetamin selama kehamilan

Faktor penyebab microtia

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan temuan penting tentang beberapa faktor yang meningkatkan risiko memiliki bayi microtia, yaitu sebagai berikut.

  1. Diabetes. Wanita yang menderita diabetes sebelum hamil terbukti lebih berisiko melahirkan bayi dengan anotia atau mikrotia ketimbang wanita yang tidak menderita diabetes.
  2. Pola makan ibu. Wanita hamil yang makan makanan rendah karbohidrat dan asam folat mungkin memiliki peningkatan risiko untuk memiliki bayi dengan kondisi kelaianan telinga daripada semua wanita hamil lainnya.
Baca Juga :   Apa itu Alat Bantu Dengar Receiver in the Ear (RITE)?

Hubungan Microtia dengan Sindrom

Sebagian besar pasien microtia tidak memiliki masalah medis lain yang signifikan selain telinga. Sekitar 50 persen memiliki jaringan tulang dan lunak yang kurang berkembang di sisi wajah yang terlibat (hemifacial microsomia). Hingga 15 persen dapat memiliki berbagai tingkat kelemahan saraf wajah. Kelainan umum lainnya seperti celah bibir atau langit-langit, jantung, atau masalah urologi jarang terlihat.

Sindrom penyebab microtia

Microtia kadang-kadang terkait dengan sindrom kraniofasial lainnya, seperti berikut.

Treacher Collins syndrome (TCS)

Kelainan genetik langka yang ditandai dengan kelainan khas pada kepala dan wajah. Kelainan kraniofasial cenderung melibatkan keterbelakangan dari kompleks zygomatik, tulang pipi, rahang, langit-langit dan mulut yang menyebabkan kesulitan bernapas dan makan. Selain itu, individu yang terkena mungkin juga mengalami malformasi mata termasuk kemiringan ke bawah dari pembukaan antara kelopak mata atas dan bawah (fisura palpebral) dan anomali struktur telinga luar dan tengah, yang dapat mengakibatkan gangguan pendengaran.

Goldenhar syndrome

Ini merupakan cacat lahir bawaan yang mempengaruhi wajah. Biasanya, salah satu sisi wajah mengalami kelainan bentuk. Salah satu tanda paling umum dari sindrom Goldenhar adalah mikrosomia hemifasial. Ini berdampak pada rahang, pipi, dan mata yang kurang berkembang di satu sisi wajah. Beberapa orang memiliki satu telinga yang luar biasa kecil (microtia) . Orang lain mungkin kehilangan satu telinga (anotia) atau kehilangan pendengaran

Pasien mikrotia sering mengalami atresia kanal (tidak ada saluran telinga) atau stenosis kanal (saluran telinga sempit). Pasien dengan atresia kanal atau stenosis biasanya gagal dalam skrining pendengaran bayi baru lahir. Maka dari itu, harus dirujuk ke audiolog pediatrik untuk evaluasi diagnostik lebih lanjut dan diskusi pilihan rehabilitasi pendengaran.

Rate this post