Gangguan dengar akibat kebisingan adalah penurunan pendengaran ketika seseorang terlalu sering terpapar suara keras atau suara terlalu keras dalam waktu lama. Kondisi ini menyebabkan sel-sel rambut kecil di telinga bagian dalam (koklea) rusak. Lantas, seperti apa suara penyebab gangguan pendengaran akibat kebisingan?

Suara Normal

World Health Organization (WHO) mengungkapkan tingkat volume suara yang aman untuk telinga dengar berada di bawah 85 A-weighted decibels (dBA) dengan durasi maksimal delapan jam. Sedangkan, National Institute on Deafness and Other Communication Disorders menyebut suara aman untuk telinga ada atau di bawah 70 dBA. Suara di bawah 70 dBA atau lebih rendah itu dapat didengar selama ingin. Artinya, meski pemaparan berlangsung lama, tidak mungkin menyebabkan gangguan pendengaran.

Adapun suara normal yang aman didengar berasal di lingkungan sehari-hari, yaitu sebagai berikut.

  1. Suara dengan volume sedang, seperti percakapan grup, penyedot debu, jam alarm (70 dBA), percakapan biasa, pencuci piring, pengering pakaian (60 dBA), curah hujan sedang (50 dBA), dan ruangan sepi (40 dBA).
  2. Suara dengan volume lemah artinya tak ada batasan waktu untuk mendengarkan, seperti suara bisikan, suara perpustakaan sepi : (30 dBA).

Suara Penyebab Gangguan Pendengaran

Suara penyebab gangguan pendengaran berada di atas 85 dBA. Kenapa demikian?

Menurut American Speech-Language-Hearing Association, suara pada 85 dBA dapat menyebabkan gangguan pendengaran jika mendengarkan lebih dari delapan jam setiap kali. Suara di atas 85 dBA itu dapat merusak pendengaran lebih cepat apalagi jika terpapar terlalu lama.

Selain paparan suara, gangguan pendengaran dapat terjadi karena kebisingan impuls. Kebisingan impuls diukur dalam tekanan puncak dB atau dBP. Kondisi tersebut terjadi akibat satu hembusan keras atau ledakan yang berlangsung kurang dari satu detik. Dampak dari kebisingan impuls bukan cuma gangguan dengar biasa. Melainkan, langsung menyebabkan gangguan pendengaran permanen.

Baca Juga :   Tulang Pendengaran di Telinga Tengah

Kebisingan Penyebab Gangguan Pendengaran

Suara yang menjadi penyebab kebisingan di atas volume normal ada di lingkungan sehari-hari. Meski tampak lumrah, suara ini berbahaya bagi pendengaran. Adapun contoh suara penyebab kebisingan adalah sebagai berikut.

  1. Kebisingan impuls dapat menyakitkan pendengaran dan tidak aman untuk jangka waktu berapa pun. Contohnya, suara kembang api setinggi tiga kaki, petasan, senapan (150 dB), senjata api (140dB).
  2. Kebisingan stabil ini akan menyakitkan dan tidak aman untuk jangka waktu berapa pun. Contohnya, tukang bor (130 dBA), lepas landas pesawat jet, sirene, bor pneumatik (120 dBA)
  3. Suara terlalu keras yang berbahaya untuk pendengaran. Contohnya, output maksimum beberapa pemutar MP3, konser rock, gergaji mesin (112 dBA), peniup daun gas, pembersih salju (106 dBA), traktor, mendengarkan dengan earphone (100 dBA) serta pengering rambut, blender dapur, pengolah makanan (94 dBA)
  4. Sangat keras berbahaya untuk pendengaran. Contohnya kereta bawah tanah, motor lewat, mesin pemotong (91 dBA)

Rekomendasi WHO Mengurangi Suara Penyebab Gangguan Pendengaran

WHO merekomendasikan agar masyarakat mendengar suara kurang dari 30 dBA di kamar tidur pada malam hari untuk kualitas tidur yang baik. Sedangkan, kurang dari 35 dBA di ruang kelas agar tercipta kondisi belajar mengajar yang baik.

Pedoman WHO

  • Produsen melengkapi perangkat seperti telepon pintar dan pemutar audio pribadi dengan informasi yang menjelaskan mendengarkan dengan aman (untuk orang dewasa, total 40 jam pemaparan mingguan ke tingkat volume yang direkomendasikan tidak lebih dari 80 dB; untuk anak-anak, tingkatnya adalah 75 dB)
  • Peringatan penggunaan dan informasi pelacakan
  • Isyarat untuk mengambil tindakan mendengarkan yang aman; opsi untuk membatasi level volume
  • Membatasi volume secara tegas
Baca Juga :   Bayi Terpapar Kebisingan, kok Bisa?

Perlu diingat, suara pada 85 dBA dapat menyebabkan gangguan pendengaran jika mendengarkan lebih dari delapan jam setiap kali. Maka dari itu, untuk mendengarkan lebih aman potong durasi mendengarkan, yaitu, setiap kenaikan 3 dB.  Misalnya, dapat mendengarkan suara pada 85 dBA, tapi waktunya terbatas hanya sekitar empat jam. Sedangkan, jika suaranya mencapai 91 dBA, waktu mendengarkan aman turun menjadi dua jam.

Rate this post