Microtia merupakan kelainan bentuk telinga bawaan, ketika telinga luar lebih kecil dan tidak terbentuk dengan baik. Kondisi ini bisa memengaruhi penampilan. Bahkan, jika tingkat microtia lebih parah berdampak pada gangguan pendengaran. Lalu, bagaimana cara mengatasi microtia? Seperti apa perawatan yang tepat?

Microtia

Dalam catatan Children’s National, microtia adalah istilah medis untuk telinga yang tidak terbentuk sempurna. Tingkat keparahannya dapat berkisar dari telinga yang terbentuk sebagian, hingga gumpalan jaringan. Dalam beberapa kasus, liang telinga sangat sempit atau hilang sama sekali.

Microtia ini dapat mempengaruhi satu atau kedua telinga sekaligus, yaitu:

  • mikrotia unilateral. Satu telinga terpengaruh. Ini adalah bentuk yang paling umum dan 90 persen kasus mikrotia bersifat unilateral serta lebih sering terkena pada telinga kanan
  • sedangkan, mikrotia bilateral adalah kondisi ketika kedua telinga terpengaruh. Ini terjadi pada satu dari 25.000 kelahiran

Tipe Microtia

Kondisi daun telinga lebih kecil dari ukurannya bisa disertai dengan kondisi lain. Adapun empat jenis mikrotia, mulai dari tipe 1 hingga tipe 4, yaitu sebagai berikut.

  1. Tipe 1 adalah bentuk paling ringan. Pada jenis ini telinga masih mempertahankan bentuk normalnya, tetapi ukuran lebih kecil dari biasanya
  2. Sementara pada tipe 2, sebagian telinga luar terbentuk kecil atau bisa disertai dengan saluran telinga yang sempit, bahkan tertutup (stenotik)
  3. Tipe 3 adalah bentuk mikrotia yang paling umum. Telinga muncul sebagai pembentukan tulang rawan kecil berbentuk kacang dan cuping telinga yang relatif terbentuk dengan baik. Namun, pada kasus ini liang telinga luar dan gendang telinga biasanya tidak terbentuk atau biasa disebut atresia
  4. Tipe 4 adalah tipe yang paling parah yang mana semua struktur telinga luar hilang atau anotia. Kondisi ini dapat memengaruhi satu atau kedua telinga. Namun, umumnya hanya memengaruhi satu telinga saja
Baca Juga :   Kenalan sama BAHA, Alat Bantu Dengar Konduksi Tulang

Dampak Microtia

Microtia Unilateral

Pendengaran pada telinga yang tak mengalami microtia normal. Sementara itu, pada bagian yang sakit tersisa sebagian pendengaran. Bahkan jika liang telinga tertutup, suara dapat diserap ke dalam telinga bagian dalam yang masih berfungsi.

Mikrotia bilateral

Dalam kasus bilateral, anak-anak berisiko mengalami gangguan pendengaran yang lebih besar, yang dapat menyebabkan perkembangan bicara yang buruk. Anak-anak dengan mikrotia bilateral memerlukan intervensi lebih awal.

Gangguan pendengaran karena microtia

Dokter Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan-Kepala Leher (THT-KL) Rosa Falerina menuturkan daun telinga ukurannya kecil atau tidak terbentuk tentu saja suara yang masuk akan jauh berkurang.

Karena, seseorang juga dapat mendengar suara, saat digetarkan melalui tulang kepala sampai ke rumah siput. Artinya, mendengar melalui getaran tulang kepala dan tidak melalui liang telinga.

Jika, bayi baru lahir mengalami microtia yang disertai dengan atresia atau stenosis, tentu saja liang telinganya tidak terbentuk atau normal. Sehingga, terjadi hambatan saat mendengar.

Karena, suara terganggu atau tak dapat merambat melalui liang telinga. Jadi, kalau pada pasien tidak terbentuk liang tentu saja akan terjadi penurunan pendengaran. Tetapi, belum tentu gangguan pendengaran total.

Selain gangguan pendengaran, microtia dapat memengaruhi seperti berikut.

  1. Infeksi telinga. Anak-anak dengan mikrotia mungkin juga mengalami infeksi telinga
  2. Kepercayaan diri. Bahkan jika seorang anak tidak menderita gangguan pendengaran, perasaan kesadaran diri dapat berkembang. Anak-anak biasanya menyadari perbedaan dalam tubuh mereka sekitar usia 4 atau 5 tahun. Pada usia 6 atau 7 tahun, anak-anak mungkin menggoda anak-anak lain yang tidak terlihat “normal”. Anak dengan mikrotia mungkin merasa sadar diri dan tidak mampu.

Cara Mengatasi Microtia

Gangguan pendengaran

Bayi yang lahir dengan microtia perlu melakukan pemeriksaan pendengaran. Hal tersebut untuk mengetahui apakah rumah siputnya normal atau tidak. Kalau rumah siput normal, suara masih bisa dihantarkan melalui tulang pendengaran.

Baca Juga :   Gangguan Pendengaran pada Anak Bisa Sembuh, Betulkah?

Selain itu, pemeriksaan pendengaran juga perlu untuk mencari tahu bagaimana keadaan liang telinga. Sebab, kalau dia tidak terbentuk atau sempit menyebabkan gangguan dengar. Orang dengan microtia dapat mengoptimalkan pendengaran. Caranya, dengan menggunakan alat bantu dengar hantaran tulang. Untuk kasus microtia yang tidak terbentuk liang atau mungkin liangnya sempit memerlukan alat bantu hantaran tulang (bone-anchored hearing aid).

Cara mengatasi microtia dengan prostetik telinga

Biasanya terbuat dari silikon, prostetik telinga dipasang dengan perekat atau magnet. Prostetik telinga membutuhkan perawatan dari waktu ke waktu dan mungkin bukan pilihan terbaik untuk beberapa anak.

Cara mengatasi microtia dengan operasi microtia

Koreksi bedah telinga biasanya dimulai pada usia lima tahun, saat telinga berukuran 85 hingga 90 persen dari ukuran dewasanya. Secara optimal, ahli bedah lebih suka membangun telinga selengkap mungkin sebelum pasien mencapai kelas satu, karena anak-anak cenderung mulai lebih sering diejek oleh teman sebayanya pada usia itu. Namun, pembedahan dapat dilakukan lebih awal atau lebih lambat, tergantung pada tingkat perkembangan pasien.

Konsultasi di Kasoem Hearing Center untuk Mengatasi Microtia

Salah satu penyedia layanan kesehatan, khusus gangguan pendengaran adalah Kasoem Hearing Center. Dengan tagline “One Stop Solution for All Hearing Problem” Kasoem Hearing Center dapat melayani pemeriksaan lengkap hingga memberi solusi untuk gangguan pendengaran.

Sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing ini juga menyediakan produk alat bantu pendengaran (ABD), Bone-Anchored Hearing Aid (BAHA), cochlear implant untuk solusi berbagai masalah pendengaran.

Kasoem Hearing Center pun menyediakan layanan Auditory Verbal therapy (AVT). AVT merupakan program pembinaan intervensi dini yang berpusat pada keluarga untuk mendukung perkembangan bicara dan bahasa anak dengan gangguan dengar.

Rate this post