Selayaknya orang dewasa, bayi pun dapat terpapar kebisingan. Padahal, seperti yang diketahui, paparan kebisingan yang terus menerus dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Salah satu sumber kebisingan adalah mainan. Lantas, bagaimana mainan bayi memaparkan kebisingan?

Dalam catatan babyhearing.org, telinga dan pendengaran berkembang secara signifikan dalam beberapa tahun pertama, setelah lahir. Pada periode waktu tersebut, telinga bayi dan balita rentan mengalami kerusakan. Lantaran, liang telinga bayi dan anak kecil lebih kecil daripada milik orang dewasa.

Dampaknya, tekanan suara yang dihasilkan di telinga lebih besar. Sehingga, suara keras biasa saja bagi orang dewasa, akan terdengar lebih keras untuk bayi dan balita.

Mainan Bayi Memaparkan Kebisingan

Seperti dilansir dari hear-it.org, pada dasarnya, lengan anak lebih pendek dari orang dewasa. Ketika anak-anak memegangnya dekat telinga, itu berpotensi lebih berbahaya. Selain itu, cara anak-anak bermain dengan mainan mereka biasanya tidak sesuai dengan penggunaan yang direkomendasikan industri.

Oleh karena itu, saat membeli mainan, sebaiknya cari tahu seberapa banyak kebisingan yang ke luar dari mainan. Jika mungkin orang tua perlu memilih jenis mainan lain yang tidak terlalu berisik.

Mainan bayi hasilkan kebisingan

Beberapa jenis senjata mainan bertenaga baterai dapat menimbulkan tingkat kebisingan antara 110 dan 135 dB. Suara tersebut setara dengan kebisingan yang dihasilkan oleh truk berat, konser musik rock atau pesawat terbang saat lepas landas.

Sedangkan kebisingan dari kotak musik atau robot berkisar antara 85-95 dB. Beberapa mainan bayi lainnya menghasilkan suara lebih dari 120 desibel (dB). Suara sekeras itu setara dengan bunyi sirene yang berkisar, antara 110-129 dB.

Kebisingan dari mainan tersebut bukan hanya mengganggu, bahkan dapat merusak pendengaran. Apalagi, anak-anak menggunakan mainan lebih dekat ke wajah dan telinga. Jangankan 120 dB, suara dalam kisaran 80-90 dB dapat merusak pendengaran anak-anak jika berulang kali terpapar.

Baca Juga :   World Hearing Day 2023: Peduli Telinga & Pendengaran untuk Semua!

White Noise

Penting untuk mengetahui dan mengukur jumlah waktu bayi terpapar suara. Jika menggunakan mesin pemutar lagu agar bayi tenang saat tidur, atur pada volume serendah mungkin. Selain itu, orang tua harus meletakkan mesin sejauh mungkin dari boks atau tempat tidur bayi.

Meski membantu mengaktifkan refleks penenang bawaan bayi, white noise dapat meningkatkan risiko gangguan pendengaran terkait kebisingan. Apalagi, saat dimainkan dengan volume tinggi, untuk jangka waktu yang lama. Bukan hal mustahil, bayi terpapar kebisingan karena telinga yang sedang berkembang.

Kebisingan Merusak Telinga Bagian Dalam

Kerusakan itu terjadi pada sel-sel rambut halus (atau saraf) di telinga bagian dalam. Prosesnya, suara masuk ke telinga melalui sebuah gelombang. Gelombang suara membuat gendang telinga bergetar yang ditransmisikan ke telinga bagian dalam melalui beberapa tulang kecil sampai mencapai koklea.

Ketika getaran suara itu mencapai koklea, otomatis cairan di dalamnya bergetar dan menyebabkan rambut-rambut di dalamnya bergerak. Jika suara dalam batas aman, getaran akan membuat rambut bergerak normal.

Namun, saat suara lebih keras masuk, akan terjadi getaran yang lebih kuat. Hal tersebut menyebabkan rambut bergerak lebih banyak. Saat telinga terus menerus mendengarkan suara yang terlalu keras dalam periode lama, sel-sel rambut tersebut bakal kehilangan kepekaan terhadap getaran. Sebab, suara keras membuat sel menekuk atau terlipat.

Hal tersebut membuatnya tak mampu membuat sinyal suara yang dikirim ke saraf pendengaran untuk disampaikan ke otak. Karena tak menerima sinyal tersebut, otak tak mampu menerjemahkan sebagai suara. Akhinya, telinga tak dapat mendengarnya.

Ajari Anak Melindungi Pendengaran

Ahli otolaringologi UCI Health Dr. Hamid Djalilian dan timnya menguji lusinan mainan populer untuk menentukan mana yang memiliki tingkat suara maksimum tertinggi. Menurut dia mainan ini pada dasarnya tidak berbahaya, hanya karena suaranya yang keras.

Baca Juga :   Deteksi Gangguan Pendengaran untuk Diagnosis Lebih Tepat

“Namun, banyak yang bisa merusak pendengaran anak jika tidak digunakan dengan benar,” ucapnya seperti dilansir dari UCI Health.

Maka dari itu, dokter merekomendasikan agar orang tua memberi anak-anak kursus kilat tentang keselamatan pendengaran. Hal tersebut, menurutnya sangat penting agar anak-anak tahu cara bermain dengan mainan dengan benar.

Misalnya, mengajari mereka untuk tidak meletakkan mainan yang berisik di dekat telinga mereka. Ini juga berarti menegakkan batas waktu untuk mainan yang memiliki suara paling keras.

Khawatir bayi terpapar kebisingan?

Periksa pendengaran ke fasilitas kesehatan yang terpercaya seperti Kasoem Hearing Center. Berfokus pada one stop solution for all hearing problem, Kasoem Hearing Center menyediakan pemeriksaan hingga solusi alat bantu pendengaran.

Pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan tersedia bagi bayi, anak-anak, orang dewasa hingga orang tua lanjut usia. Tes pendengaran ini dilakukan oleh audilog profesional.

Sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing Center juga menyediakan teknologi untuk gangguan pendengaran, meliputi alat bantu dengar (ABD), Bone-Anchored Hearing Aid (BAHA) sampai cochlear implant (implan koklea).

Segera buat janji temu dengan menghubungi Kasoem Care melalui 08118179910, untuk mengatasi masalah pendengaran Anda

Rate this post