Telinga bagian dalam dalam tak luput dari serangan virus. Kondisi ini menyebabkan peradangan di telinga bagian dalam, seperti labirinitis. Apakah labirinitis berbahaya bagi pendengaran?

Labirinitis

Labirin adalah bagian paling dalam dari telinga. Ini berisi dua bagian penting:

  • koklea: yang menyampaikan suara ke otak dan bertanggung jawab untuk pendengaran
  • sistem vestibular: seperangkat saluran berisi cairan kompleks yang berkontribusi pada keseimbangan

Informasi tentang pendengaran dan keseimbangan tersebut disampaikan ke otak melalui saraf kranial kedelapan (saraf vestibulocochlear atau CN VIII). Ketika terjadi serangan virus ke labirin atau saraf vestibulocochlear bisa terjadi peradangan dan iritas (labiritinis). Hal ini dapat menyebabkan telinga bagian dalam tidak berfungsi secara normal.

Gejala Labirinitis

Penyebab peradangan labirin adalah infeksi virus, seperti pilek atau flu dan bakteri. Orang yang mengalami labirinitis keibanyakan merasakan gejala vertigo, yakni sensasi bahwa atau lingkungan di sekitar sedang bergerak atau berputar. Adapun gejala labirinitis lainnya, yaitu:

  • mual, hampir seperti mabuk laut
  • rasa gerakan yang salah
  • gerakan mata yang tidak terkontrol
  • kehilangan keseimbangan
  • demam
  • sakit telinga
  • muntah
  • gangguan pendengaran atau telinga berdenging (tinnitus)
  • perubahan penglihatan, seperti penglihatan kabur

Apakah Labirinitis berbahaya?

Labirinitis biasanya tidak berbahaya bagi orang yang melakukan perawatan dengan cepat dan tepat. Namun, menurut Cleveland Clinic, ini akan menjadi berbahaya untuk orang yang tidak melakukan perawatan. Risiko yang dapat dialami, yaitu:

  • terjatuh jatuh
  • kerusakan permanen pada telinga bagian dalam serta gangguan pendengaran
  • efek samping yang umum pada anak-anak labirinitis dengan komplikasi meningitis adalah gangguan pendengaran permanen

Bagaimana labirinitis berbahaya untuk pendengaran?

Ketika salah satu saraf kranial VIII terinfeksi, telinga bagian dalam bisa meradang dan teriritasi. Ini menyebabkan fungsi telinga bagian dalam tidak bekerja secara normal. Dampak paling berbahaya bagi pendengaran adalah gangguan pendengaran permanen.

Baca Juga :   Kacamata Dengan Alat Bantu Dengar yang Sangat Membantu

Jika mengalami gangguan pendengaran permanen, dokter spesialis akan merekomendasikan alat bantu dengar (hearing aid). Beberapa orang mungkin memerlukan implan koklea (cochlear implant).

Alat bantu dengar

Alat bantu dengar (hearing aid) adalah perangkat elektronik yang dipasang di telinga orang dengan gangguan pendengaran. Ini membuat beberapa suara di luar menjadi lebih keras. Sehingga, penderita gangguan pendengaran dapat mendengarkan, berkomunikasi, dan berpartisipasi lebih penuh dalam aktivitas sehari-hari.

Menurut catatan National Institute on Deafness and Other Communication Disorders, alat bantu dengar pun dapat membantu orang mendengar lebih banyak, baik dalam situasi sunyi maupun bising. Namun, perlu diingat hearing aid tidak dapat mengembalikan pendengaran seperti pendengaran normal.

Cochelar implant

Cochlear implant atau implan koklea adalah perangkat elektronik kecil yang tertanam pada telinga bagian dalam (koklea) melalui prosedur operasi, untuk membantu mendengar lebih baik. Ini berguna bagi penderita gangguan pendengaran yang tak tertolong dengan alat bantu dengar biasa. Karena, implan koklea dirancang untuk meniru fungsi telinga bagian dalam (atau koklea). Tugasnya menggantikan fungsi sel-sel rambut sensorik yang rusak di dalam telinga bagian dalam, yakni merangsang saraf pendengaran untuk memberikan sinyal suara langsung ke otak.

Mau tahu apakah labirinitis mengganggu pendengaran?

Silakan kunjungi Kasoem Hearing Center. Sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing Center menjadi solusi sesuai kebutuhan masalah pendengaran. Fokus pada one stop solution for all hearing problem, Kasoem Hearing Center melayani pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan untuk anak-anak, dewasa hingga orang tua lanjut usia. Tak hanya itu, untuk melengkapi kebutuhan tersedia alat bantu dengar (ABD) dalam berbagai tipe, alat bantu berlabuh tulang atau Bone-Anchored Hearing Aid (BAHA) serta cochlear implant.

Rate this post