Microtia merupakan adalah kelainan bawaan pada telinga bagian luar, karena tidak berkembang sempurna. Hal tersebut, umumnya membuat daun telinga bayi baru lahir berukuran lebih kecil dari yang ukuran normal. Dengan kondisi tersebut, apakah apakah pengidap microtia bisa mendengar?

Mendengar atau Tidak

Manusia mendengar melalui dua jalan. Pertama adalah daun telinga menangkap suara, kemudian mengarahkan suara ke liang telinga. Artinya, ketika telinga bagian luar atau daun telinga menerima suara, ia akan meneruskan melalui liang telinga untuk sampai ke telinga tengah, lalu ke telinga bagian dalam atau koklea.

“Apabila daun telinga ukurannya kecil atau tidak terbentuk tentu saja suara yang masuk akan jauh berkurang,” kata Dokter Spesialis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan)-KL Rosa Falerina.

Seseorang juga dapat mendengar suara, saat digetarkan melalui tulang kepala sampai ke rumah siput. Artinya, mendengar melalui getaran tulang kepala dan tidak melalui liang telinga.

Jika, bayi baru lahir mengalami microtia yang disertai dengan atresia atau stenosis, tentu saja liang telinganya tidak terbentuk atau normal. Sehingga, terjadi hambatan saat mendengar. Karena, suara terganggu atau tak dapat merambat melalui liang telinga.

“Kalau pada pasien ini tidak terbentuk liang tentu saja akan terjadi penurunan pendengaran. Tetapi, belum tentu gangguan pendengaran total,” tuturnya.

Apakah pengidap microtia bisa mendengar atau tidak, menurut dia perlu pemeriksaan pendengaran. Sebab, bisa saja anak mengalami microtia tapi liang telinga dan koklea dapat berfungsi dengan baik. Atau, mungkin, menderita microtia tapi liang telinga atau kokleanya rusak.

Seperti Apa Pendengaran Microtia?

“Saya deskripsikan, seperti menutup liang telinga orang yang memiliki telinga normal dengan jari. Mereka masih bisa mendengar suara dari luar, karena ada suara yang diirambatkan melalui tulang kepala. Tetapi, tentu saja suaranya kurang jelas,” ucap Rosa.

Baca Juga :   Kelainan Bentuk Telinga, Ini Jenis dan Penyebabnya

Microtia Harus Melakukan Pemeriksaan Pendengaran

pemeriksaan pendengaran
Ilustrasi pemeriksaan pendengaran. (Foto: Unsplash/Mark Paton)

Bayi yang lahir dengan microtia perlu melakukan pemeriksaan pendengaran. Hal tersebut untuk mengetahui apakah rumah siputnya normal atau tidak. Kalau rumah siput normal, suara masih bisa dihantarkan melalui tulang pendengaran.

Selain itu, pemeriksaan pendengaran juga perlu untuk mencari tahu bagaimana keadaan liang telinga. Sebab, kalau dia tidak terbentuk atau sempit menyebabkan gangguan dengar.

Pemeriksaan pendengaran juga untuk mengetahui seberapa berat derajatnya. Karena, itu akan memengaruhi pemilihan alat bantu dengar nanti. Adapun level microtia terbagi menjadi empat tipe, yaitu sebagai berikut.

Kondisi daun telinga lebih kecil dari ukurannya bisa disertai dengan kondisi lain. Adapun empat jenis mikrotia, mulai dari tipe 1 hingga tipe 4, yaitu sebagai berikut.

  1. Tipe 1 adalah bentuk paling ringan. Pada jenis ini telinga masih mempertahankan bentuk normalnya, tetapi ukuran lebih kecil dari biasanya.
  2. Sedangan pada tipe 2, sebagian telinga luar terbentuk kecil atau bisa disertai dengan saluran telinga yang sempit, bahkan tertutup (stenotik) .
  3. Tipe 3 adalah bentuk mikrotia yang paling umum. Telinga muncul sebagai pembentukan tulang rawan kecil berbentuk kacang dan cuping telinga yang relatif terbentuk dengan baik. Namun, pada kasus ini liang telinga luar dan gendang telinga biasanya tidak terbentuk atau biasa disebut atresia.
  4. Tipe 4 adalah tipe yang paling parah yang mana semua struktur telinga luar hilang atau anotia. Kondisi ini dapat memengaruhi satu atau kedua telinga. Namun, umumnya hanya memengaruhi satu telinga saja.

Sementara itu, sama halnya dengan jenis, microtia ini terbagi menjadi empat grade, yakni satu, dua, tiga, dan empat. Berdasarkan hal tersebut, semakin tinggi levelnya, semakin ukurannya tidak normal. “Jadi semakin banyak bagian dari tulang rawan pada telinganya tidak terbentuk,” tuturnya.

Baca Juga :   Penyakit Meniere, Gangguan Telinga Bagian Dalam

Baca Juga : Apa itu Atresia? Penyebab, Tanda-tanda & Perawatan Kelainan Pada Saluran Telinga Bayi

Bagaimana mengoptimalkan pendengaran microtia?

Orang dengan microtia dapat menoptimalkan pendengaran. Caranya, dengan menggunakan alat bantu dengar hantaran tulang. “Untuk kasus microtia yang tidak terbentuk liang, atau mungkin liangnya sempit memerlukan alat bantu hantaran tulang,” tuturnya.

Salah satu penyedia layanan kesehatan, khusus gangguan pendengaran adalah Kasoem Hearing Center. Dengan tagline “One Stop Solution for All Hearing Problem” Kasoem Hearing Center dapat melayani pemeriksaan lengkap hingga memberi solusi untuk gangguan pendengaran.

Sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing ini juga menyediakan produk alat bantu pendengaran (ABD), Bone-Anchored Hearing Aid (BAHA), cochlear implant untuk solusi berbagai masalah pendengaran.

Rate this post