Paparan suara keras atau kebisingan bisa merusak pendengaran orang-orang dari segala usia. Salah satu efek dari kebisingan adalah tinnitus. Lantas, apa itu tinnitus?

Seperti dilansir dari NYU Langone Health, tinnitus adalah persepsi kebisingan di telinga atau kepala yang tidak memiliki sumber eksternal. Orang yang menderita tinnitus akan mendengar suara yang bermacam-macam. Misalnya, mereka mendengar dering bernada tinggi, suara mendengung, mengklik, mendesis, atau menderu.

Kasus tinnitus, pada umumnya menyerang kedua telinga, yang disebut tinnitus bilateral. Namun, ada juga yang berkembang hanya di satu telinga atau tinnitus unilateral. 

Adapun tipe dari tinnitus terbagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

1. Tinitus Subjektif

Tinnitus subjektif adalah kondisi ketika bunyi atau suara yang ada di dalam telinga terdengar oleh penderitanya sendiri. Artinya, sekeras apapun suara yang terdengar, orang lain tidak dapat mengetahuinya. 

2. Tinnitus Objektif

Tinnitus objektif merupakan suatu kondisi yang memengaruhi struktur mekanis di dekat telinga, seperti tekanan darah tinggi atau kontraksi otot. Sebenarnya, kondisi ini hampir sama seperti tinnitus subjektif, yaitu tidak cukup keras untuk didengar dari kejauhan. 

Tetapi, tinnitus objektif dapat terdeteksi menggunakan stetoskop atau mikrofon sensitif. Sebagian besar waktu, dokter memperhatikan tinnitus objektif selama pemeriksaan telinga.

3. Tinnitus Pulsatile (Berdenyut)

Tinnitus Pulsatile (berdenyut) menyebabkan suara berirama terdengar di telinga. Kemungkinan, tinnitus pulsatile ini terkait dengan pembuluh darah di dekat telinga. Kebisingan berirama ini biasanya sesuai dengan tingkat detak jantung. Bisa juga terdengar terburu-buru atau menderu. 

Salah satu penyebab tinnitus berdenyut adalah tumor vaskular atau kelainan pembuluh darah seperti aterosklerosis, yang mana deposit plak atau zat lain mempersempit arteri. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh hipertensi intrakranial idiopatik dan penumpukan tekanan di dalam tengkorak.

Baca Juga :   CIC Alat Bantu Dengar, Tersembunyi dan Hampir Tak Terlihat!

Ciri-ciri tinnitus

Tinnitus ini pada umumnya memengaruhi sekitar 15 sampai 20 persen orang dan kebanyakan menyerang orang dewasa atau orang tua lanjut usia. Tak hanya itu, biasanya muncul karena ada penyakit penyerta. Adapun kondisi yang mendasarinya, seperti gangguan pendengaran terkait usia, cedera telinga atau masalah dengan sistem peredaran darah. 

Orang yang menderita tinnitus sering kali menggambarkan apa yang didengarnya seperti suara deringan. Mereka, merasa mendengarkan suara tersebut meski tak ada suara dari eksternal. Selain suara berdering, ciri-ciri orang yang menderita tinnitus akan mendengar suara, yaitu:

  • berdengung
  • gemuruh
  • mengklik
  • desis
  • bersenandung

Suara yang didengar penderita tinnitus bervariasi. Mereka bisa mendengar nada dari raungan terendah hingga jeritan tinggi. Bahkan, dalam beberapa kasus, suara yang didengar penderita bisa sangat keras sampai mengganggu kemampuan  berkonsentrasi atau mendengar suara eksternal. 

Selain itu, periode suara yang mereka dengar pun berbeda-beda. Bisa jadi terdengar sepanjang waktu atau mungkin hanya beberapa kali saja.

Apa sih pemicu tinnitus?

Hal-hal yang memicu gejala tinnitus, yaitu konser, pernikahan, dan MRI. Kondisi tersebut bisa jadi hanya terjadi sekali namun sangat keras dan di lain waktu merupakan hasil dari serangkaian eksposur. Namun, Cleveland Clinic menyebut belum ada data pasti apa yang menyebabkan seseorang menderita tinnitus.

Penyedia layanan kesehatan menilai aktivitas abnormal di bagian otak yang memproses suara, mungkin bertanggung jawab atas tinnitus. Tapi, tetap saja mereka tidak tahu bagaimana atau mengapa atau bagaimana mencegah aktivitas itu.

Adapun kondisi yang memengaruhi munculnya gejala tinnitus, yaitu sebagai berikut.

  1. Penuaan. Gangguan pendengaran terkait usia (presbikusis) mempengaruhi 1 dari 3 orang dewasa di atas usia 65 tahun.
  2. Paparan suara keras atau ledakan. Hal ini dapat terjadi dari waktu ke waktu atau dari satu insiden. Paparan musik yang sangat keras atau bekerja di lingkungan yang sangat bising dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan tinnitus.
  3. Obat ototoksik. Ada berbagai macam obat yang dapat merusak telinga. Jika khawatir tentang tinnitus, tanyakan kepada penyedia layanan kesehatan Anda tentang efek samping obat dan alternatifnya.
  4. Penyakit Meniere. Gangguan telinga kronis ini memengaruhi keseimbangan dan pendengaran.
Rate this post