Gangguan pendengaran adalah penurunan bahkan kehilangan pendengaran ketika terjadi masalah atau kerusakan pada telinga bagian luar, tengah atau dalam. Itu dapat muncul saat lahir (konginetal) atau didapat ketika dewasa. Jika ada saat dewasa, salah satu penyebabnya adalah terpapar kebisingan seperti penggunaan headphone yang tidak sesuai. Bagaimana headphone bikin telinga rusak?

Headphone Bikin Telinga Rusak

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan kelompok usia 12 hingga 35 tahun mengalami kehilangan pendengaran akibat kebisingan. Salah satu penyebabnya, kata Direktur WHO untuk Departemen Penyakit Tidak Menular Dr Bente Mikkelsen karena penggunaan perangkat audio pribadi yang tidak aman, yaitu headset, headphone atau earphone.

 “Jutaan remaja dan anak muda berisiko kehilangan pendengaran karena penggunaan perangkat audio pribadi yang tidak aman,” ucap Bente.

Regain Hearing menyatakan kelompok usia remaja dan dewasa muda menggunakan headset, headphone atau earphone untuk mendengarkan musik dengan volume maksimum. Padahal, pada perangkat iPhone saja, volume maksimumnya mencapai 102 desibel (dB). 

Jika setiap mendengarkan musik mereka mengencangkan volume maksimum, sudah pasti terjadi kerusakan pada telinga. Bahkan, meski volume lagu mereka kecilkan, tetap saja yang mereka akan mendengar musik pada level tidak aman. 

Bukan hanya WHO, penelitian dari Harvard Medical School di Amerika Serikat pada 2010 juga membuktikan bahwa penggunaan headphone meningkatkan diagnosis gangguan pendengaran secara signifikan. Hal tersebut terjadi pada individu di bawah usia 20 tahun.

Apa yang berbahaya dari penggunaan headphone?

Dalam catatan Oklahoma Hearing Center terungkap yang berbahaya dari headphone adalah sangat dekat dengan telinga dan dapat menghasilkan tingkat suara yang sangat keras. Volume yang keras tersebut dapat mengganggu pendengaran.

Suara masuk ke telinga melalui sebuah gelombang. Gelombang suara itu membuat gendang telinga bergetar. Getaran ini bertransmisi ke telinga bagian dalam melalui beberapa tulang kecil sampai mencapai koklea (ruang berisi cairan di telinga dengan ribuan rambu kecil).

Baca Juga :   Apa itu Telinga?

Saat getaran suara mencapai koklea, otomatis cairan di dalamnya bergetar dan menyebabkan rambut-rambut bergerak. Jika suara yang muncul dalam batas aman, getaran akan membuat rambut bergerak normal.

Namun, saat suara lebih keras masuk, seperti suara yang dihasilkan dari mendengarkan musik lewat headphone, akan terjadi getaran yang lebih kuat. Hal tersebut menyebabkan rambut bergerak lebih banyak.

Nah, kalau telinga terus menerus mendengarkan suara yang terlalu keras dan lama, sel-sel rambut itu bakal kehilangan kepekaan terhadap getaran. Sebab, suara keras dari headphonemembuat sel menekuk atau terlipat.

Saat paparan suara keras, misalnya dari headphone berulang-ulang menimpa telinga, manusia akan merasakan sensasi gangguan pendengaran sementara. Karena, sel-sel rambut yang menekuk tadi membutuhkan waktu untuk pulih dari getaran ekstrem yang disebabkan oleh suara keras.

Tapi, yang berbahaya dari paparan suara keras akibat penggunaan headphone adalah kerusakan permanen pada sel-sel rambut. Karena, jika sudah rusak, sel-sel rambut tak bisa memulihkan diri dan akhirnya akan terjadi gangguan pendengaran yang berlangsung lama.

Dampak Penggunaan Headphone

Saat mendengarkan musik menggunakan headphone ditentukan dua hal, yaitu berapa lama dan seberapa keras musiknya. Jika demikian, maka hal yang bisa terjadi terhadap telinga, yaitu sebagai berikut.

  1. Rambut di dalam koklea rusak ringan sampai kehilangan sensitivitas. Itu terjadi karena rambut di dalam koklea kelebihan beban. Meski demikan, saat masih tahap ringan kerusakan bisa pulih seiring waktu. Inilah sebabnya mengapa seseorang akan merasa sulit mendengar setelah meninggalkan tempat yang bising. Tetapi pada akhirnya, pendengaran kembali normal.
  2. Jika terlalu banyak kerusakan rambut dalam koklea, artinya tidak bisa diperbaiki. Karena, sel-sel rambut kehilangan kemampuan untuk bergetar dengan suara dan menjadi tidak berguna. Ketika mengalami hal tersebut, artinya manusia mengalami gangguan pendengaran akibat kebisingan yang sifatnya permanen.
Baca Juga :   Masalah Gendang Telinga, dari Infeksi hingga Pecah 

Penyebab gangguan pendengaran karena paparan kebisingan sebenarnya dapat diantisipasi. Caranya dengan metode mendengarkan yang aman. Seperti apa caranya? Konsultasi dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan seperti hearing center. 

Di sana Anda dapat konsultasi mengenai mendengarkan dengan aman hingga melakukan pemeriksaan pendengaran saat merasakan ada gangguan pada pendengaran. Salah satu rekomendasi tempat adalah Kasoem Hearing Center.

Sebagai satu-satunya hearing center dengan sertifikat ISO 9001:2015, Kasoem Hearing Center dapat menjawab kebutuhan Anda. Mulai dari pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan oleh audilog profesional hingga pilihan teknologi pendengaran. Pilihan tersebut meliputi alat bantu dengar (hearing aid), alat bantu dengar konduksi tulang atau bone-anchored hearing aid (Baha), dan cochlear implant (implan koklea). Selain itu, untuk memaksimalkan pendengaran dapat mendaftarkan sesi terapi Auditory Verbal therapy (AVT).

Mau pakai BPJS? Kasoem juga memberikan layanan untuk pemasangan alat bantu dengar BPJS. Jadi, tunggu apalagi, konsultasikan apa yang Anda butuhkan dan reservasi untuk kunjungan di cabang terdekat kota Anda! Kasoem Hearing Center “one stop solution for all hearing problem”.

Rate this post