Gangguan pendengaran merupakan kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami penurunan, bahkan kehilangan pendengaran pada satu atau kedua telinga sekaligus. Semua usia dapat mengalami hal tersebut, tak terkecuali anak-anak. Agar anak-anak tak tertinggal dari teman sebayanya yang memiliki pendengaran normal, orang tua perlu mengambil langkah yang tepat. Salah satunya intervensi dini.
Pentingkah Intervensi Dini bagi Anak dengan Gangguan Dengar?
Dalam catatan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) gangguan pendengaran dapat memengaruhi kemampuan anak untuk mengembangkan keterampilan bicara, bahasa, dan sosial. Semakin dini seorang anak gangguan pendengaran mulai mendapatkan layanan, besar kemungkinan kemampuan bicara, bahasa, dan sosial anak mencapai potensi penuh.
Layanan program intervensi dini membantu anak-anak dengan gangguan pendengaran belajar keterampilan bahasa dan keterampilan penting lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa layanan intervensi dini dapat sangat meningkatkan perkembangan anak.
Jadi, bayi yang terdiagnosis gangguan pendengaran sebaiknya mulai mendapatkan layanan intervensi sesegera mungkin. Akan lebih baik, program didapatkan tak lebih dari usia enam bulan.
Baca juga: Anak-anak Gangguan Pendengaran Butuh Auditory Verbal Therapy, Apa itu AVT?
Dampak Gangguan Pendengaran terhadap Perkembangan Anak
Gangguan pendengaran pada anak-anak dapat menyebabkan berbagai hal. Seperti dilansir dari American Speech-Language-Hearing Association (ASHA), jika dibiarkan dampak gangguan pendengaran adalah sebagai berikut.
Keterampilan bicara dan bahasa yang tertunda
Kata-kata
Anak-anak dengan gangguan pendengaran tidak mempelajari kata-kata secepat mereka yang memiliki pendengaran normal. Mungkin, mereka akan:
- dapat mempelajari kata-kata konkret, tapi kesulitan dengan kata-kata abstrakkesulitan mengetahui arti yang berbeda dari sebuah kata
- tertinggal jauh di belakang anak-anak dengan pendengaran normal
Kalimat
Sama halnya dengan kata-kata, anak-anak dengan gangguan pendengaran mungkin mengalami masalah saat memahami dan menggunakan kalimat, seperti:
memahami dan menggunakan kalimat yang lebih pendek daripada anak dengan pendengaran normal
masalah dengan kalimat yang lebih kompleks
Sulit mendengar akhiran kata
Kemampuan bicara
Anak dengan gangguan pendengaran tidak dapat mendengar suara dengan baik. Maka dari itu, bisa saja mereka tak dapat berbicara dengan jelas, seperti:
- tidak menggunakan suara yang sulit didengar
- tidak mendengar suara mereka sendiri ketika mereka berbicara, sehingga mungkin berbicara dengan nada tinggi atau sebaliknya, suaranya terdengar seperti bergumam
Sukses di sekolah
Beberapa fakta tentang gangguan pendengaran dan keberhasilan sekolah meliputi:
- gangguan pendengaran ringan hingga sedang dapat tertinggal satu hingga empat tingkat kelas tanpa bantuan dari pembimbing
- jika gangguan pendengaran yang lebih parah mungkin tidak belajar melewati tingkat kelas tiga atau empat
tumbuh kesenjangan di antara anak-anak dengan gangguan pendengaran dengan pendengaran normal - anak-anak dengan gangguan pendengaran akan berprestasi lebih baik di sekolah jika mereka mendapat bantuan lebih awal, termasuk dukungan di rumah dari orang tua dan keluarga
Keterampilan sosial
Kehilangan pendengaran dapat membuat lebih sulit untuk berbicara dengan orang lain. Anak-anak mungkin tidak mau berbicara atau bermain dengan anak-anak lain, sehingga:
- merasa sendiri dan seperti tidak punya teman
- menjadi tidak bahagia di sekolah
Baca Juga : Pentingnya AVT atau Auditory Verbal Therapy untuk Anak Gangguan Pendengaran
Seperti Apa Intervensi Dini?
Adapun layanan intervensi dini dalam catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), adalah sebagai berikut.
- Alat bantu dengar atau implan koklea, berdasarkan rekomendasi dari dokter THT atau audiolog.
- Rehabilitasi yang dapat mencakup: aural rehabilitasi, terapi bicara dan bahasa, Auditory Verbal therapy (AVT), cued speech (isyarat gerakan tangan untuk melengkapi membaca ujaran), dan total communication (menggabungkan semua sarana komunikasi; tanda-tanda formal, gerak tubuh alami, pengejaan jari, bahasa tubuh, mendengarkan, membaca gerak bibir, dan berbicara).
- Mempelajari bahasa isyarat, terutama ketika mereka tak memakai alat bantu dengar (ABD), tak mendapat benefit dari pemakaian ABD atau tidak tersedia. Ini untuk memastikan anak bisa berkomunikasi dan mendapatkan pendidikan
- Keluarga, pengasuh, dan guru harus memberi dukungan terhadap anak yang menjalani rehabilitasi dan menggunakan ABD atau implan koklea. Bila perlu, mereka ikut belajar bahasa isyarat.
- Konseling dan dukungan dari kelompok sebaya untuk anak, pengasuh maupun keluarga.