Down syndrome merupakan suatu kondisi ketika mana seseorang memiliki kelebihan kromosom atau kelebihan bagian dari kromosom. Salinan tambahan ini mengubah cara tubuh dan otak bayi berkembang. Salah satu bagian tubuh yang terdampak adalah telinga. Seperti apa masalah telinga Down syndrome?

Down Syndrome

Bayi dengan kondisi sehat biasanya lahir dengan 46 kromosom. Kromosom adalah “paket” kecil gen dalam tubuh. Mereka menentukan bagaimana tubuh bayi terbentuk dan berfungsi seiring pertumbuhannya selama kehamilan dan setelah kelahiran.

Namun, dalam catatan Centers for Disease Control and Prevention, ada bayi yang memiliki salinan tambahan dari salah satu kromosom tersebut, yaitu kromosom 21. Istilah medis untuk memiliki salinan tambahan atau kelebihan kromosom dari sebuah kromosom adalah ‘trisomi’

Salinan tambahan ini mengubah cara tubuh dan otak bayi berkembang. Akibatnya, menyebabkan tantangan mental dan fisik bagi bayi.

Meskipun Down syndrome memiliki tingkah dan penampilan serupa, setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda. Orang dengan sindrom Down biasanya memiliki IQ (ukuran kecerdasan) dalam kisaran agak rendah dan lebih lambat dalam berbicara dibandingkan anak-anak lain.

Beberapa ciri fisik umum dari Down syndrome meliputi:

  • wajah rata, terutama pangkal hidung
  • mata berbentuk almond yang sipit
  • leher pendek
  • telinga kecil
  • lidah yang cenderung menjulur keluar dari mulut
  • bintik putih kecil pada iris (bagian berwarna) mata
  • tangan dan kaki kecil
  • satu garis melintasi telapak tangan (palmar crease)
  • jari kelingking kecil yang terkadang melengkung ke arah ibu jari
  • tonus otot buruk atau persendian kendur
  • tingginya lebih pendek saat anak-anak dan orang dewasa

Masalah Telinga Down Syndrome

Seperti dilansir dari National Down Syndrome Society (NDSS), individu dengan Down syndrome, sering mengalami masalah telinga, hidung, dan tenggorokan (THT). Adapun masalah umum telinga Down syndrome, yaitu sebagai berikut.

Baca Juga :   Alat Bantu Dengar Telinga Gatal, Kenapa ya?

Stenosis kanal telinga eksternal

Stenosis saluran telinga adalah saluran telinga yang sempit. Kondisi ini umumnya terjadi saat bayi lahir. Pada bayi dengan sindrom Down kasus ini menyerang 40-50 bayi. Jika memiliki saluran telinga stenotik, ia harus menemui spesialis THT setiap tiga bulan. Adapun dampak dari stenosis liang telinga, yaitu sebagai berikut.

Infeksi liang telinga (otitis eksterna)

Telinga tropis atau swimmer’s ear sebutan lainnya, disebabkan oleh infeksi bakteri. Mereka yang telinganya sering kemasukan air, seperti saat berenang memiliki risiko lebih besar terkena infeksi ini.  Sebab, saluran telinga yang basah membuatnya lebih mudah terinfeksi. Jika air yang  ada pada saluran telinga tidak bersih, kerusakan atau iritasi pada liang telinga juga dapat meningkatkan risiko.

Kolesteatoma 

Jika kulit dan kotoran terperangkap di liang telinga dan di belakang gendang telinga, kolesteatoma dapat berkembang. Kolesteatoma adalah tumbuhnya tumor jinak di area telinga tengah atau di belakang gendang telinga. Ini terjadi akibat gangguan pada saluran penghubung di antara telinga tengah dengan saluran di belakang rongga hidung (tuba eustachius).

Ketika saluran tuba eustachius ini tersumbat, maka tekanan di dalam telinga tengah dapat menarik gendang telinga ke dalam dan membentuk kista. Kista yang akan berkembang itu menjadi kolesteatoma. Kondisi bisa menyebabkan gangguan pendengaran, bahkan ketulian jika tidak ditangani dengan tepat.

Selain itu, jika kondisinya parah, anak-anak mungkin mengalami gangguan pendengaran. Hal tersebut, karena suara yang ditangkap oleh telinga bagian luar tidak dapat melewati liang telinga yang sempit.

Infeksi telinga kronis

Anak-anak dengan sindrom Down mempunyai peningkatan insiden infeksi saluran pernapasan atas, yang merupakan predisposisi terjadinya infeksi telinga kronis. Anatomi wajah sindrom Down juga merupakan predisposisi penyakit telinga kronis.

Baca Juga :   Sakit Telinga, Penyebab dan Cara Mengobatinya

Telinga tengah diaerasi oleh saluran eustachius, yaitu saluran kecil yang mengalir dari ruang telinga tengah ke area belakang hidung di nasofaring. Infeksi saluran napas atas atau alergi dapat menyebabkan saluran eustachius membengkak, menjebak bakteri, dan menyebabkan infeksi telinga.

Tonus otot yang rendah (hipotonia) pun memengaruhi pembukaan dan penutupan saluran eustachius. Ini menyebabkan penumpukan tekanan negatif di ruang telinga tengah, yang berdampak pada retensi cairan dan infeksi.

Dalam kondisi tertentu, beberapa anak mungkin memerlukan penempatan selang pemerataan tekanan (PE) berulang kali untuk menghilangkan infeksi kronis.

Disfungsi tuba eustachius kronis bisa berlangsung lebih lama pada anak-anak dengan sindrom Down daripada  populasi umum. Apalagi, tingkat diagnosis dan pengobatan infeksi telinga anak-anak Down syndrome tinggi. Sehingga, penting untuk terus melakukan pemantauan dan pengobatan

Rate this post