Gangguan pemrosesan pendengaran atau auditory processing disorder (APD) merupakan kondisi ketika ada sesuatu mengganggu cara otak mengenali dan menafsirkan suara, terutama ucapan. Jika mengalami ini, penderitanya tidak dapat memahami apa yang mereka dengar dengan cara yang sama seperti yang lain. Lantas, apa penyebab gangguan pemrosesan pendengaran?

Penyebab Gangguan Pemrosesan Pendengaran

Sekitar tiga sampai lima persen anak usia sekolah mengalami masalah gangguan pemrosesan pendengaran. Jika kondisi tersebut tidak teridentifikasi dan dikelola sejak dini, anak berisiko mengalami masalah mendengarkan dan belajar di rumah mau pun sekolah.

Dalam catatan Nemours KidsHealth, belum ada kepastian penyebab APD pada anak. Hanya saja, ada beberapa masalah yang membuktikan risiko anak mengalaminya. Adapun kondisi tersebut, seperti berikut.

Trauma kepala

Cedera kepala adalah istilah luas yang menggambarkan serangkaian luas cedera yang terjadi pada kulit kepala, tengkorak, otak, dan jaringan di bawahnya serta pembuluh darah di kepala. Cedera kepala juga biasa disebut sebagai cedera otak atau cedera otak traumatis (TBI), tergantung pada tingkat trauma kepala.

Penyebab paling umum adalah karena kecelakaan kendaraan bermotor (mobil, sepeda motor), dari kekerasan, jatuh, atau sebagai akibat dari kekerasan terhadap anak. Kendati demikian, hematom subdural dan perdarahan otak  (perdarahan intraparenkimal) dapat terjadi secara spontan.

Keracunan timbal

Kondisi ini terjadi ketika terlalu banyak timbal masuk ke dalam tubuh. Pada anak-anak, ini bisa terjadi ketika mereka menghirupnya atau makan atau minum sesuatu yang terkontaminasi timbal. Timbal dalam tubuh dapat menyebabkan pembelajaran, perilaku, dan masalah lainnya.

Gangguan kejang

Kejang adalah aktivitas listrik yang tidak biasa di otak yang dapat menyebabkan perubahan perilaku, gerakan, atau perasaan. Biasanya, aktivitas listrik di otak melibatkan neuron (sel saraf) di berbagai area yang mengirimkan sinyal pada waktu yang berbeda. Selama kejang, banyak neuron menyala sekaligus.

Baca Juga :   Pemeriksaan Pendengaran untuk Mencegah Gangguan Dengar di Masa Depan

Baca Juga : Apa itu Gangguan Pemrosesan Pendengaran?

Infeksi telinga kronis

Serangan bakteri atau virus ke telinga yang menginfeksi dan menjebak cairan di belakang gendang telinga. Sehingga, menyebabkan nyeri dan pembengkakan atau penonjolan gendang telinga. Ada dua infeksi yang umum, yaitu telinga tengah atau (otitis media) dan bagian telinga luar (otitis eksterna).

  1. Otitis media adalah infeksi telinga tengah dapat terjadi setelah kondisi apa pun yang membuat cairan tidak mengalir dari telinga tengah. Kondisi ini termasuk alergi, pilek, sakit tenggorokan atau infeksi pernapasan. Otitis media terbagi menjadi tiga, yaitu otitis media akut, otitis media dengan efusi, dan otitis media supuratif kronis.
  2. Sementara itu, otitis eksterna atau telinga tropis atau swimmer’s ear disebabkan oleh infeksi bakteri. Mereka yang telinganya sering kemasukan air, seperti saat berenang memiliki risiko lebih besar terkena infeksi ini.

Selain itu, APD sering ditemukan pada orang dengan kesulitan perhatian, bahasa dan belajar, seperti disleksia dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).

Baca juga: Sindrom Usher, Penyakit Langka Menyebabkan Gangguan Pendengaran

Dampak Gangguan Pemrosesan Pendengaran

Anak-anak dengan APD dianggap merasakan suara secara normal karena mereka biasanya dapat mendengar suara yang disampaikan satu per satu di lingkungan yang sangat sunyi, seperti ruangan yang dirawat dengan suara.

Masalahnya mereka tidak mudah mengenali jika ada sedikit perbedaan antara bunyi dalam kata-kata. Meski, bunyinya cukup keras untuk didengar. Ini terjadi dalam situasi pendengaran yang buruk, seperti saat ada kebisingan latar belakang atau di ruangan bergema seperti auditorium.

Anak-anak dengan APD pun dapat mengalami kesulitan memahami perkataan mereka saat berada di tempat yang lebih bising. Misalnya, saat seseorang berkata di ruang kelas, taman bermain, acara olahraga, kafetaria sekolah atau pesta.

Rate this post