Microtia merupakan kelainan bawaan, ketika bayi lahir dengan telinga berukuran kecil dan tidak terbentuk sempurna. Kondisi ini berkisar dari masalah struktural ringan hingga hilangnya telinga luar (anotia). Lalu, apa penyebab microtia pada bayi?

Penyebab Microtia pada Bayi

Apa itu microtia merupakan istilah untuk menggambarkan ukuran daun telinga (pinna) lebih kecil dari ukuran normal. Para peneliti memperkirakan sekitar satu dari setiap 3.800 bayi lahir dengan anotia atau mikrotia di Amerika Serikat. Berdasarkan tingkat keparahan, microtia terbagi menjadi sebagai berikut.

  • Microtia grade 1: Bentuk telinga sedikit berubah atau lebih kecil dari ukuran normal, tapi masih memperlihatkan ciri-ciri utama dari telinga normal 
  • Tingkat 2: Beberapa fitur telinga hilang. Hanya saja, sebagian besar dari dua pertiga bagian bawah telinga masih ada. Tak hanya itu, mikrotia tipe conchal ini menyebabkan telinga memiliki saluran. Tetapi seringkali sangat sempit (stenosis saluran). Pada tingkat ini, bisa terjadi gangguan pendengaran.
  • Tingkat 3: Ini adalah jenis yang paling umum, yang mana satu-satunya fitur yang tersisa adalah daun telinga kecil berbentuk kacang. Tingkat 3 atau mikrotia tipe lobular ini biasanya sudah tak memiliki saluran telinga sama sekali (atresia aural).
  • Tingkat 4: Tidak adanya telinga luar sama sekali tanpa sisa. Ini disebut “anotia”, dan jarang terlihat. 

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan penyebab microtia pada bayi sebagian besar tidak diketahui. Ada temuan beberapa bayi menderita kondisi tersebut karena perubahan gennya. Sementara, pada beberapa kasus terjadi karena adanya kelainan pada satu gen. Sehingga dapat menyebabkan sindrom genetik.

Sindrom penyebab microtia

Microtia kadang-kadang terkait dengan sindrom kraniofasial lainnya. Dalam catatan Nemours Kids Health, kondisi genetik terkait, seperti sindrom Treacher Collins atau masalah pada wajah, jantung, ginjal atau anggota tubuh mereka.

Treacher Collins syndrome (TCS)

Kelainan genetik langka yang ditandai dengan kelainan khas pada kepala dan wajah. Kelainan kraniofasial cenderung melibatkan keterbelakangan dari kompleks zygomatik, tulang pipi, rahang, langit-langit dan mulut yang menyebabkan kesulitan bernapas dan makan. Selain itu, individu yang terkena mungkin juga mengalami malformasi mata termasuk kemiringan ke bawah dari pembukaan antara kelopak mata atas dan bawah (fisura palpebral) dan anomali struktur telinga luar dan tengah, yang mengakibatkan gangguan pendengaran.

Goldenhar syndrome

Ini merupakan cacat lahir bawaan yang memengaruhi wajah. Biasanya, salah satu sisi wajah mengalami kelainan bentuk. Salah satu tanda paling umum dari sindrom Goldenhar adalah mikrosomia hemifasial. Ini berdampak pada rahang, pipi, dan mata yang kurang berkembang di satu sisi wajah. Beberapa orang memiliki satu telinga yang luar biasa kecil (microtia). Orang lain mungkin kehilangan satu telinga (anotia) atau kehilangan pendengaran

Penyebab anotia/mikrotia lain pada bayi

Mengonsumsi obat yang disebut isotretinoin (Accutane) selama kehamilan. Obat ini dapat menyebabkan pola cacat lahir, yang sering kali meliputinya. Temuan menyebut Cacat ini disebabkan oleh kombinasi gen dan faktor lain. Misalnya kontak dengan lingkungan ibu, makanan atau minuman ibu atau obat-obatan tertentu yang ibu konsumsi selama kehamilan.

Faktor Microtia pada Bayi

Baru-baru ini, CDC melaporkan temuan penting tentang beberapa faktor yang meningkatkan risiko bayi lahir dengan microtia. Faktor tersebut antara lain sebagai berikut.

Diabetes

Wanita yang mengidap diabetes sebelum hamil terbukti lebih berisiko melahirkan bayi dengan anotia/microtia, dibandingkan wanita yang tidak menderita diabetes.

Pola makan ibu

Wanita hamil yang mengonsumsi makanan rendah karbohidrat dan asam folat mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan mikrotia, dibandingkan dengan semua wanita hamil lainnya.

Stanford Children’s Health mengungkapkan kesimpulan bayi baru lahir mengalami microtia, yakni seperti berikut.

  1. Penyumbatan suplai darah karena tekanan dari posisi janin terhadap bagian dalam ibu atau dari tali pusat selama trimester pertama, menyebabkan kurang berkembangnya telinga luar
  2. Penurunan kadar oksigen selama trimester pertama menyebabkan telinga berhenti berkembang
  3. Obat-obatan dan alkohol yang berlebihan selama kehamilan. Meskipun jarang terjadi, ibu yang mengonsumsi alkohol dan mengalami sindrom alkohol janin bayinya lahir dengan kondisi kelainan telinga luar. Tak hanya itu, beberapa bayi menderita kelainan akibat sang ibu mengonsumsi obat-obatan Accutane (isotretinoin) dan metamfetamin selama kehamilan.

Dalam catatan Bostons Children’s Hospital, microtia biasanya terjadi pada minggu-minggu pertama kehamilan. Maka dari itu, jika sedang hamil atau berencana untuk hamil, bicarakan dengan dokter tentang cara meningkatkan peluang untuk memiliki bayi yang sehat.

Rate this post