Telinga yang sehat akan selalu memproduksi kotoran atau serumen. Meski jijik membayangkannya, serumen memang diperlukan untuk kesehatan telinga. Lantas, apa fungsi kotoran telinga?

Kotoran Telinga

Serumen merupakan istilah medis dari kotoran telinga. Itu diproduksi kelenjar kecil di liang telinga, yaitu sebagai berikut.

Kelenjar sebaceous

Melekat pada folikel rambut kecil di dalam telinga, kelenjar kecil ini mengeluarkan (melepaskan) zat pelumas berminyak atau sebum. Sebum melumasi kulit dan menjaga agar telinga tidak kering.

Kelenjar ceruminous

Kelenjar ini adalah kelenjar keringat yang dimodifikasi. Mereka mengeluarkan peptida dan protein antimikroba yang melindungi telinga.

Seperti dilansir dari Cleveland Clinic, sebagian besar serumen mengandung sebum, yakni sel kulit mati dan rambut yang tergabung dalam sejumlah zat berbeda, termasuk:

  • keratin
  • kolesterol
  • asam lemak rantai panjang (jenuh dan tidak jenuh)
  • squalene
  • ester lilin
  • ester alkohol

Warna dan Jenis

Serumen yang sehat akan memiliki variasi warna, misalnya putih pucat, kuning, oranye, coklat muda, dan tua. Ketika warna serumen tidak seperti itu, artinya harus menghubungi penyedia layanan kesehatan.

Selain warna, kotoran telinga pun terbagi menjadi dua jenis, yakni kering dan basah. Tapoi, jenis yang muncul tergantung pada genetika. Lebih khusus lagi, itu tergantung pada varian gen ABCC11.

  1. Kotoran telinga basah. Orang dengan varian dominan biasanya memiliki serumen basah. Ini paling umum di antara orang-orang keturunan Eropa dan Afrika.
  2. Serumen telinga kering. Orang dengan varian resesif biasanya memiliki serumen yang kering dan bersisik. Ini paling umum di antara orang-orang keturunan Asia Timur.

Apakah fungsi kotoran telinga?

Apakah fungsi kotoran telinga? Tugas utama serumen adalah melindungi telinga. Sementara itu, fungsi lainnya, antara lain:

  • bertindak sebagai lapisan tahan air untuk saluran telinga
  • membawa sel kulit mati dan kotoran lainnya keluar dari telinga
  • menjebak kotoran dan debu
  • mencegah telinga dari kekeringan
  • melindungi dari infeksi bakteri dan jamur
Baca Juga :   Mengenal Sistem Pendengaran Manusia

Risiko Penumpukan Serumen

Kotoran telinga berfungsi melindungi telinga jika produksinya tidak berlebihan. Namun, dalam beberapa kasus, beberapa orang dapat menghasilkan lebih banyak serumen daripada yang lain. Penyebab penumpukan serumen akibat hal seperti berikut.

  1. Memiliki saluran telinga yang sempit atau sangat berbulu
  2. Bekerja di tempat yang kotor atau berdebu
  3. Membersihkan telinga sendiri, yang dapat mendorongnya lebih jauh ke dalam telinga
  4. Memakai headphone atau alat bantu dengar secara teratur
  5. Lebih tua, karena serumen memang semakin keras seiring bertambahnya usia dan tidak mudah rontok

Dalam catatan healthdirect.gov.au, penumpukan serumen memiliki beberapa tanda, seperti:

  • perasaan penuh di telinga
  • sakit telinga dan nyeri, atau gatal
  • suara dering (juga dikenal sebagai tinitus )
  • masalah pendengaran, yang mungkin bisa terus memburuk
  • pusing
  • kotoran atau bau yang keluar dari telinga

Perhatikan warna kotoran telinga ketika terjadi penumpukan serumen. Karena, warna tertentu menandakan ada masalah di telinga seperti congek. Misalnya:

  • hijau yang artinya mengalami infeksi telinga
  • hitam sering terlihat pada orang dengan penyumbatan serumen
  • coklat dengan garis-garis merah, mungkin menunjukkan cedera di dalam saluran telinga. Jika cairannya encer, mungkin gendang telinga pecah

Jangan membersihkan telinga sendiri

Sebenarnya, gerakan rahang sehari-hari, seperti mengunyah dan berbicara akan mendorong kotoran ke luar liang telinga. Tapi, jika ingin membersihkan liang telinga, pakailah waslap yang lembut. Mengorek dengan cotton bud bukan membersihkan, melainkan mendorong kotoran telinga lebih dalam.

Ketika terjadi tanda-tanda penumpukan dan warna kotoran telinga yang berubah lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis. Ingat, tidak boleh melakukan self diagnose.

Rate this post