Gangguan pendengaran merupakan kondisi yang menyebabkan telinga tak dapat mendengar sebaik orang dengan pendengaran normal. Hal tersebut, karena adanya kerusakan pada telinga bagian luar, tengah atau dalam, saraf vestibulocochlear atau sistem pendengaran. Berdasarkan penyebabnya, macam-macam gangguan pendengaran secara umum terbagi menjadi tiga, yaitu konduktif, sensorineural, dan campuran.

Gangguan Dengar Konduktif

Gangguan pendengaran konduktif adalah kelainan yang terjadi ketika ada masalah pada saluran telinga, gendang telinga atau telinga tengah dan tulang-tulang kecilnya (maleus, inkus, dan stapes). Akibatnya, suara yang dikirim dari telinga bagian luar tak dapat masuk ke bagian dalam.

Penyebab Gangguan Pendengaran Konduktif

Dalam catatan American Academy of Otolaryngology–Head and Neck Surgery Foundation, gangguan dengar konduktif terjadi ketika gerakan alami suara melalui telinga luar atau telinga tengah terhalang. Sehingga, suara penuh tidak mencapai telinga bagian dalam.

Adapun kehilangan pendengaran konduktif dari struktur telinga luar dapat terjadi akibat hal-hal seperti berikut.

  1. Kotoran telinga (earwax) yang menumpuk dan sepenuhnya memblokir saluran telinga
  2. Telinga perenang (swimmer’s ear) atau otitis eksterna karena infeksi pada saluran telinga yang terjadi dari gendang telinga ke bagian luar kepala
  3. Masuknya benda asing ke dalam telinga, seperti manik-manik dan kacang-kacangan ke telinga ketika orang dewasa tak melihatnya
  4. Tumor tulang jinak pada saluran telinga
  5. Cacat saluran telinga luar (atresia aural)

Sementara itu, gangguan pendengaran konduktif yang terkait dengan struktur telinga tengah meliputi otitis media infeksi (telinga tengah), kerusakan gendang telinga, lubang di gendang telinga (membran timpani), kolesteatoma, dan ostoklerosis.

Sensorineural

Gangguan pendengaran sensorineural atau sensorineural hearing loss (SNHL) merupakan kondisi yang membuat seseorang kehilangan atau mengalami penurunan kemampuan dengar pada telinga bagian dalam, koklea, dan saraf pendengaran yang menghubungkan telinga bagian dalam ke otak.

Baca Juga :   Sindrom Alport, Kelainan Genetik Langka Memengaruhi Telinga Bagian Dalam

Masalah tersebut timbul karena kerusakan pada sel-sel rambut kecil di koklea dan atau saraf pendengaran. Akibatnya, ketika energi suara mencapai koklea, sel-sel rambut yang rusak itu tidak dapat mengubah gelombang suara menjadi sinyal saraf yang melewati saraf pendengaran ke otak.

Penyebab

Dalam catatan ENT Health, penyebab seseorang menderita gangguan pendengaran sensorineural terdiri dari berbagai macam. Adapun detailnya, yakni sebagai berikut.

  1. Kehilangan pendengaran mendadak (sudden hearing loss). Kemungkinan, hilangnya pendengaran pada mereka karena terserang virus.
  2. Penuaan. Seiring bertambah usia manusia, sel-sel rambut kecil di koklea dan atau saraf pendengaran dapat mengalami penurunan fungsi secara alamiah.
    Trauma akustik. Paparan suara keras misalnya, dari suara yang dihasilkan industri, mesin, ledakan, tembakan dekat telinga.
  3. Trauma kepala atau perubahan tekanan udara yang tiba-tiba dapat menyebabkan ruang yang berisi cairan telinga bagian dalam pecah.

Sementara itu, penyakit yang menyebabkan gangguan pendengaran sensorineural adalah autoimun, ménière, masalah pada saraf pusat, otosklerosis koklea, malformasi telinga bagian dalam bawaan, kelainan genetik, dan schwannoma vestibular atau tumor jinak non-kanker pada saraf keseimbangan.

Baca Juga : Mengenal Tuli Mendadak atau Sudden Sensorineural Hearing Loss

Gangguan pendengaran campuran

Gangguan dengar campuran adalah masalah pendengaran akibat gangguan dengar konduktif dan sensorineural. Artinya, ada kerusakan yang terjadi bersamaan pada telinga luar atau tengah dan telinga bagian dalam atau jalur saraf ke otak.

Dampak dari gangguan pendengaran ini, seperti dilansir dari London Hearing, adalah penurunan kemampuan telinga tengah atau luar untuk meloloskan gelombang suara dan pengolahan data pada saraf pendengaran.

Gangguan dengar campuran ini terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.

Untuk kasus gangguan pendengaran pada satu telinga disebut dengan unilateral.
Sementara, saat penderita merasakan kehilangan pendengaran pada kedua telinga disebut bilateral.

Baca Juga :   Bukan Cuma Nyaman, Ini Cara Memilih Alat Bantu Dengar yang Paling Cocok

Adapun yang menjadi penyebab gangguan pendengaran campuran adalah semua yang berkaitan dengan penyebab gangguan dengar konduktif dan sensorineural.

Merasakan macam-macam gangguan pendengaran tersebut atau ragu? Periksa pendengaran ke Kasoem Hearing Center. Berfokus pada one stop solution for all hearing problem, Kasoem Hearing Center melayani pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan untuk anak-anak, dewasa hingga orang tua lanjut usia.

Tak hanya itu, sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing Center menyediakan alat bantu pendengaran (ABD) dan cochlear implant untuk solusi berbagai masalah pendengaran.

Rate this post