Cochlear implant (implan koklea) merupakan teknologi pendengaran yang membantu memberikan representasi suara di lingkungan sekitar. Tak seperti alat bantu dengar konduksi udara (hearing aid), penggunaan cochlear implant ini perlu pembedahan atau operasi. Maka dari itu, perlu mempelajari lebih dalam termasuk risks cochlear implant. Apa saja itu?
Cochlear Implant
Cochlear implant, sering kali disingkat CI membantu memberikan representasi suara di lingkungan sekitar bagi orang dengan gangguan pendengaran sensorineural/ tuli saraf, tak cukup terbantu dengan alat bantu dengar sampai memiliki masalah medis lain. Perangkat ini terdiri dari dua bagian, yaitu:
- perangkat eksternal atau disebut dengan prosesor suara (sound processor) dipakai di belakang telinga. Secara tampilan mirip seperti alat bantu dengar (hearing aid). Di dalam prosesor suara terdapat dua mikrofon untuk mendeteksi suara dan baterai untuk memberi daya. Fungsi dari perangkat eksternal ini adalah memproses suara digital untuk dikirim ke perangkat internal melalui coil (koil).
- perangkat internal atau implan (implant) ditempatkan di bawah kulit di belakang telinga. Pemasangan perangkat internal melalui proses pembedahan atau operasi. Komponen internal terdiri dari receiver (penerima/stimulator) dan susunan elektroda.
Kendati perangkat luar mirip dengan alat bantu dengar konduksi udara (hearing aid) cara kerja keduanya berbeda. Alat bantu dengar bekerja memperkeras suara dari luar. Sedangkan, implan koklea dalam catatan National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD), kerja melewati bagian telinga yang rusak dan langsung merangsang saraf pendengaran. Sinyal yang dihasilkan oleh implan dikirim melalui saraf pendengaran ke otak, yang mengenali sinyal tersebut sebagai suara.
Risks Cochlear Implant
Cochlear implant perlu pembedahan ketika memasangkan perangkat internal atau implan. Dari hal tersebut, ada beberapa risks cochlear implant atau risiko untuk penggunnya. Berdasarkan Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat risikonya antara lain sebagai berikut.
Risiko anestesi umum
Anestesi umum adalah tidur yang diinduksi oleh obat. Obat-obatan, seperti gas anestesi dan obat suntik dapat memengaruhi orang secara berbeda. Bagi kebanyakan orang, risiko anestesi umum sangat rendah. Namun, bagi sebagian orang dengan kondisi medis tertentu, hal ini lebih berisiko.
Risiko dari prosedur bedah
- Cedera pada saraf wajah. Saraf wajah terletak dekat dengan tempat dokter bedah perlu menempatkan implan. Sehingga dapat cedera selama operasi. Akbatnya terjadi pelemahan sementara atau permanen atau kelumpuhan total pada sisi wajah yang sama dengan implan.
- Meningitis adalah infeksi pada lapisan permukaan otak. Meski jarang, orang yang memiliki struktur telinga bagian dalam yang terbentuk secara tidak normal tampaknya berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi ini.
- Kebocoran cairan serebrospinal. Otak dikelilingi oleh cairan yang mungkin bocor dari lubang yang dibuat di telinga bagian dalam atau di tempat lain dari lubang pada penutup otak akibat prosedur pembedahan.
- Kebocoran cairan perilimfe. Ini karena telinga bagian dalam atau koklea mengandung cairan. Cairan ini dapat bocor melalui lubang yang dibuat untuk menempatkan implan.
- Infeksi pada luka kulit.
- Terkumpulnya darah atau cairan di lokasi operasi.
- Serangan pusing atau vertigo.
- Tinnitus, yaitu suara berdenging atau berdengung dalam telinga.
- Gangguan pengecapan. Saraf yang memberikan sensasi pengecapan pada lidah juga melewati telinga tengah dan mungkin terluka selama operasi.
- Mati rasa di sekitar telinga.
- Granuloma reparatif ini adalah hasil peradangan lokal yang dapat terjadi jika tubuh menolak implan.
Mungkin ada komplikasi lain yang tidak terduga yang dapat terjadi dengan implantasi jangka panjang yang tidak dapat kita prediksi saat ini.
Risks cochlear implant (terkait dengan penggunaan)
- Mungkin mendengar suara secara berbeda, tidak dapat mendengar sebaik orang lain, dan tidak dapat memahami bahasa dengan baik
- Dapat kehilangan sisa pendengaran, karena implan dapat merusak sisa pendengaran.
- Mungkin memiliki efek yang tidak diketahui dan tidak pasti. Implan koklea menstimulasi saraf secara langsung dengan arus listrik. Meskipun stimulasi ini tampaknya aman, efek jangka panjang dari arus listrik ini pada saraf tidak diketahui. Selain itu, bisa saja implannya gagal. Sehingga, harus menjalani operasi tambahan.
- Mungkin tidak dapat meningkatkan implan mereka saat komponen eksternal baru tersedia. Sebab, dalam beberapa kasus, hal ini tidak akan berhasil dan implan perlu diganti.
- Mungkin tidak dapat menjalani beberapa pemeriksaan dan perawatan medis. Perawatan ini meliputi MRI, neurostimulasi, operasi listrik, terapi kejang listrik, dan terapi radiasi ionik.
- Memiliki kemampuan yang lebih rendah untuk mendengar suara pelan maupun suara keras tanpa mengubah sensitivitas implan. Sensitivitas pendengaran normal disesuaikan secara terus-menerus oleh otak, tetapi desain implan koklea mengharuskan seseorang mengubah pengaturan sensitivitas perangkat secara manual saat lingkungan suara berubah.
Risiko lain dari penggunaan implan koklea berupa:
- ketergantungan pada baterai untuk pendengaran. Untuk beberapa perangkat, baterai baru atau yang sudah diisi ulang diperlukan setiap hari.
- terjadi kerusakan implan karena beberapa aktivitas, seperti oahraga kontak, kecelakaan mobil, terpeleset dan jatuh, atau benturan lain dekat telinga
- harganya mahal. Jika terjadi kerusakan atau hilang, harga untuk mengganti komponen yang rusak atau hilang mungkin mahal
- mungkin terjadi perubahan gaya hidup
- harus berhati-hati terhadap listrik statis. Sebab, dapat merusak implan koklea untuk sementara atau permanen
- dapat menimbulkan iritasi apabila bagian luarnya bergesekan dengan kulit dan harus melepaskannya untuk sementara waktu
- mungkin mendengar suara aneh yang disebabkan oleh interaksi dengan medan magnet, seperti suara di dekat mesin pemeriksa penumpang di bandara.
Tanya di Kasoem Hearing Center!
Semua perangkat elektronik tak akan lepas dari risiko. Tapi, lebih penting mengetahui manfaatnya seperti memberikan rasa pendengaran yang selama ini tidak ada. Maka dari itu, konsultasi kepada tim profesional untuk meminimalisirnya. Jika Anda sudah memiliki keputusan untuk menggunakannya, konsultasi kepada tim Kasoem Hearing Center. Di sana, tersedia informasi mengenai perangkat sampai penggunaannya.
Sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing Center akan memberikan solusi sesuai kebutuhan masalah pendengaran. Ini termasuk teknologi pendengaran lain seperti alat bantu dengar dan alat bantu dengar hantaran tulang atau Bone-Anchored hearing aid (BAHA).
Namun, teknologi pendengaran saja tak cukup. Sehingga, Kasoem Hearing Center menyediakan menyediakan program rehabilitasi berupa Auditory Verbal therapy (AVT). Ini bermanfat menunjang kebutuhan komunikasi anak sejak usia dini.
Fokus pada one stop solution for all hearing problem, Kasoem Hearing Center juga memberikan solusi pemeriksaan pendengaran mulai dari bayi, dewasa hingga orang tua lanjut usia (lansia). Jadi, jangan ragu segera kunjungi Kasoem Hearing Center di cabang-cabang terdekat kota Anda!