Gangguan pendengaran terdiri dari berbagai jenis. Itu tergantung telinga bagian mana yang mengalami masalah atau kelainan. Maka dari itu, untuk mengetahui dengan jelas seberapa parah atau jenisnya, perlu pemeriksaan pendengaran. Salah satunya, speech audiometry. Seperti apa tes tersebut?

Speech Audiometry

Speech audiometry adalah tes pendengaran menggunakan sinyal ucapan untuk menilai apakah pasien memiliki masalah mendengar ucapan, termasuk ucapan dalam suasana bising. Caranya, dengan memeriksa kemampuan pemrosesan dan apakah itu dipengaruhi gangguan pada telinga tengah, koklea, saraf pendengaran, jalur batang otak atau pusat pendengaran pada korteks.

Jenis-jenis speech audiometry

Dalam catatan John Hopkins Medicine, tes ini akan memeriksa dua hal, yaitu sebagai berikut.

  1. Seseorang memeriksa perlu seberapa keras ucapan agar dapat mendengarnya
  2. Seberapa jelas dapat memahami dan membedakan kata-kata yang berbeda ketika mendengarnya diucapkan

Sementara itu, dalam catatan Interacoustics, tes yang tersedia berupa:

  • penilaian penerimaan mengacu pada tingkat mana pasien dapat mendengar pembicaraan
  • diskriminasi, pada tingkat mana pasien dapat membedakan kata-kata
  • pengenalan mengacu pada tingkat ketika pasien dapat mengenali dan mengingat kata tersebut

Penilaian

Masing-masing tes speech audiometry memiliki penilaian dengan ambang batas tertentu. Itu terdiri dari speech detection threshold (SDT), speech recognition threshold (SRT), dan word recognition score (WR).

Speech detection threshold (SDT)

Ambang deteksi ucapan atau speech detection threshold (SDT) yaitu tingkat mana ucapan dapat didengar oleh seseorang pada 50 persen kasus. Ini berfungsi sebagai pemeriksaan silang yang berharga untuk audiometri konduksi udara. Selain itu, harus selaras dengan rata-rata nada murni. Bukan cuma SDT, ambang deteksi ucapan dikenal juga sebagai ambang penerimaan ucapan (speech reception threshold atau SRT).

Speech recognition threshold (SRT)

Speech recognition threshold (SRT) atau ambang pengenalan suara adalah tingkat pendengaran minimum di mana seseorang dapat mengulangi 50 persen materi ucapan dengan benar. Biasanya melibatkan angka atau kata-kata spondaik. Ukuran ini berfungsi sebagai indikator sensitivitas pendengaran terhadap ucapan dan memberikan dasar untuk penilaian lain seperti tes pengenalan kata. Sehingga, memungkinkan penentuan titik awal yang tepat untuk evaluasi lebih lanjut.

Word recognition score (WR)

Terkadang disebut SDS (speech discrimination score), tes ini mewakili jumlah kata yang diulang dengan benar. Hasilnya, persentase benar (skor diskriminasi) atau salah (kehilangan diskriminasi). Bisa juga, benar berarti kata tersebut 100 persen benar, sedangkan salah berarti 0 persen benar. Dengan skor tersebut dapat memberikan informasi mengenai fonem apa saja yang sulit didengar pasien pada tingkat intensitas tertentu. Ini berguna untuk tujuan konseling dan rehabilitasi.

Seperti apa berlangsungnya speech audiometry?

Tes memakan waktu 10-15 menit. Orang yang akan melakukan tes cukup duduk di bilik suara dan memakai headphone. Kemudian, orang tersebut akan mendengar rekaman daftar kata-kata umum yang diucapkan pada volume berbeda. Audilog akan memintanya untuk mengulangi kata-kata tersebut.

Permintaan audiolog mengulangi daftar kata untuk menentukan ambang batas penerimaan ucapan atau volume terendah di mana dapat mendengar dan mengenali ucapan.

Kemudian, audiolog akan mengukur diskriminasi ucapan, kemampuan pengenalan kata. Dia akan mengucapkan kata-kata kepada atau akan mendengarkan rekamannya. Lalu, audilog meminta mengulangi kata-katanya. Audiolog akan mengukur kemampuan dalam memahami pembicaraan pada tingkat pendengaran yang nyaman.

Tes Speech Audiometry di Kasoem Hearing Center

Salah satu tempat untuk pemeriksaan pendengaran seperti speech audiometry adalah Kasoem Hearing Center. Satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015 ini melayani pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan untuk anak-anak, dewasa hingga orang tua lanjut usia.

Selain itu, Kasoem Hearing Center menyediakan alat bantu pendengaran (ABD), alat bantu dengar hantaran tulang atau konduksi tulang (bone-anchored hearing aid), dan implan koklea (cochlear implant) untuk solusi pendengaran.

Berfokus pada one stop solution for all hearing problem, Kasoem Hearing Center juga menyediakan terapi dengan metode Auditory Verbal therapy (AVT) untuk menunjang rehabilitasi pendengaran. Segera buat reservasi melalui layanan Kasoem Care atau kunjungi cabang terdekat di kotamu!

Rate this post