Bayi yang berusia satu hingga dua hari akan menjalani beberapa tes khusus yang disebut skrining bayi baru lahir. Salah satu yang perlu dijalani bayi sesaat setelah dia lahir adalah skrining pendengaran. Seperti apa skrining pendengaran yang biasanya dilakukan oleh dokter anak, bidan atau perawat bayi baru lahir tersebut?

Skrining Pendengaran Bayi

Srining pendengaran pada bayi baru lahir membantu mengidentifikasi bayi yang mengalami gangguan pendengaran. Dalam catatan Tommy’s, newborn hearing screening test ini mencegah masalah di masa yang akan datang akibat gangguan pendengaran. Pasalnya, jika tidak ditangani gangguan pendengaran dapat memengaruhi perkembangan bayi.

Menurut catatan NHS.uk, skrining pendengaran bayi baru lahir sangat dianjurkan yaitu beberapa minggu setelah lahir dan dari usia sembilan bulan hingga 2,5 tahun. Tetapi, saran tersebut kembali lagi ke orang tua, alias tidak wajib. Artinya, tak masalah kalau orang tua memilih tidak menjalani tes skrining untuk bayinya. Hanya saja, rumah sakit atau pusat penyedia kesehatan tetap akan memberikan jadwal, agar orang tua memeriksa pendengaran bayi seiring bertambahnya usia.

Jadi, saat orang tua memiliki kekhawatiran, mereka bisa membicarakan dengan pengunjung kesehatan atau dokter umum. Sebab, penting mencari tahu lebih awal bagaimana kondisi pendengaran bayi. Agar, gangguan pendengaran tak memengaruhi perkembangan bicara dan bahasa, keterampilan sosial serta pendidikan anak.

Tak hanya tumbuh kembang anak, skrining pada bayi baru lahir dapat mencegah kondisi yang tiba-tiba memburuk di masa depan. Jadi, orang tua dapat memilih perawatan yang lebih efektif. Selain itu, orang tua dapat menentukan akses ke layanan dukungan khusus yang paling sesuai untuk sang anak.

Apakah skrining pendengaran bayi sakit?

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan skrining pendengaran pada bayi baru lahir mudah dan tidak menyakitkan. Bahkan, bayi sering tertidur saat menjalani tesnya. Karena, bayi hanya akan mendengar suara klik lembut saat tes berlangsung.

Baca Juga :   Anotia pada Bayi Baru Lahir, Apa itu?

Bukan hanya itu, waktu bayi menjalani skrining pendengaran pun sangat singkat. Biasanya, waktu untuk menyaring pendengaran bayi baru lahir berlangsung beberapa menit saja.  Ada dua macam metode untuk skrining bayi baru lahir, yaitu sebagai berikut.

Automated Auditory Brainstem Response (AABR)

Automated Auditory Brainstem Response (AABR) atau Auditory Brainstem Response (ABR) atau tes respons batang otak auditori adalah tes yang aman dan tidak menyakitkan. Tes ini untuk melihat bagaimana saraf pendengaran dan otak merespons suara.

Sehingga, penyedia layanan kesehatan mengetahui informasi tentang seberapa baik suara bergerak dari saraf pendengaran ke batang otak atau kemungkinan gangguan pendengaran.

Dalam menjalani tes AABR atau ABR, bayi hanya perlu melewati satu tes saja. Ketika otaknya menunjukkan bahwa ia mendengar suara, bayi dinyatakan lulus. Namun, bayi gagal dalam tes saat tak ada respons terhadap suara.

Otoacoustic Emissions (OAE)

Tes Otoacoustic Emissions (OAE) atau emisi otoakustik bergua untuk mengukur fungsi sel rambut di telinga bagian dalam. Emisi otoakustik sendiri adalah suara yang dikeluarkan oleh satu bagian kecil koklea ketika dirangsang oleh suara klik lembut. Ketika suara merangsang koklea, sel-sel rambut luar bergetar. Getaran menghasilkan suara yang hampir tidak terdengar yang bergema kembali ke telinga tengah.

Bagaimana kalau bayi tak lolos skrining pendengaran?

Bayi yang tidak lulus skrining pendengaran akan melanjutkan tes pendengaran dengan audiolog. Audiolog adalah profesional perawatan kesehatan yang mengidentifikasi, menilai, dan mengelola gangguan pendengaran, keseimbangan serta sistem saraf lainnya. Audiolog akan menentukan jenis tes lanjutan pendengaran. Hasil tes tersebut untuk mengetahui apakah bayi mengalami gangguan pendengaran, berapa banyak gangguan pendengaran yang ada, dan jenis gangguan pendengaran yang dialami.

Baca Juga :   Jangan Lengah, Waspadai Gejala Gangguan Pendengaran Anak-anak

Jika ingin mencari informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi penyedia layanan kesehatan atau hearing center seperti Kasoem Hearing Center. Sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing Center menyediakan pelayanan one stop solution for all hearing problem.

Di sana tersedia layanan pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan oleh audilog profesional untuk bayi dan anak-anak hingga orang tua lanjut usia (lansia). Selain itu, tersedia teknologi untuk gangguan dengar lain, meliputi alat bantu dengar (ABD), alat bantu dengar koduksi tulang atau bone anchored hearing aid (Baha) sampai cochlear implant (implan koklea).

Tak hanya itu, Kasoem Hearing Center menyediakan layanan Auditory Verbal-therapy (AVT) untuk menunjang anak-anak yang perlu memaksimalkan pendengaran seusai menggunakan alat bantu dengar. Hubungi Kasoem Care melalui virtual assistant berbasis artificial intelligence (AI), Hearing Bestie (HESTI) atau kunjungi cabang terdekat di kotamu!

Rate this post