Gangguan pendengaran adalah ketidakmampuan mendengar salah satu atau kedua telinga. Kondisi ini membuat penderitanya kesulitan saat mendengarkan bunyi atau suara di berbagai kondisi. Berbagai faktor dapat menyebabkan seseorang menderita gangguan pendengaran, termasuk flu. Lantas, bagaimana gangguan pendengaran karena flu terjadi?

Flu dan Gangguan Pendengaran

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengungkapkan influenza musiman adalah infeksi saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh virus influenza yang beredar di seluruh belahan dunia. Flu, singkatannya, menyebabkan penyakit dengan tingkat keparahan yang bervariasi.

Kebanyakan orang sembuh dari demam dan gejala lainnya dalam waktu seminggu tanpa memerlukan pengobatan. Namun, di kalangan kelompok risiko tinggi, seperti orang yang sangat muda, lanjut usia, wanita hamil, petugas kesehatan, dan yang memiliki kondisi medis serius, flu terkadang menyebabkan rawat inap, bahkan kematian.

Di daerah beriklim sedang, epidemi musiman terjadi terutama selama musim dingin. Sedangkan di daerah tropis, flu dapat terjadi sepanjang tahun, menyebabkan wabah lebih tidak teratur.

Ketika flu menyerang, mereka bakal mengalami demam mendadak, batuk (biasanya kering), sakit kepala, nyeri otot dan persendian, malaise parah (merasa tidak enak badan), sakit tenggorokan, dan pilek. Bisa juga, merasakan kehilangan kemampuan untuk mencium dan mengecap. Tetapi, bisakah flu menyebabkan gangguan pendengaran? 

Seperti dilansir dari Oticon Global,  flu bisa berdampak pada pendengaran. Orang dengan flu dapat mengalami gangguan pendengaran sementara atau permanen. Bagaimana caranya?

Alasan mengapa seseorang yang terserang flu mengalami gangguan pendengaran sementara atau permanen didasarkan pada apa yang terjadi di dalam telinga. Karena, sulit untuk mengetahui apakah virus yang ada telah menyebabkan kerusakan permanen pada pendengaran.

Flu Menyebabkan Gangguan Pendengaran Sementara

Serangan virus atau bakteri pada saluran yang menghubungkan telinga dengan hidung (tuba eustachius) menyebabkan infeksi pada telinga tengah atau otitis media. Kondisi ini terjadi setelah kondisi apa pun yang membuat cairan tidak mengalir dari telinga tengah, termasuk alergi, pilek, sakit tenggorokan atau infeksi pernapasan.

Baca Juga :   Apakah itu Otitis Media, Siapa yang Berisiko Terserang?

Jika terjadi setelah pilek, bakteri atau virus masuk ke telinga tengah melalui tuba eustachius (ada satu di setiap telinga). Bakteri atau virus kemudian menyebabkan tuba eustachius membengkak. Pembengkakan ini dapat menyebabkan saluran tersumbat. 

Baca juga: Mempelajari Telinga Tengah dan Fungsinya

Cairan yang diproduksi secara normal akhirnya menumpuk di telinga tengah alih-alih dapat dikeluarkan. Jadilah area di belakang gendang telinga meradang. 

Ketika terjadi penumpukan cairan, telinga tengah tidak dapat mengirimkan getaran suara dari gendang telinga ke telinga bagian dalam. Sehingga, suara hilang tak mencapai telinga bagian dalam atau saraf pendengaran. 

Akhirnya, penderita merasakan penurunan kemampuan dengar dan terjadi gangguan pendengaran ringan atau sedang. Ucapan seseorang pun terdengar teredam atau tidak terdengar. Umumnya, gangguan pendengaran jenis ini bersifat konduktif dan bersifat sementara. 

Gangguan Pendengaran Permanen

Jika otitis media terjadi berulang-ulang, bisa saja terjadi kerusakan pada gendang telinga, tulang telinga, atau bahkan saraf pendengaran. Akibat hal tersebut, anak yang menderita otitis media bisa mengalami tuli sensorineural permanen.

Orang dengan masalah telinga kronis dan jangka panjang harus menghubungi otolaryngologist, atau spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan. Untuk informasi lebih lanjut tentang pengobatan flu  atau gangguan pendengaran, hubungi dokter atau profesional perawatan pendengaran.

Batuk dan pilek sebenarnya tak berbahaya dan memerlukan pengobatan khusus. Tapi, segera kunjungi dokter, ketika kondisi memburuk disertai dengan gejala, yaitu:

  • demam yang berlangsung lebih dari dua hari
  • sakit kepala hebat
  • kehilangan nafsu makan
  • sakit telinga
  • sesak napas

Pemeriksaan oleh dokter juga harus segera dilakukan, jika:

  1. gejala-gejala berlangsung lebih dari satu hari
  2. sakit di telinga terasa parah
  3. keluar cairan, baik nanah maupun darah dari telinga
  4. gejala dialami oleh bayi berusia kurang dari enam bulan
  5. bayi atau anak sulit tidur atau rewel setelah terserang pilek atau infeksi saluran pernapasan
Baca Juga :   Apakah Otitis Media Bisa Menyebabkan Tuli?

Sementara itu, karena memengaruhi pendengaran, evaluasi audiolog akan menilai tingkat keparahan gangguan pendengaran. Bahkan, pada anak yang sangat muda atau tidak kooperatif dan akan menunjukkan apakah ada gangguan telinga tengah.

Baca Juga : Kolesteatoma, Penyebab Gangguan Pendengaran Konduktif

Salah satu yang menyediakan layanan pemeriksaan pendengaran adalah Kasoem Hearing Center. Berfokus pada one stop solution for all hearing problem, Kasoem Hearing Center melayani pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan untuk anak-anak, dewasa hingga orang tua lanjut usia oleh audilog profesional.

Tak hanya itu, sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing Center menyediakan alat bantu pendengaran (ABD) dan cochlear implant untuk solusi berbagai masalah pendengaran.

Rate this post