Kotoran telinga memiliki peran penting untuk membuat telinga tetap sehat dan bersih. Karena, serumen, istilah lainnya memiliki sifat pelumas dan antibakteri. Hanya saja, akan menjadi masalah ketika menumpuk terlalu banyak di saluran telinga.

Bagaimana Telinga Menghasilkan Kotoran?

Serumen merupakan zat tidak berbahaya yang diproduksi oleh kelenjar kecil di liang telinga. Tugasnya membersihkan dan melindungi telinga dengan menjebak kuman agar tidak masuk lebih dalam ke dalam telinga, yang dapat menyebabkan infeksi telinga.

Serumen keluar dari telinga membawa serta sel kulit mati secara alami. Hal tersebut terbantu oleh gerakan rahang sehari-hari, seperti mengunyah dan berbicara. Artinya, kotoran telinga bisa ke luar sendiri dengan gerakan alami tubuh, tanpa perlu dikorek oleh alat apapun.

Warna Serumen

Dalam catatan Cleveland Clinic, serumen dari telinga sehat terdiri dari beberapa macam. Warna ini berhubungan juga dengan jenisnya, yaitu basah atau kering.

Kotoran Telinga Basah

Serumen basah terdiri dari berbagai warna, seperti kuning muda, warna madu, dan oranye-cokelat. Kotoran telinga basah ini biasanya lengket, seperti lem.

Kering

Serumen telinga yang kering cenderung berwarna keputihan atau abu-abu dan bersisik.

Genetik

Orang-orang keturunan Eropa dan Afrika kebanyakan memiliki serumen yang basah. Sementara itu, orang-orang keturunan Asia, Asia Timur, dan penduduk asli Amerika kebanyakan memiliki kotoran telinga yang kering.

Ini karena perbedaan genetik. Selain itu, orang dengan serumen basah lebih membutuhkan deodoran. Orang dengan serumen kering kekurangan bahan kimia yang membuat bau keringat.

Umumnya serumen berwarna lebih gelap berkaitan dengan usia yang lebih tua. Ini cenderung mengandung debu dan memiliki lebih banyak paparan udara. Namun, saat serumen lebih banyak keluar, seperti berisi nanah putih atau kehijauan, mau pun darah atau warna hitam segera hubungi penyedia layanan kesehatan.

Baca Juga :   Microtia Bilateral, saat Kedua Telinga Luar Tak Berbentuk Normal

Baca Juga : Ukuran Baterai Alat Bantu Dengar Beragam, Begini Cara Menentukannya

Apa Penyebab Banyaknya Kotoran Telinga?

Beberapa orang menghasilkan lebih banyak serumen daripada yang lain, tetapi bukan berarti telinganya tidak bersih. Ada kemungkinan, penumpukan serumen akibat hal seperti berikut.

  1. Memiliki saluran telinga yang sempit atau sangat berbulu
  2. Bekerja di tempat yang kotor atau berdebu
  3. Membersihkan telinga sendiri, yang dapat mendorongnya lebih jauh ke dalam telinga
  4. Memakai headphone atau alat bantu dengar secara teratur
  5. Lebih tua, karena serumen memang semakin keras seiring bertambahnya usia dan tidak mudah rontok

Gejala Penumpukan Kotoran Telinga

Dalam catatan healthdirect.gov.au, penumpukan serumen memiliki beberapa tanda, seperti:

  • perasaan penuh di telinga
  • sakit telinga dan nyeri, atau gatal
  • suara dering (juga dikenal sebagai tinitus )
  • masalah pendengaran, yang mungkin bisa terus memburuk
  • pusing
  • kotoran atau bau yang keluar dari telinga

Siapa yang Berisiko Mengalami Penumpukan Serumen?

Penumpukan serumen pada telinga bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada anak-anak dan dewasa. Adapun tanda-tanda pada anak-anak dan dewasa, yaitu sebagai berikut.

Anak-anak

Sekitar 10 persen anak-anak dengan telinga sehat bisa mengalami penumpukan serumen. Tanda-tanda adanya penumpukan serumen di antaranya menarik telinga, memasukkan benda ke dalam telinga atau masalah pendengaran. Jika ini terjadi, hubungi penyedia layanan kesehatan.

Orang Dewasa

Sementara itu, sekitar lima persen orang dewasa mengalami penumpukan serumen. Hanya saja, kebanyakan orang yang lebih tua. Apalagi, mereka memakai alat bantu dengar atau ABD jenis earmold. Karena, ABD merangsang produksi serumen sekaligus menghalangi migrasi alami serumen telinga keluar dari saluran telinga.

Mereka mungkin mengabaikan kondisi telinga mereka. Tapi, jika dibiarkan penumpukan serumen dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang signifikan. Maka dari itu, perlu penanganan serius.

Rate this post