Satu hingga lima anak dari setiap 10.000 kelahiran diperkirakan menderita microtia. Menurut Dokter Spesialis THT-KL (Telinga, Hidung, Tenggorokan-Kepala Leher) Rosa Falerina microtia adalah suatu keadaan yang mana ukuran daun telinga lebih kecil dari ukuran normal. Ini bisa terjadi unilateral (satu telinga) atau microtia bilateral (kedua telinga).

Microtia

Dalam catatan Children’s National Hospital, microtia adalah istilah medis untuk telinga yang tidak terbentuk sempurna. Tingkat keparahannya berkisar dari telinga terbentuk sebagian hingga gumpalan jaringan. Dalam kasus tertentu, microtia disertai dengan liang telinga sangat sempit atau hilang.

Jenis-jenis microtia

  • Grade I: Telinga sedikit lebih kecil dari biasanya, meskipun sebagian besar fitur normal
  • Grade II: Telinga luar kehilangan beberapa struktur dan saluran telinga mungkin tertutup (stenosis). Ini menyebabkan gangguan pendengaran.
  • Grade III: Telinga muncul seperti pembentukan tulang rawan kecil berbentuk kacang dan cuping telinga yang relatif terbentuk dengan baik. Tapi, liang telinga luar dan gendang telinga biasanya tidak ada.
  • Tingkat 4: Telinga luar tidak tumbuh atau hilang, dikenal sebagai anotia.

Mikrotia Unilateral

Kondisi ini biasanya unilateral, artinya hanya mempengaruhi satu telinga. Ini adalah bentuk yang paling umum. Sebab, 90 persen kasus mikrotia bersifat unilateral.

Dampak

Dalam kasus unilateral, anak-anak umumnya mempertahankan pendengaran penuh di telinga yang tidak terkena. Sementara itu, telinga microtia hanya dapat sebagian pendengaran.

Diagnosis

Bahkan jika liang telinga tertutup, suara dapat diserap ke dalam telinga bagian dalam yang masih berfungsi. Audiogram (tautan ke glosarium) harus dilakukan dalam beberapa bulan pertama kehidupan. Tes ini harus diulang pada interval tahunan. Seorang ahli radiologi akan mengevaluasi struktur telinga tengah dan saluran telinga menggunakan CT scan (tautan ke glosarium).

Baca Juga :   Penyebab Sakit Telinga pada Anak-anak, Kira-kira Apa saja?

Microtia Bilateral

Microtia bilateral adalah kondisi ketika kedua telinga mengalamai microtia. Ini merupakan kasus yang terjadi pada satu dari 25.000 kelahiran.

Dampak microtia bilateral

Dalam kasus bilateral, anak-anak berisiko mengalami gangguan pendengaran yang lebih besar. Dampak gangguan dengar tersebut, akan memengaruhi kemampuan anak berbicara.

Maka dari itu, anak-anak dengan microtia bilateral memerlukan intervensi lebih dini. Misalnya, audiogram direkomendasikan dalam beberapa hari pertama kehidupan. Tes harus diulang sampai hasil yang konsisten diperoleh. CT scan akan mengevaluasi apakah struktur telinga tengah dapat direkonstruksi melalui pembedahan.

Jika gangguan pendengaran parah, anak-anak dengan microtia bilateral dapat menggunakan alat bantu dengar penghantar tulang sebelum menjalani perawatan bedah.

Perawatan

Unilateral maupun microtia bilateral perlu perawatan untuk mengatasi kondisinya. Apalagi, jika memengaruhi pendengaran mereka. Itu akan menghambat kemampuan komunikasi si kecil dengan keluarga atau teman sebayanya kelak. Untuk itu, berikut perawatan bagi micotia.

Operasi microtia unilateral

Pasien dengan mikrotia unilateral biasanya tidak memerlukan alat bantu dengar. Mereka juga dapat berbicara secara normal. Jika ingin melakukan perbaikan, biasanya koreksi bedah telinga mulai usia 5 tahun, saat telinga berukuran 85 hingga 90 persen dari ukuran dewasa.

Ahli bedah lebih suka membangun telinga selengkap mungkin sebelum pasien mencapai kelas satu, karena anak-anak cenderung mulai lebih sering diejekoleh teman sebayanya pada usia itu. Namun, pembedahan juga dapat lebih awal atau lebih lambat, tergantung pada tingkat perkembangan pasien. Operasi dilakukan dalam serangkaian rekonstruksi telinga bertahap, dipisahkan sekitar enam hingga 12 bulan.

Perawatan mikrotia bilateral

Pasien mikrotia bilateral berbeda dengan unilateral. Sebab, mereka dapat mengalami gangguan pendengara. Sehingga, perawatan microtia bilateral akan seperti berikut.

Baca Juga :   Ini Gambar Telinga Luar yang Punya Struktur Kompleks

Alat bantu dengar

Anak-anak dengan microtia bilateral sering menggunakan alat bantu dengar penghantar tulang sebelum menjalani perawatan bedah.

Pembedahan

Operasi akan berjalan lebih awal, sekitar usia empat tahun, karena mereka memiliki gangguan pendengaran yang lebih besar. Hal tersebut perlu diperbaiki sesegera mungkin agar perkembangan bicara anak normal.

Proses pembedahan agak berbeda dengan mikrotia unilateral, karena ahli bedah tidak dapat mengoperasi kedua sisi sekaligus selama tahap pertama. Untuk tahap pertama, cangkok tulang rusuk untuk setiap telinga selama empat-enam minggu. Tiga tahap berikutnya dapat terjadi secara bersamaan. Kemudian setelah enam-12 bulan lagi, ahli bedah dapat memilih untuk mengebor saluran telinga untuk meningkatkan pendengaran.

Cari alat bantu dengar konduksi tulang untuk microtia bilateral?

Datang dan periksa gangguan pendengaran di Kasoem Hearing Center. Sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing Center menyediakan pelayanan masalah pendengaran hingga solusi untuk mengatasinya.

Berfokus pada one stop solution for all hearing problem, Kasoem Hearing Center melayani pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan oleh audilog profesional untuk bayi dan anak-anak hingga orang tua lanjut usia (lansia). Selain itu, tersedia layanan Auditory Verbal-therapy untuk menunjang anak-anak yang perlu memaksimalkan pendengaran seusai menggunakan alat bantu dengar.

Tak hanya itu, tersedia teknologi untuk gangguan dengar lain, meliputi alat bantu dengar (ABD), alat bantu dengar koduksi tulang (Baha) sampai cochlear implant (implan koklea). Hubungi Kasoem Care melalui 08118179910 untuk terhubung dengan layanan.

Rate this post