Microtia (mikrotia) merupakan kelainan bawaan yang menyebabkan telinga luar (daun telinga) kurang berkembang dan bentuknya tidak normal atau hilang. Kondisi ini terbagi menjadi beberapa derajat (grade). Salah satu yang umum adalah microtia grade 3. Seperti apa telinga dengan derajat tersebut?

Microtia

Microtia berasal dari bahasa latin, yakni micro dan otia yang berarti telinga kecil. Tak hanya ukuran daun telinga lebih kecil, mikrotia dapat menyebabkan pinna tak terbentuk sama sekali atau hilang (anotia).

Dalam catatan Centers for Disease Control and Prevention, spektrum keparahan mikrotia berkisar dari:

  • telinga luar yang sangat kecil didefinisikan sebagai panjang telinga memanjang di bawah minus dua SD dari rata-rata atau sekitar 3,3 cm pada bayi baru lahir cukup bulan dengan kelainan struktural minimal
  • hingga telinga yang terdiri dari beberapa struktur rudimenter
  • saluran telinga luar yang tidak ada atau tidak terlihat (atresia)

Microtia Grade

Berdasarkan tingkat keparahan, grade microtia terbagi menjadi empat, yaitu satu sampai empat. Kategori ini dilihat dari luasnya keterlibatan telinga luar dan atresia saluran luar.

Grade 1

  • Telinga kecil
  • Saluran telinga mungkin menyempit
  • Struktur dan bentuk telinga normal

Grade 2

  • Telinga kecil
  • Bebreapa komponen telinga hilang
  • Bentuknya sangat tidak normal
  • Telinga masih dapat dikenali

Microtia grade 3

  • Telinga terdiri dari massa vertikal jaringan lunak dan tulang rawan
  • Biasanya terkait dengan atresia, tak terbentuk saluran telinga luar

Grade 4

  • Paling ekstrim dan paling langka
  • Semua struktur telinga bagian luar hilang (anotia)

Microtia Grade 3

Microtia grade 3 adalah salah satu bentuk yang paling umum dari empat grade. Satu-satunya ciri yang tersisa hanyalah sisa cuping telinga kecil berbentuk kacang (mikrotia tipe lobular). Selain itu, microtia grade 3 biasanya saluran dan gendang telinga hilang. Dalam catatan Ausie Deaf Kids, mikrotia derajat III menyebabkan tuli konduktif.

Baca Juga :   Alat Bantu Dengar Konduksi Tulang Tanpa Operasi

Bagaimana microtia memengaruhi pendengaran?

Mikrotia terjadi pada sekitar satu dari 5.000 kelahiran, meskipun angkanya dapat bervariasi tergantung latar belakang etnis. Apakah microtia ini dapat memengaruhi pendengaran?

Ini tergantung pada bagian telinga mana yang terkena. Misalnya, ketika suara tidak dapat melewati telinga luar dan tengah secara efisien ke telinga bagian dalam (koklea dan saraf pendengaran) dapat menyebabkan tuli konduktif. Biasanya, ketulian sedang (40-70 dB) pada telinga yang terkena. Selain itu, tergantung telinga mana yang terserang, yaitu unilateral atau bilateral.

Microtia unilateral

Ini adalah bentuk yang paling umum. Jika mengalami ini, pendengaran pada telinga yang terdampak microtia akan terpengaruh. Sementara, telinga lainnya akan memiliki pendengaran penuh. Bahkan jika liang telinga tertutup, suara dapat diserap ke dalam telinga bagian dalam yang masih berfungsi.

Bilateral

Ini merupakan kasus yang terjadi pada satu dari 25.000 kelahiran. Dalam kasus bilateral, anak-anak berisiko mengalami gangguan pendengaran yang lebih besar. Dampak gangguan dengar tersebut, akan memengaruhi kemampuan anak berbicara.

Untuk mengetahui bagaimana microtia terdeteksi bisa dilakukan dengan dua cara, yakni sebelum melahirkan dan sesudah melahirkan. Caranya adalah sebagai berikut.

  1. Sebelum melahirkan. Menggambarkan posisi dan bentuk telinga mungkin memerlukan USG tiga dimensi. Bahkan jika ultrasonografi prenatal menunjukkan adanya mikrotia/anotia, diagnosis harus selalu dipastikan setelah kelahiran. Apabila konfirmasi tersebut tidak memungkinkan, misalnya karena terminasi kehamilan atau kematian janin yang tidak diperiksa, program harus mempunyai kriteria untuk menentukan apakah menerima atau tidak menerima suatu kasus hanya berdasarkan data prenatal.
  2. Setelah kelahiran. Mikrotia-anotia dapat dengan mudah dikenali dan diklasifikasikan berdasarkan pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Namun, perlu pencarian lebih yang memerlukan pencitraan lanjutan (CT atau MRI scan), pembedahan, atau otopsi untuk kelainan pada telinga tengah dan dalam jika berhubungan dengan derajat mikrotia yang lebih parah. Karena mikrotia (derajat kedua ke atas) berhubungan dengan gangguan pendengaran, harus melakukan evaluasi sesegera mungkin. Idealnya pada masa bayi baru lahir, sehingga bayi bisa mendapat perawatan yang tepat.
Baca Juga :   Mencegah Tinnitus? Lakukan Hal Ini

Jika microtia grade 3 menyebabkan gangguan pendengaran, Anda dapat melakukan tes pendengaran dan menemukan alat bantu dengar yang tepat. Salah satunya, di Kasoem Hearing Center. Sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing Center menyediakan pelayanan one stop solution for all hearing problem.

Kasoem Hearing Center melayani pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan serta teknologi untuk gangguan dengar, meliputi alat bantu dengar (ABD), alat bantu dengar koduksi tulang atau bone-anchored hearing aid (Baha) sampai cochlear implant (implan koklea).

Kasoem Hearing Center pun melayani terapi memaksimalkan pendengaran dengan Auditory Verbal-therapy (AVT) untuk menunjang anak-anak. Hubungi Kasoem Care melalui 08118179910 untuk terhubung dengan layanan atau kunjungi cabang terdekat di kotamu!

Rate this post