Paul Stanley, vokalis salah satu band terlama dan tersukses di dunia, KISS terlahir dengan microtia. Kondisi itu menimpa telinga kanannya. Bagaimana kisah Paul Stanley microtia?

Paul Stanley Microtia

Paul Stanley microtia sejak lahir ke dunia. Pengakuan tersebut ia beberkan saat wawancara dengan Dan Rather di The Big Interview seperti dilansir dari People. Ia mengatakan terlahir tuli di sisi kanan dan cacat lahir. Pada dasarnya, Paul Stanley microtia karena tidak memiliki telinga dan hanya ada kumpulan tulang rawan yang kusut.

Apa itu microtia?

Microtia merupakan istilah yang menggambarkan ukuran telinga luar atau daun telinga (pinna) tampak lebih kecil dari ukuran normal. Bukan hanya ukuran, kelainan bawaan lahir ini pun dapat menyebabkan pinna tak terbentuk sama sekali. Bahkan, tidak memiliki saluran telinga (atresia).

Adapun klasifikasi microtia terbagi menjadi empat, yaitu sebagai berikut.

  • Grade I. Ukuran telinga lebih kecil dari biasanya dengan fitur utama telinga normal. Meskipun demikian, ada sedikit perubahan bentuk.
  • Grade II. Beberapa ciri telinga hilang, biasanya masih ada lobulus dan sisa helix dan antihelix. Mikrotia tingkat 2 terkadang disebut “mikrotia tipe conchal.” Saluran telinga mungkin ada, tapi seringkali sangat sempit (stenosis saluran).
  • Grade III. Ini adalah jenis mikrotia yang paling umum, yang mana satu-satunya fitur yang tersisa adalah sisa cuping telinga kecil berbentuk kacang. Mikrotia tingkat 3 terkadang disebut “mikrotia tipe lobular” dengan saluran telinga yang hilang (aural atresia).
  • Grade IV. Tidak adanya telinga luar sama sekali tanpa sisa apapun. Ini disebut “anotia”, dan sebenarnya jarang terlihat dalam kasus microtia.

Microtia Membuat Paul Stanley Tuli Satu Sisi

Dalam The Starchild : The Story Of Paul Stanley And His Battle With Microtia And Atresia, Intermingling Communities and Changing Cultures, Paul Stanley menerbitkan memoar Face The Music: A Life in the Making pada 22 April 2014. Dalam buku tersebut, ia mengaku berjuang melawan masalah pendengaran dini karena kondisi genetik Mikrotia Level 3 dan ketulian di telinga kanannya.

Baca Juga :   Tingkat Kebisingan ketika Menggunakan Headphone

Manusia mendengar melalui dua jalan. Pertama adalah daun telinga menangkap suara, kemudian mengarahkan suara ke liang telinga. Artinya, ketika telinga bagian luar atau daun telinga menerima suara, ia akan meneruskan melalui liang telinga untuk sampai ke telinga tengah, lalu ke telinga bagian dalam atau koklea.

Seseorang juga dapat mendengar suara, saat digetarkan melalui tulang kepala sampai ke rumah siput. Artinya, mendengar melalui getaran tulang kepala dan tidak melalui liang telinga.

Jika, bayi baru lahir mengalami microtia yang disertai dengan atresia atau stenosis, tentu saja liang telinganya tidak terbentuk atau normal. Sehingga, terjadi hambatan saat mendengar. Karena, suara terganggu atau tak dapat merambat melalui liang telinga.

Menurut Dokter Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan-Kepala Leher (THT-KL) Rosa Falerina, ketika pasien ini tidak terbentuk liang tentu saja akan terjadi penurunan pendengaran. Tetapi, belum tentu gangguan pendengaran total.

Paul Stanley Menangani Microtia dengan Alat Bantu Dengar

Paul Stanley microtia dan menderita tuli satu sisi pada telinga kanan. Jadi, Paul Stanley mencoba menggunakan alat bantu dengar implan pada 1982. Namun, karena kesulitan, pada 1982, ia menjalani operasi rekonstruksi oleh Dr. Frederick Rueckert dari New Hampshire.

Rueckert mengeluarkan potongan tulang rawan dari tulang rusuk Stanley dan membentuknya menjadi telinga. Legendaris Rock ini pun bersyukur karena dibuatkan telinga kanan saya dari tulang rusuk.

Optimalkan Pendengaran Microtia dengan Alat Bantu Dengar Hantaran Tulang

Orang dengan microtia dapat mengoptimalkan pendengaran. Caranya, dengan menggunakan alat bantu dengar hantaran tulang. Khusunya, untuk kasus microtia yang tidak terbentuk liang atau mungkin liangnya sempit (stenosis).

BAHA bekerja dengan mentransmisikan suara melalui tulang tengkorak sebagai getaran langsung ke telinga bagian dalam yang berfungsi paling baik. Ini memungkinkan pendengaran yang jelas dan langsung.

Baca Juga :   Apa itu Atresia Telinga?

Tertarik dengan teknologi alat bantu dengar hantaran tulang?

Diskusi dengan profesional di bidangnya mengenai Anchored Hearing Aid (BAHA), seperti Kasoem Hearing Center. Sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing Center juga menyediakan teknologi untuk gangguan pendengaran lain, meliputi alat bantu dengar (ABD) sampai cochlear implant (implan koklea).

Berfokus pada one stop solution for all hearing problem, Kasoem Hearing Center menyediakan pemeriksaan hingga solusi alat bantu pendengaran. Pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan oleh audilog profesional untuk bayi dan anak-anak hingga orang tua lanjut usia (lansia). Segera buat janji temu dengan menghubungi Kasoem Care melalui 08118179910, untuk mengatasi masalah pendengaran Anda.

Rate this post