Microtia adalah kondisi telinga tidak terbentuk dengan baik dan ukurannya lebih kecil dari yang normal. Kelainan bawaan ini ditandai dengan perubahan kecil hingga tidak ada daun telinga. Berdasarkan perbedaan ukurannya, microtia terbagi menjadi beberapa tingkat. Salah satunya, grade 1 microtia.

Microtia

Kata microtia berasal dari bahasa latin, “micro” dan “otia”berarti “telinga kecil”. Dalam catatan Stanford Medicine, Children’s Health, 90 persen kasus kelainan bawaan ini pria. Microtia menggambarkan telinga luar. Tapi, kondisi ini sering dikaitkan dengan tidak adanya saluran telinga (atresia kanal atau atresia aural) atau saluran telinga yang sangat sempit (stenosis saluran).

Empat Grade Microtia

Penampilan telinga luar mcirotia bermacam-macam. Bisa saja, ada perubahan kecil, misalnya ukuran telinga lebih kecil dari perkiraan hingga mikrotia klasik yang tidak memiliki pinna (daun telinga). Maka dari itu, ini terbagi menjadi empat grade, yaitu sebagai berikut.

Grade 1 microtia

Telinga lebih kecil dari telinga normal tetapi ciri-ciri utama telinga normal tetap ada, meskipun mungkin ada sedikit perubahan bentuk atau ukuran

Tingkat 2

Beberapa fitur telinga hilang, meski biasanya sebagian besar dua pertiga bagian bawah telinga masih ada. Mikrotia tingkat 2 kadang-kadang disebut “mikrotia tipe conchal.” Saluran telinga mungkin ada, namun seringkali sangat sempit (stenosis saluran)

Tingkat 3

Ini adalah jenis mikrotia yang paling umum, karena satu-satunya ciri yang tersisa hanyalah sisa cuping telinga kecil berbentuk kacang. Mikrotia tingkat 3 kadang-kadang disebut “mikrotia tipe lobular.” Saluran telinga biasanya tidak ada sama sekali (atresia aural)

Derajat 4

Telinga luar tidak ada sama sekali tanpa sisa. Ini disebut “anotia”, dan jarang terlihat

Grade 1 Microtia

Grade 1 microtia menurut Centers for Disease Control and Prevention, disebut dengan tipe 1. Ini merupakan bentuk paling ringan. Sebab, telinga tetap mempertahankan bentuk normalnya, namun lebih kecil dari biasanya.

Apakah microtia memengaruhi pendengaran?

Bentuk telinga luar yang normal penting untuk memainkan peran dalam menangkap dan menyaring frekuensi tertentu. Selain itu, membantu mencapai lokalikasi suara. Dengan begitu, dapat mengetahui dari arah mana sumber suara. Lalu, apakah suara bergerak mendekati atau menjauhi lokasi pendengarnya.

Ketika ada perubahan bentuk pada telinga, misalnya grade 1 microtia perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Sebab, dalam jurnal kesehatan berjudul Evaluation of Human Ear Anatomy and Functionality by Axiomatic Design Pratap Sriram Sundar, Chandan Chowdhury, dan Sagar Kamarthi yang dipublish melalui PubMed Central, National Library of Medicine, bentuk daun telinga (pinna) yang asimetris menyebabkan penundaan pada jalur suara untuk membantu kita mencapai lokalisasi suara.

Tapi, secara umum, menurut Children’s National, microtia dapat berdampak pada kondisi seperti berikut.

  1. Gangguan pendengaran. Selain kelainan penglihatan pada telinga, anak-anak dengan mikrotia sering kali mengalami gangguan pendengaran karena tertutup atau tidaknya saluran telinga luar. Gangguan pendengaran ini dapat mempengaruhi perkembangan bicara anak.
  2. Infeksi telinga. Anak-anak dengan mikrotia mungkin juga mengalami infeksi telinga.
  3. Kepercayaan diri. Bahkan jika seorang anak tidak menderita gangguan pendengaran, perasaan tidak sadar diri dapat berkembang. Anak-anak biasanya menyadari perbedaan dalam tubuh mereka sekitar usia empat atau lima tahun. Pada usia enam atau tujuh tahun, anak-anak mungkin menggoda anak-anak lain yang terlihat tidak “normal”. Anak dengan mikrotia mungkin merasa minder dan tidak mampu.

Periksa Pendengaranmu!

Untuk memastikan apakah memengaruhi pendengaran atau tidak, lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis atau datang ke Kasoem Hearing Center. Sebagai satu-satunya hearing center di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015, Kasoem Hearing Center menyediakan pelayanan one stop solution for all hearing problem.

Di sana tersedia layanan pemeriksaan pendengaran dan keseimbangan oleh audilog profesional untuk bayi dan anak-anak hingga orang tua lanjut usia (lansia). Selain itu, tersedia teknologi untuk gangguan dengar lain, meliputi alat bantu dengar (ABD), alat bantu dengar koduksi tulang atau bone anchored hearing aid (Baha) sampai cochlear implant (implan koklea).

Tak hanya itu, Kasoem Hearing Center menyediakan layanan Auditory Verbal-therapy (AVT) untuk menunjang anak-anak yang perlu memaksimalkan pendengaran seusai menggunakan alat bantu dengar. Hubungi Kasoem Care melalui virtual assistant berbasis artificial intelegent, Hearing Bestie (HESTI) atau kunjungi cabang terdekat di kotamu!

Rate this post