Microtia adalah istilah untuk kelainan telinga bagian luar. Berdasarkan tingkat keparahan, ini terbagi menjadi empat tingkatan. Salah satu bentuknya mild microtia. Apakah bentuk tersebut menyebabkan gangguan pendengaran?

Microtia

Sekitar satu bayi dari setiap 8.000-10.000 kelahiran mengalami microtia. Microtia (mikrotia) berasal dari bahasa latin, yaitu micro dan otia. Artinya, telinga kecil.

Kelainan telinga bagian luar ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Biasanya memengaruhi satu sisi (unilateral) pada telinga kanan. Tapi, sekitar satu dari sepuluh anak yang menderita mikrotia terkena pada kedua sisinya (bilateral).

Derajat Microtia

Tingkat keparahan malforasi telinga luar ini bervariasi. Menurut Ausie Deaf Kids, kondisi telinga anak bisa merupakan perubahan yang sangat kecil atau microtia mild yang tergolong ringan, seperti telinga yang lebih kecil dari ukuran normal. Bisa juga, parah ‘mikrotia klasik’, ketika tak terbentuk daun telinga dan tidak adanya meatus auditorius eksternal (liang telinga).

Ini karena telinga luar bayi dan liang telinga berkembang bersamaan selama kehamilan. Dalam beberapa kasus, liang telinga dapat terlihat normal dari luar tetapi berakhir di ‘jalan buntu’ di dalamnya.

  • Derajat I: Kondisi ini menyebabkan telinga berukuran agak kecil dengan struktur yang masih dapat dikenali. Liang telinga kecil namun ada. Mikrotia derajat I biasanya tidak dikaitkan dengan ketulian.
  • Derajat II: Daun telinga sebagian dengan liang telinga tertutup. Mikrotia derajat II menyebabkan gangguan pendengaran konduktif.
  • Derajat III: Daun telinga, liang telinga, dan gendang telinga hilang. Mungkin ada lobus kecil berbentuk kacang di dekat tempat daun telinga seharusnya berada. Mikrotia derajat III menyebabkan tuli konduktif.
  • Tingkat IV: Mungkin dikenal sebagai anotia dan berarti ‘tidak ada telinga’. Artinya, telinga luar tidak terbentuk sama sekali. Kemungkinan, kondisi ini disertai dengan tidak adanya liang telinga.

Microtia Mild

Microtia mild tergolong pada derajat I. Kondisi ini menyebabkan telinga berukuran agak kecil dengan struktur yang masih dapat dikenali. Liang telinga kecil namun ada.

Apakah microtia mild menyebabkan gangguan pendengaran?

Microtia mild tergolong derajat I biasanya tidak dikaitkan dengan gangguan pendengaran. Karena, ciri utama telinga normal tetap ada. Meski, mungkin ada sedikit perubahan pada bentuk atau wujudnya.

Jika ada gangguan pendengaran, ini terjadi ketika anak mengalami mikrotia dan atresia. Mereka akan mengalami ganguan pendengaran sedang (40-70 dB) pada telinga yang terpengaruh, akibat:

  • malformasi tulang telinga tengah (maleus, inkus, dan stapes yang secara kolektif dikenal sebagai tulang-tulang pendengaran)
  • kelainan telinga tengah lainnya
  • perkembangan tulang yang mengelilingi telinga (tulang mastoid) yang tidak lengkap sehingga menyebabkan buruknya sirkulasi udara di telinga tengah

Adapun jenis gangguan pendengaran yang dapat menyerang, yakni sebagai berikut.

  1. Gangguan pendengaran konduktif, yaitu gangguan dengar karena suara tidak dapat melewati telinga luar dan tengah ke telinga bagian dalam (koklea dan saraf pendengaran)
  2. Gangguan pendengaran sensorineural, yaitu kerusakan pada telinga bagian dalam atau saraf pendengaran (saraf yang membawa sinyal listrik dari koklea ke otak), sehingga suara tak dapat sampai ke otak untuk diterjemahkan
  3. Gangguan pendengaran campuran terjadi ketika memiliki gangguan konduktif juga memiliki tuli sensorineural

Bagaimana perawatan microtia mild?

Penanganan untuk microtia mild sampai berat tergantung kondisinya. Jika pendengaran terpengaruh, bisa menggunakan alat bantu dengar konvensional sampai alat bantu dengar konduksi tulang atau bone anchored hearing aid (BAHA).

Sementara itu, untuk memperbaiki penampilan dan pendengaran bisa menjalani operasi berupa:

  1. rekonstruksi autogenous (Rekonstruksi Cangkok Tulang Rusuk atau Rib Graft Reconstruction)
  2. rekonstruksi menggunakan kerangka buatan (Rekonstruksi Medpor atau Medpor Reconstruction)
  3. telinga palsu

Apapun pilihan untuk perawatan, pastikan untuk diskusi dengan dokter terkait. Sebab, sangat penting untuk mendiskusikan perawatan yang tepat agar bermanfaat di masa depan.

Rate this post